BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Geografi
Menurut
Eratosthenes,geografi berasal dari dua kata,yaaitu geo yang diartikan
bumi dan grafi yang diartikan gambaran. Secara harfiah, geografi dapat
diartikan sebagai sebuah ilmu yang menggambarkan, menjelaskan, atau menerangkan
tentang bumi. Erastotenes merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan
istilah geografi sebagai sebuh bidang ilmu yang mempelajari tentang lingkungan.
Atas jasanya tersebut, Erastotenes dianggap sebagai peletak dasar ilmu
geografi. (Nur Wahyudi dan Tri Haryanto, 2006)
Geografi adalah ilmu yang mempelajari
tentang fenomena yang ada di permukaan bumi, baik yang berupa fisik
maupun yang menyangut kehidupan makhluk hidup yang ada di bumi. Menurut Prof. Bintarto (1981), geografi adalah ilmu yang mempelajari kausal
gejala-gejala di permukaan bumi, baik yang bersifat fisik maupun yang
menyangkut kehidupan makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan
keruangan, lingkungan, dan regional untuk kepentingan program, proses, dan
keberhasilan pembangunan.
Geografi juga
mempelajari tentang seluruh sifat-sifat dan gejalagejala yang mungkin muncul di
permukaan bumi yang mungkin mengalami perubahan dikarenakan sifat yang tidak
statis, selalu berubah sesuai dengan keadaan yang ada, seperti cuaca atau iklim
serta kesuburan tanah yang tidak selamanya akan seperti sekarang ini. Hal ini
sesuai dengan pandangan Vernor E. Finch dan Glen Trewartha (1980) yang
menyatakan bahwa Geografi adalah deskripsi dan penjelasan yang menganalisis
permukaan bumi dan pandangannya tentang hal yang selalu berubah dan dinamis,
tidak statis dan tetap. Pendapat Vernor E. Finch dan Glen Trewartha diperkuat
oleh pendapat ahli lainnya yang menyatakan bahwa geografi adalah suatu ilmu
yang mampu menjelaskan tentang sifat-sifat variabel permukaan bumi secara
teliti, beraturan, dan rasional. (Hartshorne, 1960)
Namun ada juga yang mengatakan bahwa geografi merupakan suatu penyajian melalui peta dari sebagian dan seluruh permukaan bumi
(Claudius Ptolomaeus). Pendapat ini dapat juga dikatakan benar karena permukaan
bumi ini dapat dilihat dengan menggunakan peta yang merupakan hasil penyajian
dari bumi ini. Selain peta, bola dunia juga dapat dijadikan sebagai hasil
penyajian dari permukaan bumi.
Sehingga dari
pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa geografi adalah suatu
ilmu yang mempelajari, menggambarkan, menjelaskan, atau menerangkan tentang
fenomena baik sifat maupun gejala yang ada di permukaan bumi yang bersifat
dinamis dan selalu berubah yang dapat disajikan dalam bentuk peta maupun bola
dunia.
2.2 Ruang Lingkup
Geografi
Sebutan geografi sebagai ilmu pengetahuan cukup banyak, antara lain:
1) Geografi sebagai ilmu
holistik yang mempelajari fenomena di permukaan bumi secara utuh menyeluruh;
2) Geografi adalah ilmu
analitis dan sintesis, yang memadukan unsur lingkungan fisikal dengan unsur
manusia; dan
3) Geografi adalah ilmu
wilayah yang mempelajari sumberdaya wilayah secara komprehensif.
Tiga sebutan geografi tersebut yang menjadi landasan untuk membahas
kajian geografi yang mampu merespon permalasalahan lingkungan yang berdimensi
lokal hingga global. Pertanyaan pemandu untuk mengetahui ruang lingkup kajian
Geografi pada umumnya adalah:
a)
Apa (what),
b)
Dimana
(where),
c)
Berapa (how
long/how much),
d)
Mengapa (why),
e)
Bagaimana
(how),
f)
Kapan (when),
g)
Siapa (who).
(Widoyo Alfandi, 2001)
Pertanyaan
pemandu yang mencerminkan bahwa geografi itu adalah holistik, sintesis dan
kewilayahan adalah sebagai berikut:
a)
Apa, dimana dan
kapan (what, where and when)
Pertanyaan
ini menuntun kita untuk mengetahui fenomena geografis dan distribusi spasialnya
pada suatu wilayah, serta kapan terjadinya.
b)
Bagaimana dan
mengapa ( how and why)
Pertanyaan ini bersifat analitis
untuk mengetahui sistem, proses, perilaku, ketergantungan, organisasi spasial
dan interaksi antar komponen pembentuk geosfer.
c)
Apakah dampaknya
(what is the impact)
Pertanyaan
bersifat analistis, sintesis untuk mengevaluasi fenomena geografi yang
mengalami perubahan baik oleh proses alam maupun oleh hasil interaksi antara
manusia dengan lingkungan alamnya.
d)
Bagaimana
seharusnya (how ought to )
Pertanyaan
ini menjurus ke sintesis dan evaluasi untuk pemecahan permasalahan lingkungan
suatu wilayah dan memberikan keputusan dalam pengelolaan sumberdaya dan
lingkungan.
Rhoad Murphey merumuskan tiga pokok ruang
lingkup studi geografi, yaitu sebagai berikut:
- Persebaran dan keterbatasan penduduk di muka bumi
dengan sejumlah aspek keruangan serta bagaimana manusia memanfaatkanya.
- Interaksi
antara manusia dan lingkungan fisik merupakan salah satu bagian dari
keragaman wilayah.
- Kajian
terhadap region atau wilayah.
Berdasarkan pengertian geografi
yang telah di jelaskan sebelumnya menunjukkan bahwa yang dipelajari dalam
geografi ternyata sangat luas. Oleh
karena itu, perlu adanya batasan yang menjadi ruang lingkup bahasan geografi.
Ruang lingkup bahasan geografi terdiri dari 3 bagian. yaitu sebagai berikut:
- Geografi
Fisik
Geografi fisik menyangkut keadaan
lingkungan alam di luar manusia seperti gejala-gejala alam di geosfer yang
meliputi atmosfer. litosfer, hidrosfer, dan biosfer, Gejala-gejala alam tersebut
berkaitan dengan bentuk, relief, iklim, dan segala sesuatu tentang bumi serta
tentang proses-proses fisik yang terjadi darat, laut, dan udara yang
berpengaruh pada kelangsungan hidup manusia.
- Geografi
Sosial
Aspek lingkungan sosial meliputi
permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan aktivitas manusia di dalam
ruang, yang mencakup aktivitas sebagai mahluk sosial yang harus berinteraksi
dengan yang lainnya, aktivitas ekonomi untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya,
dan budayanya yang mencerminkan perkembangan kemampuan manusia berupa hasil
pemikiran manusia dalam bentuk karya cipta. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa geografi (geografi manusia) mempelajari dampak aktivitas manusia terhadap
lingkungan dan dampak lingkungan terhadap manusia,
- Geografi
Regional
Geografi regional mempelajari
topik atau bahasan khususnya yang mencakup suatu daerah atau wilayah tertentu.
Geografi regional merupakan bahasan yang menyeluruh, baik dari aspek fisik
maupun sosial.
2.3 Tujuan Geografi
Secara umum, tujuan geografi dapat dibedakan berdasarkan 3 aspek sebagai
berikut:
1. Aspek pengetahuan
Dalam aspek pengetahuan, geografi bertujuan untuk:
a. Mengembangkan konsep dasar geografi yang berkaitan dengan pola keruangan
dan prosesnya;
b. Mengembangkan pengetahuan, peluang dan keterbatasan sumber daya alam
untuk dimanfaatkan;
c. Mengembangkan konsep
dasar geografi yang terkait dengan lingkungan sekitar dan wilayah negara atau
dunia.
2. Aspek keterampilan
Dalam aspek keterampilan, geografi memiliki tujuan
yaitu:
a. Mengembangkan keterampilan
mengamati lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan binaan;
b.
Mengembangkan keterampilan untuk mengumpulkan
dan mencatat data atau informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan;
c.
Mengembangkan keterampilan analisis, sintesis,
kecenderungan, dan hasil-hasil dari interaksi berbagai gejala geografis.
3. Aspek sikap
Sebagai sikap, geografi bertujuan untuk:
a.
Menumbuhkan kesadaran terhadap perubahan
fenomena geografi yang terjadi di lingkungan sekitar;
b. Mengembangkan sikap
melindungi dan tanggung jawab terhadap kualitas lingkungan hidup;
c. Mengembangkan
kepekaan terhadap permasalahan dalam pemanfaatan sumber daya;
d.
Mengembangkan sikap toleransi terhadap
perbedaan sosial dan budaya;
e.
Mewujudkan rasa cinta tanah air dan persatuan
bangsa.
2.4
Konsep Dasar Geografi
Konsep adalah
pengertian dari sekelompok fenomena/gejala-gejala, sehingga dapat dipakai untuk
menggambarkan berbagai gejala/fenomena yang sama. Dalam Seminar Lokakarya IGI
Semarang mengemukakan 10 konsep esensial (dasar) geografi, yaitu:
1.
Konsep Lokasi
Yaitu letak
atau tempat dimana salinan dari fenomena geografi terjadi. Letak tersebut
dibedakan menjadi beberapa letak berdasarkan tinjauan tertentu, di antaranya:
a)
Letak absolute: Letak suatu tempat ditinjau dari letak astronomis
(lintang dan bujur). Contoh Indonesia terletak antara
950 BT-1410 BT dan 60LU-110LS.
b)
Letak relatif:
Letak suatu tempat ditinjau dari tempat yang lain. Contoh Indonesia berada di
antara benua Asia dan Australia.
2. Konsep Jarak
Yaitu ruang atau sela yang dapat menghubungkan
antara dua lokasi atau dua objek dan dihitung melalui hitungan panjang maupun
waktu. Konsep jarak dibagi menjadi dua yaitu:
a)
Jarak absolut
atau jarak mutlak: ruang atau sela antara dua lokasi yang digambarkan atau
dijelaskan melalui ukuran anjang dalam satuan ukuran meter, kilometer, dsd.
Jarak mutlak merupakan jarak yang tetap dan tidak bisa berubah-ubah. Contoh
jarak antara kota A dan B adalah 150 km.
b)
Jarak relatif: ruang atau sela antara dua tempat dengan pertimbangan
tertentu misal waktu, aksesibilitas dan biaya. Contoh: Jarak
antara kota A dan B ditempuh dengan waktu 3 jam menggunakan kendaraan bermotor.
3. Konsep Keterjangkauan
Yaitu jarak yang mampu dicapai
dengan maksimum dari satu wilayah ke wilayah lain. Keterjangkauan tidak hanya tergantung pada jarak saja tetapi juga
tergantung pada sarana prasarana penunjang. Contoh: untuk menuju Semarang lebih
mudah dari Solo di banding dari Karimunjawa, karena sarana dan prasarana
transportasi Solo-Semarang lebih mudah.
4. Konsep Pola
Yaitu bentuk, struktur,
dan persebaran fenomena atau kejadian di permukaan bumi, baik gejala alam
maupun gejala social. Contoh: Pola permukiman di pegunungan menyebar, pola
permukiman di pantai sesuai garis pantai.
5. Konsep Morfologi
Yaitu konsep yangmenjelaskan tentang struktur
luar dari batu-batuan yang tersusun membentuk morfologi permukaan bumi seperti
pantai, dataran tingggi, dataran rendah, pegungungan, lembah, dsb. Contoh: Jakarta
merupakan dataran rendah sedangkan Bandung merupakan dataran tinggi.
6. Konsep Aglomerasi
Yaitu suatu fenomena yang terkelompok menjadi
satu bentuk atau struktur. Misalnya pengelompokan industry, pengelompokan
permukiman.
7. Konsep Nilai Kegunaan
Yaitu nilai suatu tempat mempunyai kegunaan
yang berbeda-beda dilihat dari fungsinya. Misalnya: tempat wisata memiliki
manfaat yang berbeda.
8. Konsep Interaksi dan Interdependensi
Yaitu konsep yag menunjukkan keterkaitan dan
ketergantugan satu daerah dengan daerah lain untuk saling memenuhi
kebutuhannya. Misalnya: Kota membutuhkan hasil pertanian sedangkan di desa
membutuhkan pakaian sehingga saling membutuhkan.
9. Konsep Deferensiasi Areal
Yaitu fenomena yang
berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya atau kekhasan suatu tempat. Misalnya,
di pantai penghasil garam sedangkan pertanian daratan tinggi penghasil sayuran.
10. Konsep Keterkaitan Keruangan (Asosiasi)
Yaitu menunjukkan derajat keterkaitan antar
wilayah, baik mengenai alam atau sosialnya dan mendorong terjadinya interaksi
sebab-akibat antar wilayah. Misalnya: Lalu-lintas di sekitar Jakarta selalu macet
karena adanya mobilitas penglaju (pekerja) yang rumahnya di pinggiran Jakarta
(Bodetabek) tetapi bekerja di Jakarta.
2.5
Implementasi Konsep Geografi Dalam Kehidupan Masyarakat
Implementasi geografi adalah berupa hasil studi geografi yang dapat
digunakan untuk membantu masyarakat dalam memecahkan masalah sosial yang
berkaitan dengan lingkungan. Contoh: di Indonesia sebagian penduduknya bermata
pencaharian di sector pertanian, oleh karena itu sector pertanian menduduki
tempat paling penting di negeri ini.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
pemaparan mengenai geografi di atas dapat disimpulkan bahwa geografi adalah
suatu ilmu yang mempelajari, menggambarkan, menjelaskan, atau menerangkan
tentang fenomena baik sifat maupun gejala yang ada di permukaan bumi yang
bersifat dinamis dan selalu berubah yang dapat disajikan dalam bentuk peta
maupun bola dunia. Ruang lingkup geografi merupakan semua hal yang ada di
permukaan bumi baik berupa sifat, gejala, maupun fenomena alam dan sosial di
suatu wilayah. Tujuan geografi dapat dibedakan sesuai aspek-aspek tertentu, sepeti aspek
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dalam konsep dasar geografi ada 10 macam
kosep yaitu konsep lokasi, jarak, keterjangkauan, pola, morfologi, aglomerasi,
nilai kegunaan, interaksi dan interdependensi, deferensiasi areal, dan keterkaitan
keruangan (asosiasi). Kosep
dasar geografi memiliki dampak (implementasi) positif dan negatif dalam
kehiduan masyarakat.
3.2 Saran
Kita sebagai makhluk sosial,
khususnya sebagai calon guru sangat penting untuk mengetahui berbagai aspek
bahasa, karena kita akan selalu menggunakan bahasa dalam berhubungan dan
berkomunikasi kepada murid maupun kepada masyarakat. Sehingga kita dapat menggunakan bahasa yang sesuai dengan keadaan dan
situasi yang akan kita temui.
DAFTAR PUSTAKA
Bintarto, 1981. Suatu Tijauan Filsafat Geografi dalam Seminar
Peningkatan Relevansi Metode Penelitian Geografi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Nuzula, Yorsi. 2009. Konsep-konsep Dasar Geografi. (Online) Http://Konsep-konsep-dasar-geografi. Diakses pada 06 Maret 2016
Seminar lokakarya (Semlok) IGI. 1988. Konsep-konsep
Dasar Geografi. Semarang
Wahyudi, Nur dan Tri Haryanto. 2006. Geografi Kelas
X SMA/MA. Klaten: Cempaka Putih
Widoyo
Alfandi. 2001. Epistemologi
Geografi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press