Nama :
1. Dika Ayu Rahmawati
2. Idris Efendi
Kelompok : 14
Pentingnya Harapan Dan Doa
A. Harapan
Harapan berasal
dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi
atau sesuatu yang belum terwujud.Kata orang manusia tanpa harapan adalah
manusia yang mati sebelum waktu-nya.Bisa jadi, karena harapan adalah sesuatu
yang hendak kita raih dan terpampang dimuka. Hampir sama dengan visi walau dalam spektrum sederhana, harapan
merupakan cip-taan yang kita buat sebagai sesuatu yang hendak kita raih. Jadi
hidup tanpa harapan adalah hidup tanpa visi dan tujuan.Maka bila manusia yang
hidup tanpa harapan pada hakekatnya dia sudah mati.Harapan bukanlah sesuatu
yang terucap dimulut saja tetapi juga berangkat dari usaha.Dia adalah
ke-cenderungan batin untuk membuat sebuah rencana aksi, peristiwa, atau sesuatu
menjadi lebih bagus.Sederhananya, harapan membuat kita berpikir untuk melakukan
sesuatu yang lebih baik untuk meraih sesuatu yang lebih baik.
Harapan dan rasa optimis juga memberikan kita
kekuatan untuk melawan setiap hambatan.Seolah kita selalu mendapatkan jalam
keluar untuk setiap masalah.Seolah kita punya kekuatan yang lebih untuk siap
menghadapi resiko.Ini kita sebut sebagai perlawanan.Orang yang hidup tanpa
optimisme dan cenderung pasrah pada realita maka dia cenderung untuk bersikap
pasif.
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial.
Setiap lahir ke dunia langusung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di
tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu
manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah - tengah manusia lain
itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang balk fisik/jasmani maupun mental/
spiritualnya. Ada dua hal yabg mendorong orang hidup bergaul dengan manusia
lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
1. Dorongan Kodrat
Kodrat adalah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah
yang sudah terwujud dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya
menangis, tertawa, sedih, dan bahagia. Dalam diri manusia masing-masing sudah
terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup
bermasyarakat, dan hidup bersama dengan manusia lain. Dengan kodrat inilah,
manusia memiliki harapan.
2. Dorongan Kebutuhan Hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai
bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besamya
dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan
jasmaniah misalnya makan, minum, pakaian, rumah (sandang, pangan, dan papan),
ketenangan, hiburan, dan keberhasilan. Untuk memenuhi semua kebutuhan itu
manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan, kemampuan manusia
sangat terbatas, baik kemampuan fisik/jasmaniah maupun kemampuan
berpikirnya.
Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan
kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu
adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Abraham Maslow
sesuai dengan kodratnya, harapan manusia atau kebutuhan manusia itu ialah :
a.
kelangsungan
hidup (survival),
Untuk
melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan sandang, pangan dan papan (tempat
tinggal). Kebutuhan kelangsungan hidup ini terlihat sejak bayi lahir.
Setiap bayi begitu lahir di bumi menangis; ia telah mengharapkan diberi
makan/minum. Kebutuhan akan makan/minum ini terus berkembang sesuai dengan
perkembangan hidup manusia. Sandang, semula hanya berupa perlindungan/kemanan,
untuk melindungi dirinya dari cuaca. Tetapi dalam perkembangan hidupnya,
sandang tidak hanya sebagai perlindungan kemanan, tetapi lebih cenderung kepada kebutuhan lain. Peran yang dimaksud adalah tempat tinggal atau
rumah. Rumah kebutuhan primer manusia, karena rumah itu sebagai tempat
berlindung, dari panas, gelap, dan sebagainya. Untuk mencukupi kebutuhan
pangan, sandang, dan papan itu, maka manusia sejak kecil telah mulai belajar.
Dengan pengetahuan yang tinggi harapan memperoleh pangan, sandang, dan
papan yang layak akan terpenuhi. Atau tiap manusia perlu kerja keras dengan
harapan apa yang diinginkan, yakni pangan, sandang dan papan yang layak
terpenuhi.
b.
keamanan
( safety ),
Setiap
orang membutuhkan keamanan. Sejak seorang anak lahir ia telah membutuhkan
keamanan. Begitu lahir, dengan suara tangis, itu pertanda minta perlindungan.
Setelah agak besar, setiap anak menangis dia akan diam setelah dipeluk oleh
ibunya. Setelah bertambah besar ia ingin dilindungi. Rasa aman tidak
harus diwujudkan dengan perlindungan yang nampak, secara moral pun orang lain
dapat memberi rasa aman. Dalam hal ini agama sering merupakan cara memperoleh
keamanan moril bagi pemiliknya. Walaupun secara fisik keadaannya
dalam bahaya, keyakinan bahwa Tuhan memberikan perlindungan berarti sudah
memberikan keamanan yang diharapkan.
c.
hak
dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love),
Tiap
orang mempunyai hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh pula
kesadaran akan hak dan kewajiban. Karena itu tidak jarang anak-anak remaja
mengatakan kepada ayah atau ibu. "Ibu ini kok menganggap Reny masih kecil
saja, semua diatur!" Itu suatu pertanda bahwa anak itu telah tambah
kesadaran akan hak dan kewajibannya. Bila seorang telah menginjak dewasa, maka
ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah saatnya mempunyai harapan untuk dicintai
dan mencintai. Pada saat seperti ini remaja banyak mengkhayal. Ia telah sadar
akan keberadaannya. Pada usia itu, biasanya terjadi konflik batin pada dirinya
dengan pihak orang tua. Sebab umumnya remaja mulai menentang sifat-sifat
orang tua yang dianggap tidak sesuai dengan alamnya.
d.
diakui
lingkungan (status),
Setiap
manusia membutuhkan status. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup. Dalam lagu
"untuk apa" ada lirik yang berbunyi "aku ini anak siapa, mengapa
aku ini dilahirkan". Dari bagian lirik itu kita dapat mengambil
kesimpulan, bahwa setiap manusia yang lahir di bumi ini tentu akan bertanya
tentang statusnya. Status keberadaannya. Status dalam keluarga, status dalam
masyarakat, dan status dalam negara. Status itu penting, karena dengan status
orang tahu siapa dia. Harga diri orang antara lain melekat pada status orang
itu. Misalnya ada anak haram, biarpun anak haram itu tingkah lakunya
baik dan tidak berdosa sebab yang berdosa orang tuanya, namun masyarakat
tetap memberikan cap yang negatif. Bahkan ada orang yang berpendapat jangan
memberi makan/pertolongan kepada anak jadah (haram). Alangkah kejamnya
manusia itu, dengan adanya harapan untuk memperoleh status ini berarti orang
menguasai hak milik nama baik, ingin berprestasi, ingin mengingkatkan harga
diri, dan sebagainya.
e.
perwujudan
cita-cita (self actualization),
Selanjutnya
manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau
kepangakatannya atau profesinya. Pada saat itu manusia mengembangkan bakat atau
kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.
B.
Doa
Menurut bahasa do'a berasal dari kata "da'a" artinya memanggil.
Sedangkan menurut istilah syara' do'a berarti "Memohon sesuatu yang
bermanfaat dan memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu yang memudharatkan.
Adapun lafadz do'a yang ada dalam al Qur'an bisa bermakna sebagai berikut:
1.
Ibadah, seperti firman Allah: Dan janganlah kamu
menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak memberi madharat
kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat demikian make, kamu termasuk
orang-orang yang zhalim. (Yunus: 106).
2.
Perkataan atau Keluhan. Seperti pada firman Allah: Maka
tetaplah demikian keluhan mereka, sehingga kami jadikan mereka sebagai tanaman
yang telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi. (al Anbiya: 15).
3.
Panggilan atau seruan. Allah berfirman: Maka kamu tidak akan
sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan
orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling ke
belakang. (ar- Rum: 52)
4.
Meminta pertolongan. Allah berfirman: Dan jika kamu
(tetap) dalam keraguan tentang at Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami
(Muhammad) buatlah satu surat yang semisal at Qur'an itu dan ajaklah
penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (al Baqarah: 23).
5.
Permohonan. Seperti firman Allah: Dan orang-orang yang berada dalam
neraka berkata kepada penjagapenjaga jahannam: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu
supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari." (al Mukmin: 49).
Manfaat Do’a
1. Mengurangi daya stress yang ditimbulkan oleh
beraneka ragam persoalan hidup yang kita alami mereka yang suka malas berdoa
akan lebih mudah untuk mengalami stress;
2. Meningkatkan ketegaran hati mereka yang lebih tekun
berdoa akan lebih tegar menghadapi peristiwa – peristiwa yang terjadi di luar
yang dikehendakinya bahkan peristiwa pahit sekalipun;
3. Menjadikan yang tidak baik menjadi baik setiap
orang yang tekun berdoa akan memiliki kemampuan untuk merubah yang tidak baik
menjadi baik, dibandingkan mereka yang malas berdoa justru menjadikan yang baik
menjadi buruk;
4. Layak menerima keselamatan. Dengan berdoa tekun
seseorang mendapatkan kesempatan untuk semakin kuat dan bahkan karena relasinya
yang baik dengan Allah selagi di dunia ini ia juga akan mengalami yang sama
kelak di keabadian;
5. Menurunkan tingkat emosi atau kemarahan mereka yang
lebih sering berdoa akan lebih mampu mengendalikan diri dalam hal emosi dan
kemarahan mereka yang sedang mau marah dan kemudian berdoa niscaya emosinya
menjadi stabil;
6. Mengurangi bahkan menghilangkan rasa putus asa
mereka yang tekun berdoa akan memiliki kemampuan lebih untuk tidak mudah putus
asa saat berada dalam kegagalan dibanding mereka yang jarang bahkan sama sekali
malas berdoa;
7. Membuat orang menjadi lebih terbuka terhadap
kelemahan dan kekurangan sesama mereka yang tekun berdoa dengan baik memiliki
sikap yang lebih terbuka terhadap sesamanya karena ia akan terbantu dalam
doa-doanya untuk menyadari juga kelemahan – kelemahannya sendiri
8. Meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan diri.
Seseorang yang dalam hidupnya tekun untuk berdoa akan memiliki kekuatan dan kemampuan
untuk mengembangkan diri dengan lebih maksimal, karena ia akan semakin memahami
talenta – talenta yang Tuhan berikan dan bagaimana seharusnya dikembangkan;
9. Meningkatkan daya tahan tubuh dari penyakit –
penyakit yang disebabkan gangguan psikis dengan ketekunan dalam berdoa,
seseorang akan memiliki daya tahan secara fisik karena mampu untuk menghadapi
dan menjalani kehidupan dengan segala peristiwanya dalam terang Kehendak Allah,
sehingga tubuh tidak menjadi mudah lemah karena beban pikiran dan pekerjaan;
10. Meningkatkan daya cinta kasih kepada diri sendiri
dan orang lain ketekunan dalam doa membuat seseorang memiliki relasi intim
dengan Tuhan Allah. Allah sendiri adalah kasih maka mereka yang tekun berdoa
niscaya memiliki daya cinta kasih yang lebih kepada diri sendiri dan sesamanya.
Mereka yang terjerumus dalam narkoba pastilah orang yang tidak tekun berdoa
karena tidak mampu mencintai dan mengasihi diri sendiri.
C.
Pentingnya Harapan dan Doa
Setiap Manusia
pasti mempunyai Harapannya masing-masing. Manusia yang tanpa harapan, berarti
manusia itu dapat dikatakan mati dalam hidup karena harapan juga merupakan
suatu acuan untuk melangkah ke depan . Harapan tersebut tergantung pada
pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing.
Berhasil atau tidaknya suatu Harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai
harapan. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha yang keras dam
sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan Doa merupakan
sarana terkabulnya harapan.
Harapan tidak
berbeda jauh dengan cita-cita karena cita-cita itu merupakan harapan di masa
depan, keduanya mempunyai tujuan untuk masa depan.
Tanpa mempunyai harapan atau cita-cita dalam hidup, kemungkinan besar yang
terjadi adalah tidak terarahnya maksud dan tujuan dari karir kita
masing-masing, semua dijalankan tanpa memikirkan baik buruk ke depannya karena
tidak mempunyai satu tujuan yang benar-benar menjadi patokan. Tetapi terkadang
harapan itu tidak selalu dapat kita capai sepenuhnya, karena semua kembali
kepada jalan yang telah ditetapkanm Tuhan Yang Maha Esa. Harapan seorang manusia belum tentu sejalan dengan jalan yang
ditetapkanNya. Maka dari itu kita hanya dapat berdoa dan berusaha.
Doa dan harapan pada
hakikatnya merupakan proses hubungan antara manusia dengan Tuhannya dan antara
manusia dengan manusia. Proses hubungan ini lebih lanjut dapat diartikan
memohon pertolongan, mengingat, meminta perlindungan, mendekatkan diri
(silaturahmi dengan manusia, taqarrub dengan Tuhan).