DASAR-DASAR
ILMU SEJARAH
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Sejarah
Pengertian sejarah sekarang ini, yang
setelah dilihat secara umum dari para ahli ialah memiliki makna sebagai cerita,
atau kejadian yang benar-benar terjadi pada masa lalu.
Berdasarkan bahasa Indonesia, sejarah
mengandung 3 pengertian: (1) Sejarah adalah silsilah atau asal usul, (2)
Sejarah adalah kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa
lampau, (3) Sejarah adalah ilmu, pengetahuan, dan cerita pelajaran tentang
kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lampau.
Kemudian disusul Depdiknas yang memberikan
pengertian sejarah sebagai mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan
nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan
dunia dari masa lampau hingga kini (Depdiknas, 2003:1). Namun, yangt jelas kata
kuncinya bahwa sejarah merupakan suatu penggambaran ataupun rekontruksi
peristiwa, kisah, maupun cerita yang benar-benar telah terjadi pada masa lalu,
pada umumnya para ahli sepakat untuk membagi peranan dan kedudukan sejarah yang
terbagi atas tiga hal yaitu sejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai ilmu dan
sejarah sebagai cerita.
1. Sejarah sebagai Peristiwa
Adalah sesuatu
yang terjadi pada masyarakat manusia pada masa lampau. Para ahli pun
mengelompokkan sejarah agar dapat memudahkan kita untuk memahaminya:
a. Pembagian sejarah secara sistematis, yaitu
pembagian sejarah atas beberapa tema. Contoh: sejarah social, politik, sejarah
kebudayaan, sejarah perekonomian, sejarah agama, sejarah pendidikan, sejarah
keseshatan, sejarah intelektual dan sebagainya.
b. Pembagian sejarah berdasarkan periode
waktu. Contoh: sejarah Indonesia dimulai dari zaman prasejarah, zaman pengaruh
Hindu-Budha, zaman pengaruh Islam, zaman kekuasaan Belanda, zaman pergerakan
nasional, zaman pendudukan Jepang, zaman kemerdekaan, zaman revolusi fisik,
orde lama, orde baru dan orde Reformasi.
c. Pembagian sejarah berdasarkan unsur
ruang. Dalam sejarah regional dapat menyangkut sejarah dunia, tetapi ruang
lingkupnya lebih terbatas oleh persamaan karakteristik, baik fisik maupun
social budayanya. Contoh: sejarah Eropa, sejarah Asia Tenggara, sejarah Afrika
Utara dan sebagainya.
Sejarah sebagai
peristiwa yang sering juga disebut sejarah kenyataan dan serba objektif artinya
peristiwa-peristiwa tersebut benar-benar terjadi dan didukung oleh
evidensi-evidensi yang menguatkan, seperti berupa saksi mata (witness),
yang dijadikan sumber-sumber sejarah (historical sources),
peninggalan-peninggalan (relics atau remains) dan catatan-catatan (records).
Selain itu, dapat pula peristiwa itu diketahui dari sumber-sumber yang bersifat
lisan yang disampaikan dari mulut ke mulut baik berupa ingatan lisan yaitu
ingatan yang dituturkan secara lisan oleh orang-orang yang diwawancarai oleh
sejarawan maupun tradisi lisan yaitu narasi dan deskripsi dari orang-orang dan
peristiwa-peristiwa pada masa lalu yang disampaikan dari mulut ke mulut selama
beberapa generasi.
2. Sejarah sebagai Ilmu
Sejarah
dikategorikan sebagai ilmu karena dalam sejarah pun memiliki batang tubuh
keilmuan (the body of knowledge), metodologi yang spesifik. Sejarah pun
memiliki struktur keilmuan tersendiri baik dalam fakta, konsep maupun
generalisasinya.
3. Sejarah sebagai Cerita
Merupakan suatu
karya yang dipengaruhi oleh subjektivitas sejarawan. Artinya, memuat
unsur-unsur dari subjek, sejarawan/penulis sebagai subjek turut serta
mempengaruhi atau memberi “warna” atau “rasa” sesuai dengan selera subjek.
B. Tujuan dan Kegunaan Sejarah
Secara
rinci dan sistematis, kegunaan sejarah dikelompokkan menjadi empat yaitu:
1. Fungsi Edukatif
Artinya, bahwa
sejarah membawa dan mengajarjan kebijaksanaan ataupun kearifan-kearifan. Hal
itu dikemukakan dalam ungkapan John Seely yang mempertautkan masa lampau dengan
sekarang. Oleh karena itu penting pula ungkapan-ungkapan seperti belajarlah
dari sejarah atau sejarah mengajarkan kepada kita
2. Fungsi Inspiratif
Artinya, dengan
mempelajari sejarah dapat memberikan inspirasi atau ilham. Dan juga sejarah
dapat memberikan spirit dan moral. Menurut spiritual Prancis Henry Brangson
sebagai elan vital, yaitu sebagai energy hidup atau daya pendorong hidup yang
memungkinkan segala pergerakan dalam kehidupan dan tindak tanduk manusia
3. Fungsi Instruktif
Bahwa dengan
belajar sejarah dapat berperan dalam proses pembelajaran pada salah satu
kejuruan atau ketrampilan tertentu
4. Fungsi Rekreasi
Artinya, dengan
belajar sejarah dapat memberikan rasa kesenangan maupun keindahan. Seorang
pembelajar sejarh dapat terpesona oleh kisah sejarah yang mengagumkan atau
menarik perhatian membaca. Selain itu, sejarah dapat memberikan kesenangan
lainnya, seperti pesona perlawatan yang dipaparkan dan digambarkan kepada kita
memalui berbagai evidensi dan imaji. Sebab dengan mempelajari berbagai
peristiwa menarik di berbagai tempat Negara dan bangsa, kita ibarat berwisata
ke berbagai Negara di dunia.
C. Konsep-Konsep Sejarah
Beberapa konsep yang dikembangkan dalam
ilmu sejarah, antara lain:
1. Perubahan
Konsep perubahan
merupakan istilah yang mengacu kepada sesuatu hal yang menjadi “tampil
berbeda”. Konsep tersebut demikian penting dalam sejarah dan pembelajaran
sejarah, mengingat sejarah itu sendiri pada hakikatnya adalah peruhbahan kita.
Kita sering mendengar sindiran “tidak ada di dunia ini yang abadi, kecuali
perubahan itu sendiri yang abadi”. Bahkan, seorang futuris ternama Amerika
Serikat Alvin Toffler (1981) mengemukakan bahwa “perubahan tidak sekedar
penting dalam kehidupan, tetapi kehidupan itu sendiri adalah kehidupan”.
2. Peristiwa
Konsep peristiwa
memiliki arti sebagai suatu kejadian yangt menarik maupun luaqr biasa karena
memiliki keunikan. Dalam penelitian sejarah, peristiwa selalu menjadi objek
kajian, mengingat salah satu karakteristik ilmu sejarah adalah mencari
keunikan-keunikan yang terjadi pada peristiwa tertentu, dengan penekanan pada
tradisi relativisme.
3. Sebab dan Akibat
Istilah sebab
merujuk kepada pengertian faktor-faktor determinan fenomena pendahulu yang mendorong
terjadinya suatu perbuatan, perubahan, maupun peristiwa berikutnya, sekaligus
sebagai suatu kondisi yang mendahului peristiwa. Sedangkan akibat adalah suatu
yang menjadikan kesudahan atau hasil suatu perbuatan maupun dampak peristiwa.
4.
Nasionalisme
Secara
sederhana memilik arti rasa kebangsaan, dimana kepentingan bangsa dan negara
mendapat perhatian besar dalam kehidupan bernegara.
5.
Kemerdekaan/Kebebasan
Konsep
kemerdekaan/kebabasan adalah nilai utama dalam kehidupan politik bagi setiap
bangsa dan negara maupun umat manusia yang diagung-agungkan, sekalipun tidak
selamanya dipraktikkan.
6.
Kolonialisme
Konsep
kolonialisme merujuk kepada bagian imperialisme dalam ekspansi bangsa-bangsa
Eropa barat ke berbagai wilayah lainnya di dunia sejak abad ke-15 dan 16. Pada
puncak perkembangannya, kolonialisme merajalela pada abad ke-19. Dimana hampir
setiap negara Eropa memiliki daerah jajahan di Asia, Afrika dan Amerika.
7.
Revolusi
Konsep
Revolusi merujuk pada suatu pengertian tentang perubahan sosial politik yang
radikal, berlangsung cepat dan besar-besaran. Revolusi terjadi ketika berbagai
kesulitan perang dan krisis keuangan negara berhasil di atasi, namun memiliki
institusi yang rentan terhadap Revolusi. Skocpol yang mengidentifikasi tiga
ciri kelembagaan yang menyebabkan kerentanan revolusi tersebut, yaitu:
a.
Lembaga militer negara sangat inferior terhadap militer dan negara-negara
pesaingnya
b.
Elite yang otonom mampu menentang atau menghadang implementasi kebijaksanna
yangt dijalankan pemerintahan pusat
c.
Kaum petani memiliki organisasi pedesaan yang otonom.
8.
Fasisme
Konsep
fasisme adalah nama pengorganisasian pemerintahan dan masyarakat secara
totaliter oleh kediktatoran partai tunggal yang sangat memiliki rasa nasionalis
yang sempit, rasialis, militeristis dan imperialis.
9.
Komunisme
Pada
dasarnya, konsep dari istilah komunisme merujuk kepada setiap pengaturan sosial
yang didasarkan pada kepemilikan, produksi, konsumsi, dan pemerintahan yang
diatur secara komunal atau bersama-sama.
10. Peradaban
Konsep
peradaban merupakan konsep yang merujuk pada suatu entitas kultural seluruh
pandangan hidup manusia yang mencakup nilai, norma, institusi dan pola pikir
terpenting dari suatu masyarakat yang terwariskan dari generasi ke generasi.
11. Perbudakan
Adalah
suatu istilah yang menggambarkan suatu kondisi dimana seseorang maupun kelompok
tidak memiliki kedudukan dan peranan sebagai manusia yang memiliki hak asasi
sebagai manusia yang layak.
12. Waktu
Merupakan
konsep esensial dalam sejarah. Begitu pentingnya mengenai waktu yang digunakan
baik pada riset historis dan empiris dalam perspektif kronologis, fungsionalis,
strukturalis maupun simbolis.
13. Feminisme
Istilah
feminisme adalah nama suatu gerakan emansipasi wanita dari subordinasi pria.
Semua gerakan feminis mengandung tiga unsur asumsi pokok. Pertama, gender adalah
suatu konstruksi yang yang menekan kaum wanita sehingga cenderung menguntungkan
pria. Kedua, konsep patriarki-dominasi kaum pria dalam lembaga-lembaga sosial
melandasi konstruk tersebut. Ketiga, pengalaman dan pengetahuan kaum wanita
harus dilibatkan untuk mengembangkan suatu masyarakat nonseksis di masa
mendatang.
14. Liberalisme
Konsep
liberalisme mengacu kepada sebuah doktrin yang maknanya hanya dapat diungkapkan
melalui penggunaan kata-kata sifat yang menggambarkan nuansa-nuansa khusus.
15. Konservatisme
Istilah
konservatisme merujuk pada doktrin yang meyakini bahwa realitas suatu
masyarakat dapat ditemukan dapat ditemukan pada perkembangan sejarahnya.
D. Metode dan Ilmu Bantu Sejarah
Secara sederhana, Ismaun mengemukakan
bahwa dalam metode sejarah meliputi (1) heuristic (pengumpulan sumber-sumber);
(2) kritik atau analisis sumber ( eksternal dan internal); (3) interpretasi;
(4) historeiografi (penulisan sejarah). Sjamsuddin merinci ada 7 kriteria yang
di persyaratkan sebagai sejarawan, sebagai berikut.
1.
Kemampuan
praktis dalam mengartikulasi dan mengekspresikan pengetahuanya secara menari,
baik secara tertulis maupun lisan
2.
Kecakapan
membaca dan atau berbicara dalam satu atau dua bahasa asing atau daerah
3.
Menguasai
satu atau lebih disiplin kedua, terutama ilmu-ilmu social lain, seperti
antropologi, sosiologi, ilmu politik, ilmu ekonomi, dan ilmu-ilmu kemanusiaan
(humaniora) seperti filsafat, seni atau sastra bahkan kalau mungkin relevan
juga yang berhubungan dengan ilmu-ilmu alam
4.
Kelengkapan
dalam penggunaan pemahaman (insight) psikologi, kemampuan imajinasi, dan empati
5.
Kemampuan
membedakan antara profesi sejarah dan sekedar hobi antikuairan, yang
pengumpulan benda-benda antic
6.
Pendidikan
yang luas (broad culture) selama hidup sejak masa kecil
7.
Dedikasi
pada profesi dan integritas pribadi, baik secara sejarawan peniliti maupun
sejarawan pendidik.
Sedangkan
sebagai ilmu bantu dalam penelitian, sejarah terdiri atas hal-hal berikut:
1.
Paleontology,
yaitu ilmu tentang bentuk-bentuk kehidupan purba yang pernah ada dimuka bumi,
terutama fosil-fosil
2.
Arkeologi,
yaitu kajian ilmiah mengenaihasil kebudayaan, baik dalam periode prasejarah
maupun periode sejarah yang ditemukan melalui ekskavasi-ekskavasi di
situs-situs arkeolog
3.
Paleontropologi,
yaitu ilmu tentang manusia-manusia purba antropologi ragawi
4.
Paleografi,
yaitu kajian tentang tulisan-tulisan kuno, termasuk ilmu membaca dan penetuan
waktu (tanggal, tahun)
5.
Epigrafi,
yaitu pengetahuan tentang cara membaca, menentukan waktu, serta menganalisis
tulisan kuno, pada benda-benda yang dapat bertahan lama (batu, logam dan
sebagainya)
6.
Ikonografi,
yaitu arca-arca atau patung-patung kuno sejak zaman prasejarah maupun sejarah
7.
Numismatic,
yaitu tentang ilmu mata uang, asal usul, teknik pembuatan, dan mitologi
8.
Ilmu
keramik, kajian tentang barng-barang untuk tembikar dan porselin
9.
Genealogi,
yaitu pengetahuan tentang asal usul nenek moyang atau asal mula keluarga
seseorang maupun beberapa orang
10. Filologi, yaitu ilmu tentang
nasakah-nasakah kuno
11. Bahasa, yaitu penguasaan tentang
beberapa bahasa, baik bahasa asing maupun bahasa daerah yang diperlukan dalam
penelitian sejarah
12. Statistic, adalah sebagai presentasi
analisis dan interpretasi angka-angka terutama dalam quantohistory atau
cliometry
13. Etnografi, merupakan kajian bagian
antropologi tentang deskripsi dan analisis kebudayaan suatau masyarakat
tertentu.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian sejarah yang setelah dilihat
secara umum dari para ahli ialah meiliki makna sebagai cerita, atau kejadian
yang benar-benar telah terjadi pada masa lalu. Dilihat dari pengertiannya
tersebut, maka sejarah dapat dibagi menjadi tiga yaitu sjarah sebagai peristiwa
adalah suatu yang terjadi pada masyarakat manusia di masa lampau, sejarah
sebagai ilmu sejarah dikategorikan sebagai ilmu karena dalam sejarah pun memiliki
“batang tubuh keilmuan” (the body of knowledge), metodologi yang spesifik dan
sejarah sebagai cerita merupakan suatu karya yang dipengaruhi oleh
subjektivitas sejarawan. Artinya, memuat unsur-unsur dari subjek, sejaarawan sebagai
subjek turut serta mempengaruhi atau memberi “warna”, “rasa” sesuai “kacamata”
atau selera subjek. Dalam penelitian subjeknya, sejarah memiliki metode yaitu
(1) heuristic (pengumpulan sumber-sumber); (2) kritik atau analisis sumber
(eksternal atau internal); (3) interpretasi; (4) historiografi (penulisan
sejarah). Dan sejarah memiliki ilmu bantu lainnya dalam penelitian yaitu
paleontology, arkeologi, paleoantropologi, paleografi, epigrafi, ikonografi,
numismatic,ilmu keramik, genealogi, filologi, bahasa, statistic, etnografi. Tujuan
dan kiegunaan sejarah, pada hakikatnya adalam memberi pelajaran pada masyarakat
sekarang, untuk dapat mengambil pelajaran dimasa lalu agar dimasa depan menjadi
lebih baik. Dan ada empat jenis kegunaan sejarah yakni fungsi edukatif, fungsi
inspiratif, fungsi instrutif dan fungsi rekreasi.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Supardan,
Dadang. 2007. Pengantar Ilmu Sosial. Bandung: PT. BUMI AKSARA