Konsep Dasar Antropologi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Antropologi
Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti
"manusia", dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari
manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Antropologi adalah
salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tentang budaya
masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari
ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat,
budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu
antropologi dengan melalui beberapa fase. Antropologi lebih memusatkan pada
penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan
masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi
tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan
sosialnya. Para ahli mendefinisikan antropologi sebagai berikut :
1. Koentjaraningrat
(1990:11)
secara singkat
mengemukakan antropologi “Antropologi berarti ilmu tentang manusia’’
Antropologi
adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka
warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
2. William A.
Haviland
Antropologi
adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang
bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian
yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
3. David Hunter
Antropologi
adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat
manusia.
4. E. A. Hoebel
Antropologi
adalah suatu studi tentang manusia dan kerjanya.[1]
2.2
Ruang Lingkup dan Karakteristik Antropologi
Secara khusus, ilmu
antropologi terbagi ke dalam lima subilmu yang mempelajari:
1.
Masalah asal dan
perkembangan manusia atau evolusinya secara biologis;
2.
Masalah terjadinya
aneka ragam ciri fisik manusia;
3.
Masalah terjadinya
perkembangan dan persebaran aneka ragam kebudayaaan manusia;
4.
Masalah asal
perkembangan dan persebaran aneka ragam bahasa yang diucapkan diseluruh dunia;
5.
Masalah mengenai
asas-asas dari masyarakat dan kebudayaan manusia dari aneka ragam suku bangsa
yang tersebar diseluruh dunia masa kini.
Secara makro
antropologi dapat dibagi menjadi kedalam dua bagian yakni:
1. Antropologi fisik
Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang melacak perkembangan manusia menurut evolusinya dan menyelidiki variasi biologisnya dalam berbagai jenis(spesies).
Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang melacak perkembangan manusia menurut evolusinya dan menyelidiki variasi biologisnya dalam berbagai jenis(spesies).
2. Antropologi budaya
Antropologi budaya memfokuskan perhatiannya pada kebudayaan manusia ataupun cara hidupnya dalam masyarakat. Menurut Haviland cabang antropolgi budaya ini terbagi menjadi tiga yaitu : arkeologi, antropologi linguistik, dan etnologi. Antropologi budaya juga merupakan studi tentang praktik-praktik sosial , bentuk-bentuk ekspresif, dan penggunaan bahasa di mana makna diciptakan dan diuj sebelum digunakan masyarakat manusia.
Antropologi budaya memfokuskan perhatiannya pada kebudayaan manusia ataupun cara hidupnya dalam masyarakat. Menurut Haviland cabang antropolgi budaya ini terbagi menjadi tiga yaitu : arkeologi, antropologi linguistik, dan etnologi. Antropologi budaya juga merupakan studi tentang praktik-praktik sosial , bentuk-bentuk ekspresif, dan penggunaan bahasa di mana makna diciptakan dan diuj sebelum digunakan masyarakat manusia.
Saat ini kajian
antropologi budaya lebih menekankan pada empat aspek yang tersusun:
1.
Pertimbangan politik,
dimana para antropolog terjebak dalam kepentingan politik .
2.
Menyangkut hubungan
kebudayaan dengan kekuasaan.
3.
Menyangkut bahasa
dalam antropologi budaya,.
4.
Prefensi dan pemikiran
individual dimana terjadi hubungan antara jati diri dan emosi
Seperti yang
telah dikemukakan di atas cabang antropolgi budaya ini dibagi menjadi tiga
bagian , yakni: arkeologi, antropolgi linguistik, dan etnologi.
1. Arkeologi
adalah cabang antropologi kebudayaan yang mempelajari benda-benda peninggalan lama dengan maksut untuk menggambarkan serta menerangkan perilaku manusia karena dalam peninggalan –peninggalan lama itulah terpantul ekspresi kebudayaan.
adalah cabang antropologi kebudayaan yang mempelajari benda-benda peninggalan lama dengan maksut untuk menggambarkan serta menerangkan perilaku manusia karena dalam peninggalan –peninggalan lama itulah terpantul ekspresi kebudayaan.
2. Antropologi
linguistik
Ernest cassirer mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang paling mahir dalam menggunakan simbol–simbol sehingga manusia disebut homo symbolicum.karena itulah manusia dapat berbicara , berbahasa dan melakukan gerakan-gerakan lainnya yang juga banyak dilakukan makhluk-makhluk lain yang serupa dengan manusia.
Ernest cassirer mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang paling mahir dalam menggunakan simbol–simbol sehingga manusia disebut homo symbolicum.karena itulah manusia dapat berbicara , berbahasa dan melakukan gerakan-gerakan lainnya yang juga banyak dilakukan makhluk-makhluk lain yang serupa dengan manusia.
3. Etnologi
Pendekatan etnologi adalah etnografi , lebih memusatkan perhatiannya pada kebudayaan-kebudayaan zaman sekarang , telah hannya pun terpusat pada perilaku manusianya sebagaimana yang dapat disaksikan langsung , dialami , serta didiskusikan dengan pendukung kebudayaannya. Dengan demikian etnologi ini mirip dengan arkeologi , bedanya dalam etnologi tentang kekinian yang dialimi dalam kehidupan sekarang, sedangkan arkeologi tentang kelampauan yang klasik. Antropologi pada hakikatnya mendokumentasikan kondisi manusia pada masa lampau dan masa kini.
Pendekatan etnologi adalah etnografi , lebih memusatkan perhatiannya pada kebudayaan-kebudayaan zaman sekarang , telah hannya pun terpusat pada perilaku manusianya sebagaimana yang dapat disaksikan langsung , dialami , serta didiskusikan dengan pendukung kebudayaannya. Dengan demikian etnologi ini mirip dengan arkeologi , bedanya dalam etnologi tentang kekinian yang dialimi dalam kehidupan sekarang, sedangkan arkeologi tentang kelampauan yang klasik. Antropologi pada hakikatnya mendokumentasikan kondisi manusia pada masa lampau dan masa kini.
Secara keseluruhan ,
yang temasuk bidang-bidang khusus secara sistematis dalam antropologi
lainnya , selain antropologi fisik dan kebudayaan adalah antropologi ekonomi,
antropologi medis, antropologi psikologi dan antropologi sosial.
1.
Antropologi
Ekonomi
Bidang ini merupakan cara manusia dalam mempertahankan dan mengekspresikan diri melalui penggunaan barang dan jasa material. Dengan demikan ruang lingkup antropologi ekonomi tersebut mencakup riset tentang teknologi .
Bidang ini merupakan cara manusia dalam mempertahankan dan mengekspresikan diri melalui penggunaan barang dan jasa material. Dengan demikan ruang lingkup antropologi ekonomi tersebut mencakup riset tentang teknologi .
2.
Antopologi medis
Antropologi medis merupakan subdisiplin yan sekarang paling populer di Amerika serikat , bahkan tumbuh pesat diman-mana. Antropologi medis ini banyak membahas hubungan antara penyakit dan kebudayaan yang tampak memengaruhi evolusi manusia , terutama berdasarkan hasil-hasil penemuan paleopatologi
Antropologi medis merupakan subdisiplin yan sekarang paling populer di Amerika serikat , bahkan tumbuh pesat diman-mana. Antropologi medis ini banyak membahas hubungan antara penyakit dan kebudayaan yang tampak memengaruhi evolusi manusia , terutama berdasarkan hasil-hasil penemuan paleopatologi
3.
Antropologi psikologi
Bidang ini merupakan wilayah antropologi yang mengkaji tentang hubungan antara individu dengan makna dan nilai dengan kebiasaan sosial dari sistem budaya yang ada. Adapun ruang lingkup antropologi psikologi tersebut sangat luas dan menggunakan berbagai pendekatan pada masalah kemunculan dalam interaksi dalam pemikiran , nilai, dan kebiasaaan sosial.
Bidang ini merupakan wilayah antropologi yang mengkaji tentang hubungan antara individu dengan makna dan nilai dengan kebiasaan sosial dari sistem budaya yang ada. Adapun ruang lingkup antropologi psikologi tersebut sangat luas dan menggunakan berbagai pendekatan pada masalah kemunculan dalam interaksi dalam pemikiran , nilai, dan kebiasaaan sosial.
4.
Antropolohi sosial
Bidang ini mulai dikembangkan oleh james G.F d amerika serikat pada awal abad ke-20 . dalam kajiannya ,antropologi sosial mendiskripsikan proyek evolusionis yang bertujuan untuk merekonstruksi masyarakat primitif asli dan mencatat perkembanngannya melalui berbagai tingakt peradaban.
Bidang ini mulai dikembangkan oleh james G.F d amerika serikat pada awal abad ke-20 . dalam kajiannya ,antropologi sosial mendiskripsikan proyek evolusionis yang bertujuan untuk merekonstruksi masyarakat primitif asli dan mencatat perkembanngannya melalui berbagai tingakt peradaban.
Karakteristik :
1.
Objek dari antropologi
adalah manusia di dalam masyarakat suku bangsa, kebudayaan dan prilakunya.
2.
Ilmu
pengetahuan antropologi memiliki tujuan untuk mempelajari manusia dalam
bermasyarakat suku bangsa, berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun
masyarakat itu sendiri.
2.3 Tujuan
dan kegunaan antropologi
Tujuan :
1.
Tujuan Akademis :
antropologi ingin mencapai pengertian tentang makhluk manusia, pada
umumnya dengan mempelajari anekawarna bentuk fisik, masyarakat, serta budaya.
2.
Tujuan Praktis :
antropologi ingin mempelajari manusia dalam aneka warna masyarakat, suku
bangsa guna membangun masyarakat itu sendiri.
Kegunaan:
Sebagai
ilmu tentang umat manusia , antropolgi melalui pendekatan dan metode ilniah
berusaha menyusun sejumlah generalisasi yang bermakna tentang manusia dan
perilakunya. Kedua bidang besar dari antropologi adalah antropologi fisik
dan budaya. Antropologi fisik memusatkan perhatiannya pada manusia sebagai
organisme biologis yang tekananya pada upaya melacak evolusi perkembangan
manusia dan mempelajari variasi-variasi biologis manusia. Sedangkan antropogi
budaya mempelajari manusia berdasarkan kebudayaanya, dimana kebudayaan dapat
merupakan peraturan-peraturan atau norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat.[2]
2.4 Konsep-konsep
dasar antropologi
Seperti telah dikemukakan terdahulu,
kehidupan manusia di masyarakat atau manusia dalam konteks sosialnya, meliputi
berbagai aspek. Salah satu aspek yang bermakna dalam
kehidupan manusia yang juga mencirikan kemajuannya adalah kebudayaan.
Kebudayaan, akar katanya dari buddayah, bentuk jamak dari Buddhi yang berarti
budi dan akal. Kata buddhayah atau buddhi itu berasal dari bahasa sansekerta.
Dengan demikian, kebudayaan itu dapat diartikan sebagai hal-hal yang
berhubungan dengan budi atau akal.
Mengenai kebudayaan ini,dapat disimak dari beberapa konsep dari beberapa
pakar antara lain C.A Ellwood mengungkapkan :
Kebudayaan
adalah norma kolektif semua pola prilaku ditransparansikan secara sosial
melalui simbol-simbol, dari sini tiap unsur semua kemampuan kelompok umat
manusia yang karakteristik, yang tidak hanya meliputi bahasa, peralatan,
industri, seni, ilmu, hukum, pemerintahan, moral, dan keyakinan-keyakinan saja,
melainkan meliputi juga peralatan material atau artefak yang merupakan
penjelmaam kemampuan budaya yang menghasilkan pemikiran yang berefek praktis
dalam bentuk bangunan, senjata, mesin, media komunikasi, perlengkapan seni,
dsb. Tidak ada kelompok umat manusia yang memiliki maupun yang tidak memiliki
bahasa, tradisi, kebiasaan, dan kelembagaan. Kebudayaan itu bersifat universal
yang merupakan ciri yang berkarakteristik masyarakat manusia.
Konsep yang dikemukakan oleh Ellwood diatas sangat jelas dan gamblang
bahwa kebudayaan itu hanya menjadi milik otentik manusia. Dari konsep tadi,
tercermin pula konsep-konsep dasar antropologi yang melekat pada kehidupan
manusia. Namun demikian, konsep-konsep dasar itu akan diketengahkan kembali
secara lebih lengkap.
Konsep-konsep dasar itu meliputi :
1. Kebudayaan
2. Tradisi
3. Pengetahuan
4. Ilmu
5. Teknologi
6. Norma
7. Lembaga
8. Seni
9. Bahasa
10. Lambang
Tradisi adalah kebiasaan-kebiasaan yang terpolakan secara budaya
dimasyarakat. Kebiasaan yang dikonsepkan sebagai tradisi ini karena telah
berlangsung secara turun-temurun, sukar untuk terlepas dari masyarakat. Namun
demikian, karena pengaruh komunikasi dan informasi yang terus-menerus melanda
kehidupan masyarakat, tradisi tadi mengalami pergeseran. Paling tidak berubah
bila dibandingkan dengan maksud semula dalam konteks budaya masa lampau. Tata
upacara tertentu di masyarakat yang semula bernilai ritual kepercayaan, pada
saat ini tata upacara itu masih dilakukan, namun nilainya tidak lagi sebagai
suatu bentuk ritual, melainkan hanya dalam upaya untuk mempertahankan silaturrahmi,
bahkan hanya sebagai hiburan.
Dalam lingkup antropologi dan kebudayaan, pengetahuan, ilmu dan
teknologi merupakan konsep dasar yang terkait dengan budaya belajar. Tiga
konsep dasar tersebut saat ini biasa dijadikan
satu sebagai IPTEK. Penyatuan tiga konsep tersebut sangat beralasan, karena
ketiganya sangat srat satu sama lain. jika pengetahuan merupakan kumulasi dari
pengalaman dan hal-hal yang kita ketahui, sedangkan ilmu merupakan pengetahuan
yang telah tersistematisasikan (tersusun) yang berkarakter tertentu sesuai
dengan objek tertentu sesuai dangan objek yang dipelajari, ruang lingkup
telaahnya, dan metode yang dikembangkan serta diterapkannya. Pengetahuan yang
menjadi bidang ilmu, sifatnya masih acak. Adapun penerapan ilmu dalam kehidupan
untuk memanfaatkan sember daya bagi kepentingan manusia, itulah yang disebut
teknologi. Dengan mengetahui kondisi tiap kelompok masyarakat termasuk tradisi,
kebiasaan dan kemampuan IPTEKnya, kita semua akan mampu memahami dan menghargai
keadaan masyarakat yang bagaimanapun dan dimanapun.
Konsep lain yang memegang peranan kunci dalam kehidupan masyarakat dan
budaya adlah nilai serta norma. Nilai dan norma sangat erat kaitannya , namun
demikian memiliki perbedaan yang mendasar. Dalam alam fikiran manusia sebagai
anggota masyrakat melekat apa yang di katakana baik dan buruk, sopan dan tidak
sopan, tepat dan tidak tepat, salah dan benar dan sebagainya. Hal itu semua
merupakan nilai yang mengatur , membatasi, dan menjaga keserasian hidup
bermasyarakat orang yang tidak sopan dengan orang tua, orang yang di tuakan dan
orang yang lebih tua , di katakana bahwa orang yang bersangkutan tidak tahu
nilai. Dalam tindakan, perilaku dan perbuatan, seseorang selalu sesuai dengan
tradisi, kebiasaan dan aturan-aturan yang berlaku. Orang tersebut dikatakan
mengetahui nilai dan berpegang pada nilai yang berlaku. Sedangkan norma, lebih
mengarah pada ukuran dan aturan kehidupan yang berlaku di masyarakat.
Selanjutnya, Koentjaraningrat mencontohkan juga pranata yang berfungsi
memenuhi keperluan kekerabatan yaitu perkawinan, tolong-menolong, sopan santun,
pergaulan antar kerabat dan sebangsanya. Pranata yang berfungsi memenuhi
keperluan mata pencaharian , yaitu pertanian, peternakan,
industry, perdagangan dan sebagainya.
Bahasa sebagai suatu konsep dasar, memiliki pengertian konotatif yang
luas. Bahsa sebagai suatu konsep, bukan hanya merupakan suatu rangkaian kalimat
tertulis atupun lisan, melainkan pengertiannya itu lebih jauh dari pada hanya
sekedar rangkaian kalimat. Bahasa sebagai suatu konsep, meliputi pengertian
sebagai bahasa anak, remaja, bahasa orang dewasa, bahasa bisnis dsb. Namun
demikian, makna dan nialai bahasa sebagai suatu konsep terletak pada
kedudukannya sebagai alat mengungkapkan perasaan, fikiran dan komunikasi dengan
pihak atau orang lain. Bahasa merupakn alat untuk saling mengerti bagi berbagai
pihak sehingga mampu mengembangkan hidup dan kehidupan ketingkat atu taraf yang
lebih sejahtera. Tidak justru menjadi alat untuk menyengsarakan masyarakat.
Konsep dasar antropologi juga membicarakan lambang sebagai konsep dasar.
Sesungguhnya, bahasa itu juga merupakan lambang bagi kita manusia, di mana
ungkapan bahasa mencirikan bangsa, Pada ungkapan itu tercermin bahwa bahasa
menjadi lambang bagi suatu bangsa. Hal tersebut dapat di tafsirkan bahwa bangsa
yang bahasa dan tutur katanya baik, mencerminkan bahwa bngsa tersebut juga
termasuk bangsa yang baik. Lambang-lambang selanjutnya seperti, bendera bagi
suatu bangsa, tanda pangkat dan tanda jabatan bagi suatu angkatan, monument bagi
suatu kelompok masyarakat atau bangsa. Semua itu mempunyai makna masing-masing.
Contoh mengenai tanda pangkat dan jabatan, nilainya itu tidak terletak pada
terbuat dari napa tanda tersebut, melainkan melambangkan kepemimpinan,
kewibawaan, kehormatan atau penghargaan. Demikianlah makna lambang dalam
kehidupan berbudaya dan bermasyarakat.[3]
[1]
Iif Khoiru ahmadi, IPS Terpadu,Prestasi
Pustakaraya,Jakarta,2011,halm165
[2] aprileo,Makalah Konsep Dasar Antropologi,diakses
dari https://aprileopgsd.wordpress.com/2013/16.html,pada
tanggal 20 maret 2016 pukul 08.45