“
Persamaan,
Perbedaan dan Hubungan Ilmu Sosial (Social
Sciencies) dengan Ilmu Pengetahuan Sosial (Social Studies) ”
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap orang sejak lahir, tidak
terpisah dari manusia lain, khususnya dari orang tua dan lebih khusus lagi dari
ibu yang melahirkannya. Sejak saat itu si bayi telah melakukan hubungan dengan orang lain, terutama
dengan ibunya dan dengan anggota keluarga lainnya. Meskipun masih sepihak,
artinya dari orang-orang lebih tua terhadap dirinya hubungan sosial itu telah
terjadi. Tanpa hubungan sosial dan bantuan dari anggota keluarga lain, terutama
dari ibunya si bayi, si bayi tidak akan berdaya dan tidak mampu berkembang
menjadi manusia dewasa.
Selanjutnya
dalam pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani sesuai dengan penambahan
umur serta pengalaman terhadap kehidupan masyarakat di sekitarnya makin
berkembang dan meluas. Hal tersebut membutuhkan atau terbina melalui
pengetahuan sosial, hanya tentu saja berkenaan dengan namanya, sangat
tergantung pada pernah sekolah atau tidak. Sebutan sebagai pengetahuan sosial
atau resminya Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) baru diketahui secara formal ketika
kita bersekolah.
Dengan
demikian maka Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dianggap sebagai ilmu yang
mempelajari tentang manusia serta untuk mempolakan sejauh mana manusia itu
berhubungan dengan orang lain dalam suatu kelompok. Studi sosial dan
macam-macam ilmu sosial juga sangat perlu di pahami untuk manusia
bersosialisasi.
B.
Rumusan
Masalah
2. Apa persamaan dan perbedaan Ilmu
Sosial dengan Ilmu Pengetahuan Sosial?
3. Apa hubungan Ilmu Sosial
dengan Ilmu Pengetahuan Sosial?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu Ilmu Sosial dan Ilmu Pengetahuan Sosial
2. Mengetahui persamaan dan perbedaan Ilmu Sosial dengan IPS
3. Mengetahui hubungan Ilmu Sosial dengan Ilmu Pengetahuan Sosial
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Sosial dan Ilmu
Pengetahuan Sosial
1.
Ilmu Sosial (Social
Science)
Secara etimologi, ilmu sosial berasal dari bahasa
Inggris social science. Kata social berarti sosial sedang kata science
bermakna ilmu. Dengan demikian, secara literal social science mempunyai
makna ilmu sosial. Seangkan secara
terminologi, sampai saat ini belum terdapat kesatuan pendapat dan rumusan yang
jelas di antara para ahli berkenaan dengan batasan atau pengertian social
science (ilmu-ilmu sosial). Achmad Sanusi
memberikan batasan tentang ilmu Sosial (Saidihardjo, 1996:2) sebagai berikut
“Ilmu sosial terdiri dari disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertaraf
akademis dan biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi yang makin
lanjut dan makin ilmiah”. Sedangkan menurut Gross (Kosasih Djahiri, 198:1),
ilmu sosial merupakan disiplin intelektual yang mempelajari manusia sebagai
makhluk sosial secara ilmiah serta memusatkan pada manusia sebagai anggota
masyarakat dan pada kelompok atau masyarakat yang ia bentuk.
Selanjutnya Nursid
Sumaatnadja (1980:7), menyatakan bahwa ilmu social adalah cabang ilmu
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik secara perorangan maupun
tingkah laku kelompok. Oleh karena itu ilmu social adalah ilmu yang mempelajari
tingkah laku manusia dan mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat. Ada
bermacam-macam aspek tingkah laku manusia dalam masyarakat, seperti aspek ekonomi,
sikap, mental, budaya, dan hubungan sosial. Studi khusus tentang aspek-aspek
tingkah laku manusia inilah yang menghasilkan ilmu sosial, seperti ekonomi,
ilmu hukum, ilmu politik, psikologi, sosiologi, dan antropologi.
Jadi setiap bidang
keilmuan itu mempelajari salah satu aspek tingkah laku manusia sebagai anggota
masyarakat. Ekonomi mempelajari aspek kebutuhan materi, antropologi mempelajari
aspek budaya, sosiologi mempelajari aspek hubungan sosial, psikologi
mempelajari aspek kejiwaan, demikian pula bidang keilmuan yang lain. Sedangkan
yang menjadi obyek materialnya adalah sama, yaitu manusia sebagai anggota
masyarakat.
2.
Ilmu Pengetahuan Sosial (Social
Studies)
Berbeda dengan ilmu
sosial, studi sosial bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin
akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan
masalah sosial. Dalam kerangka kerja pengkajiannya, studi sosial menggunakan
bidang-bidang keilmuan termasuk ilmu sosial. Tentang studi sosial ini Achmad
Sanusi (1971:18) memberikan penjelasan bahwa, studi sosial tidak selalu
bertaraf akademis universitas, bahkan merupakan bahan-bahan pelajaran bagi
siswa sejak pendidikan dasar. Selanjutnya studi sosial dapat berfungsi sebagai
pengantar kepada disiplin ilmu sosial bagi pendidikan lanjutan atau jenjang
berikutnya. Studi sosial bersifat interdisipliner dengan menetapkan pilihan
masalah-masalah tertentu berdasarkan sesuatu referensi dan meninjaunya dari
beberapa sudut sambil mencari logika dari hubungan-hubungan yang ada satu
dengan lainnya.
B. Persamaan dan Perbedaan
Ilmu Sosian dengan Ilmu Pengetahuan Sosial
1.
Persamaan
Menurut Edgar B Wesley (Mukminan dkk. 2002 : 17),
persamaan antara social studies dengan social sciences terletak
pada sasaran nya yakni sama menjadikan manusia sebagai sasaran atau obyek
kajiannya, manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Keduanya membahas masalah
yang timbul akibat hubungan manusia. Dengan kata lain, keduanya mempelajari masyarakat
manusia.
2. Perbedaan
Adapun perbedaan antara ilmu-ilmu sosial dengan ilmu
pengetahuan sosial terletak pada tujuan masing-masing. Ilmu sosial bertujuan
memajukan dan mengembangkan konsep dan generalisasi melalui penelitian ilmiah,
dengan melakukan hipotesis untuk menghasilkan teori atau teknologi baru.
Sementara itu, tujuan ilmu pengetahuan sosial bersifat pendidikan, bukan
penemuan teori ilmu sosial. Orientasi utama studi ini adalah keberhasilannya
mendidik dan membuat siswa mampu mengerjakan ilmu pengetahuan sosial, berupa tercapainya
tujuan intruksional. Dari uraian tersebut, ilmu pengetahuan sosial menggunakan
bagian-bagian ilmu sosial guna kepentingan pengajaran. Untuk itu, berbagai
konsep dan generalisasi ilmu sosial harus disederhanakan agar lebih mudah
dipahami peserta didik-peserta didik yang umumnya belum matang untuk
mempelajari ilmu-ilmu tersebut. Hal
ini menempatkan keberadaan IPS secara metodologis dan keilmuan dapat dikatakan
belum setara dengan ilmu-ilmu sosial.
C. Hubungan
Ilmu-Ilmu
Sosial dengan Ilmu Pengetahuan Sosial
IPS dengan
ilmu-ilmu sosial mempunyai hubungan sebagai berikut :
1.
IPS
mengambil bahan-bahan dari ilmu sosial.
2. Tidak ada keharusan bahwa semua ilmu sosial perlu
diturunkan dalam setiap pokok bahasan IPS, tapi disesuaikan dengan tujuan
pengajaran dan perkembangan pesrerta didik.
3. Jenjang pendidikan juga ikut menentukan jumlah dan
bagian isi ilmu sosial yang akan diramu menjadi program IPS.
4. Kesamaannya IPS dapat disusun dengan mengaitkan atau
menggabungkan berbagai unsur ilmu sosial sehingga menjadi menarik.
Hubungan IPS
dan ilmu-ilmu sosial dapat dipahami dengan lebih jelas berdasarkan konsep dasar
dan generalisasi IPS yang dikembangkan oleh Mulyono T.J. yang telah
dimodifikasi dan diperluas dalam Mukminan dkk. (2002: 62-77) sebagai berikut:
1.1 Antropologi
Antropas
sendiri itu berarti manusia. Secara singkat antopologi berarti suatu studi
tentang manusia dengan pekerjaannya (Anthropology is the study of man and his
works). Pekerjaan manusia disini termasuk segala hasil
pemikiannya atau hasil akal budinya, secara singkat diangkum dalam istilah
kebudayaan.
Adapun
hubungannya dengan IPS ialah IPS mengambil materi antropologi yang terkait
dengan kajian hasil budidaya manusia dalam menjaga eksistensinya dan usaha
meningkatkan kehidupan, baik aspek lahiriah maupun batiniah.
1.2 Ekonomi
Ekonomi adalah tindakan manusia yang
ditunjukan untuk mencari kemakmurannya. Tindakan manusia yang ditunjukan untuk
mencapai kemakmuannya disebut tindakan ekonomi. Alasan yang mendorong
manusia melakukan tindakan ekonomi disebut motif ekonomi yaitu berusaha
mencapai hasil yang sebenar-benarnya.
Adapun hubungannya dengan IPS adalah
IPS mengambil materi ilmu ekonomi terkait dengan usaha manusia untuk mencapai
kemakmuran, dan gejala-gejala serta hubungan yang timbul dari usaha tersebut.
1.3 Geogafi
Manusia baik sebagai individu,
maupun sebagai kelompok, tidak hanya melakukan intereaksi dengan sesamanya,
melainkan juga melakukan intereraksi dengan alam lingkungannya. Hartshorne R.
(1960) mengatakan bahwa geografi diartikan sebagai studi yang mencoba
mengemukakan deskipsi ilmiah tentang bumi sebagai dunia kehidupan manusia.
Geografi diartikan pula sebagai ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan
deskripsi dan penjelasan tentang pola-pola lokasi gejala yang statis atau yang
bergerak di permukaan bumi.
Adapun hubungannya dengan IPS adalah
IPS mengambil materi dari geografi yang terkait dengan ruang bumi, garis
lintang, bujur, arah, jarak, lokasi ruang, kondisi alam, tata lingkungan,
sumber daya alam, serta interaksi antar bangsa dan manusia dengan lingkungan.
1.4
Sejarah
Istilah sejarah berasal dari kata
Arab “sujaratun” yang artinya pohon. Pengertian pohon disini semula dimaksud
sebagai “pohon silsilah”. Sebenarnya “silsilah” hanya salah satu aspek kecil
saja dari pengertian sejaah yang sebenarnya. Dalam pengertian dasar, istilah
sejarah adalah tejemahan dari bahasa Inggris “history” yang asal mulanya dari
kata Yunani “Historia” yang artinya “suatu inkuiri” (suatu hasil penelitian).
Sejarah termasuk salah satu dari
ilmu-ilmu sosial. Sejarah menempati kedudukan yang khas, fokus kajian sejarah
adalah manusia (individu atau kelompok masyarakat) yang hidup disuatu tempat
(spasiai) tetentu pada suatu waktu (temporal) tertentu. Faktor waktu inilah
yang paling membedakan sejarah dengan ilmu-ilmu sosial lainnya.
1.5 Ilmu Politik
Definisi ilmu politik menurut Roger
F. Soltau mengatakan bahwa ilmu politik mempelajari negara, tujuan-tujuan
negara dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan tersebut ; hubungan
antara negara dengan warga negaranya serta dengan negara-negara lain. Kan W.
Deutseh menyebutkan bahwa politik adalah pengambilan keputusan melalui sarana
umum.
Adapun hubungannya dengan IPS adalah
IPS mengambil materi ilmu politik yang membahas usaha manusia mengorganisasikan
kekuasaan dalam mengatur manusia dalam mengatur dan menyelenggarakan
kepentingan rakyat dan bangsa.
1.6
Psikologi Sosial
Psikologi sosial adalah suatu studi
ilmiah tentang proses mental manusia sebagai makhluk sosial. Objek studi
psikologi sosial adalah tingkah-laku manusia di masyarakat sebagai ungkapan
proses mental, kejiwaan yang meliputi kemauan, minat, reaksi emosional, kecerdasan dan seterusnya, termasuk
pembentukan kepibadiannya.
Hubungan IPS dan psikologi sosial
IPS mengambil materi dari psikologi sosial yang mempelajari perilaku individu,
kelompok, dan masyarakat yang dipengaruhi oleh situasi sosial, pengetahuan, pemikiran,
tanggapan, dan spekulasi.
1.7
Sosiologi
Sosiologi berasal dari kata Latin
“socius” dan kata Yunani “Logos”. Socius berarti teman dan logos berarti kata
atau berbicara. Jadi sosiologi berarti berbicara mengenai teman, yang dalam
perkembangannya berarti ilmu mengenai masyarakat.
Sebagai ilmu sosial, keterkaitan IPS
dengan ilmu sosial adalah IPS mengambil materi sosiologi yang mempelajari
masyarakat secara keseluruhan dan hubungan antara individu dan masyarakat
tersebut.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ilmu Sosial adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia dan mempelajari manusia sebagai anggota
masyarakat. Ada bermacam-macam aspek tingkah laku manusia dalam masyarakat,
seperti aspek ekonomi, sikap, mental, budaya, dan hubungan sosial. Studi khusus
tentang aspek-aspek tingkah laku manusia inilah yang menghasilkan ilmu sosial,
seperti ekonomi, ilmu hukum, ilmu politik, psikologi, sosiologi, dan
antropologi.
Berbeda dengan ilmu sosial, studi sosial bukan
merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin akademis, melainkan lebih
merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan masalah sosial.
Persamaan antara social studies dengan social
sciences terletak pada sasaran nya yakni sama menjadikan manusia sebagai
sasaran atau obyek kajiannya, Adapun perbedaan antara ilmu-ilmu sosial dengan ilmu
pengetahuan sosial terletak pada tujuan masing-masing.
IPS dengan
ilmu-ilmu sosial mempunyai hubungan sebagai berikut : 1). IPS mengambil bahan-bahan dari ilmu sosial. 2). Tidak ada keharusan bahwa semua ilmu sosial perlu
diturunkan dalam setiap pokok bahasan IPS, tapi disesuaikan dengan tujuan
pengajaran dan perkembangan pesrerta didik. 3). Jenjang pendidikan juga ikut
menentukan jumlah dan bagian isi ilmu sosial yang akan diramu menjadi program
IPS. dan 5). Kesamaannya IPS dapat disusun dengan mengaitkan atau
menggabungkan berbagai unsur ilmu sosial sehingga menjadi menarik.
DAFTAR PUSTAKA
Sanusi, Achmad. 1971. Studi
Sosial di Indonesia. Bandung : IKIP.
Kosasih Jahiri, dkk. 1979. Pengajaran
Studi Sosial/IPS. Bandung : LPPP-IPS.
Nursid Sumaatmadja, dkk. 1986. Materi Pokok Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta : Kaninika UT.