PENGERTIAN, LATAR BELAKANG DAN TUJUAN IPS
MAKALAH
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Sosial 1
Dosen Pembimbing :
Taseman, M,Pd.I
Disusun Oleh:
1.
Dika Ayu Rahmawati
2.
Latifatul Mujtahidah
3.
Nadya Wahyu Efendi
4.
Niswatin Aliyah
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL FATTAH
SEMESTER II
Maret 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Ilmu Pengtahuan Sosial 1 “PENGERTIAN, LATAR BELAKANG DAN TUJUAN
IPS”
Makalah ini
disusun berdasarkan tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah Ilmu
Pengetahuan Alam 1 untuk menambah
wawasan penulis. Makalah ini disusun dengan harapan dapat bermanfaat
bagi semua kalangan dan terutama bagi penulis sendiri. Ucapan terima kasih juga
tak lupa kami haturkan kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan
makalah ini, antara lain:
1.
Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tanpa
gangguan.
2.
Taseman, M.Pd.I selaku
Dosen mata kuliah IPS 1, yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini.
3.
Keluarga yang senantiasa
mendukung kami.
4.
Teman-teman yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah.
5.
Semua pihak yang telah
terlibat yang tak dapat kami sebutkan satu-persatu.
Kami menyadari
makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Untuk itu, kami mengaharapkan
saran dan kritik yang membangun dari semua pihak agar kedepannya kami lebih
baik lagi dalam menyusun sebuah makalah
Maduran,
10 Maret 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
HALAMAN
SAMPUL DALAM........................................................................ 1
KATA
PENGANTAR.......................................................................................... 2
DAFTAR
ISI..........................................................................................................
3
BAB
I PENDAHUAN............................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 5
1.2 Rumusan Malasah........................................................................................ 5
1.3 Tujuan.......................................................................................................... 6
BAB
II PEMBAHASAN........................................................................................ 6
2.1 Pengertian IPS............................................................................................. 6
2.2 Tujuan IPS................................................................................................... 7
2.3 Latar Belakang IPS...................................................................................... 9
2.4 Sumber Dan Materi Kajian IPS................................................................. 10
2.5 Laboratorium IPS....................................................................................... 17
BAB
III PENUTUP.............................................................................................. 20
3.1 Kesimpulan................................................................................................ 20
3.2 Saran.......................................................................................................... 20
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas
hidup, baik secara individual maupun dalam hidup bermasyarakat kita harus
memiliki rasa saling menghormati dan menghargai, karena terdiri dari berbagai
individu yang berbeda, apalagi negara Indonesia merupakan negara yang memiliki
populasi yang sangat besardengan berbagai perbedaan strata sosial, ras, suku,
agama, dan kebudayaan. Semua itu perlu dipelajari, dimengerti, dan disadari,
sehingga tumbuh rasa persatuan, patriotisme, nasionalisme, dan etos kerja.
Pada hakikatnya manusia itu selain sebagai mahluk individu yang harus
mengenal dirinya juga sebagai mahluk sosial yaitu harus mampu hidup
berinteraksi dngen manusia lainnya yakni dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk
mempelajari hal tersebut telah dirangkum dalam materi pelajaran yakni Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS).
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah perpaduan dari pilihan konsep ilmu-ilmu
sosial seperti: sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, budaya dan sebagainya.
Yang diperuntukan sebagai pembelajaran pada tingkat persekolahan, ada juga yang
menjelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial adalah pembelajaran ilmu sosial yang
disederhanakan untuk pembelajaran pada tingkat persekolahan. Untuk dapat
melakasanakan pembelajaran IPS yang efektif sangat penting untuk mengetahui
perjalanan belajar siswa usia muda. Siswa usia muda memiliki rasa ingin tahu
yang alami tentang lingkungan alam dan lingkungan sosial mereka.
Mereka juga berinteraksi dan merupakan bagian dari berbagai kelompok
termasuk keluarga, teman, masyarakat yang membawa berbagai pengalaman dan pengetahuan
sekolah. Oleh sebab itu maka pelajaran IPS sangat penting dan merupakan suatu
pendekatan terhadap hal-hal yang berkenaan dengan manusia masyarakat serta
lingkungannya.
1.2 Rumusan Masalah
1
Apa pengertian IPS?
2
Bagaimana tujuan IPS?
3
Bagaimana latar belakang munculnya
IPS?
4
Bagaimana sumber dan materi kajian
IPS
5
Bagaimana Laboratorium IPS?
1.3 Tujuan
1
Menjelaskan pengertian IPS?
2
Menjelaskan tujuan IPS?
3
Menjelaskan latar belakang munculnya
IPS?
4
Menjelaskan sumber dan materi kajian
IPS
5
Menjelaskan Laboratorium IPS?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah penyederhanaan atau adaptasi dari
disiplin ilmu-ilmu sosial dan humanifora, serta kegiatan dasar manusia yang
diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan (somantri, 2001:92).
Ilmu pengetahuan Sosial adalah mata pelajaran yang mengkaji kehidupan
sosial yang bahannya didasakan pada kajian sejarah, geografi, ekonomi,
sosiologi, antropologi dan tata Negara, IPS yang diajarkan di SD terdiri atas
dua bahan kajian pokok pengetahuan sosial dan sejarah. Bahan kajian pengetahuan
sosial mencakup antropoloti, sosiologi, geografi, ekonomi dan tata Negara.
Bahan kajian sejarah meliputi perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa
lampau hingga masa kini (Tim Cemerlang, 2007:118).
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran atau mata kuliah
yang mempelajari kehidupan sosial yang kajiannya mengintegrasikan bidang
ilmu-ilmu sosial dan humaniora.
Pengertian IPS telah banyak dikemukakan oleh para ahli IPS. Berikut
pengertian IPS yang dikemukakan oleh beberapa ahli pendidikan IPS di Indonesia:
1.
Moeljono Cokrodikardjo,mengemukakan
bahwa IPS adalah perwujudan dari sesuatu pendekatan interdisipliner dari ilmu
sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni
sosiologi, antropologi, budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu
politik, dan ekologi manusia yang diformulasikan untuktujuan instruksional
dengan materi dan tujuan yaang disederhanakan agar mudah dipelajari.
2.
Nu’man Soemantri, menyatakan bahwa
IPS merupakan pelajaran ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tingkat SD,
SMP, SMA. Penyederhanaaan mengandung arti :
·
Menurunkan tingkat kesukaran
ilmu-ilmu sosial yang biasa dipelajari di Universitas menjadi pelajaran yang
sesuai dengan kematangan berfikir siswa sekolah dasar dan lanjutan.
·
Mempertautkan dan memadukan bahan
aneka cabang ilmu-lmu sosial dan kehidupan masyarakat sehingga menjadi
pelajaran yang mudah dicerna.
3.
S. Nasution, mendifinisikan IPS
sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran
sosial. Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian dari kurikulim sekolah yang
berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang terdiri atas subjek
sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah
bidang studi yang mempelajari, menelah, menganalisis gejala dan masalah sosial
di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu
perpaduan.
IPS yang diajarkan pada pendidikan
dasar dan menengah, menjadi dasar pengantar bagi mempelajari IPS atau Studi
Sosial atau ilmu Sosial di Perguruan Tinggi. Bahkan dalam kerangka kerjanya
dapat saling melengkapi. Hasil penelaahan IPS dapat dimanfaatkan oleh ilmu
sosial, dan sebaliknya hasil kajian ilmu sosial, dapat dimanfaatkan oleh IPS.
2.2 Tujuan IPS
Setiap bidang studi yang tercantum dalam kurikulum sekolah, telah dijiwai
oleh tujuan yang harus dicapai oleh pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM)
bidang studi tersebut secara keseluruhan. Tujuan ini disebut tujuan kurikuler yang merupakan
penjabaran lebih lanjut dari tujuan Istutional dan tujuan Pendidikan Nasional.
Tujuan kurikuler yang dimaksud adalah tujuan pendidikan IPS. Secara
keseluruhan tujuan pendidikan IPS di SD/MI sebagai berikut.
1.
Membekali anak didik dengan
pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di masyarakat.
2.
Membekali anak didik dengan
kemampuan mengindentifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan
masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.
3.
Membekali anak didik dengan
kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang
keilmuan serta bidang keahlian.
4.
Membekali anak didik dengan
kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan
hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut.
5.
Membekali anak didik dengan
kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan
kehidupan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi
Dan kurikulum IPS tahun 2006 bertujuan
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1.
Mengenalkan konsen-konsep yang
berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan.
2.
Memiliki kemampuan dasar untuk
berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan
ketrampilan dalam kehidupan sosial.
3.
Memiliki komitmen dan kesadaran
terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusian.
4.
Memiliki kemampuan berkomunikasi,
bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,
nasional, dan global
Dalam kegiatan pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial, siswa dapat dibawa langsung ke dalam lingkungan alam dan
masyarakat. Dengan lingkungan alam sekitar, siswa akan akrab dengan kondisi
setempat sehingga mengetahui makna serta manfaat mata pelajaran ilmu pengetahuan
sosial secara nyata.
Di samping itu, dengan mempelajari
sosial/masyarakat, siswa secara langsung dapat mengamati dan mempelajari
norma-norma atau peraturan serta kebiasaan-kebiasaan baik yang berlaku dalam
masyarakat tersebut sehingga siswa mendapat pengalaman langsung adanya hubungan
timbal balik yang saling mempengaruhi antara kehidupan pribadi dan masyarakat.
Dengan kata lain manfaat yang diperoleh setelah mempelari ilmu pengetahuan
sosial di samping mempersiapkan diri untuk terjun ke masyarakat, juga membentuk
dirinya sebagai anggota masyarakat yang baik dengan menaati aturan yang berlaku
dan turut pula mengembangkannya serta bermanfaat pula dalam mengembangkan
pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
Sejalan dengan tujuan tersebut tujuan IPS menurut Nursid Sumaatmaja adalah
“Membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi
masyarakat dan negara”. Sedangkan Oemar Hamalik merumuskan tujuan pendidikan
IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu:
1.
Pengetahuan dan pemahaman.
2.
Sikap hidup belajar.
3.
Nilai-nilai sosial dan sikap.
4.
Keterampilan.
Tujuan utama pengetahuan sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat,memiliki
sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi,dan
terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa
dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai
manakala program-program pelajaran IPS di sekolah di organisasikan secara baik.
2.3 Latar Belakang Munculnya
IPS
Ide IPS berasal dari literature
pendidikan Amerika Serikat. Nama asli IPS di Amerika Serikat adalah social
studies. Istilah tersebut pertama kali digunakan eebagai nama sebuah lembaga
yang diberi nama committe of
social studies. Lembaga ini merupakan himpunan tenaga ahli yang berminat
pada kurikulum ilmu-ilmu social ditingkat sekolah dan ahli-ahli ilmu social
yang mempunyai minat yang sama. Dalam perkembangannya study social dimasukkan
dalam kurikulum untuk dipelajari oleh peserta didik mulai dari jenjang
pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Secara lebih spesifik study social
mulai dimuat dalam kurikulum 1975 dengan nama ilmu pengetahuan social (IPS).
IPS merupakan sebuah mata pelajaran yang dipelajari dari tingkat pendidikan
dasar sampai tingkat pendidikan tinggi pada jurusan atau program study
tertentu.
Pembahasan mengenai latar belakang
lahirnya IPS akan dilihat dari dua aspek:
a. Latar belakang sosiologis
Tinjauan terhadap latar belakang sosiologis difokuskan pada tempat lahirnya
IPS yang pada awalnya bernama social studies. IPS dengan nama social studies pertama
kali digunakan dalam kurikulum sekolah rugby
di inggris pada tahun 1827. Dr. Thomas Arnold, derektur sekolah tersebut adalah
orang pertama yang berjasa memasukkan IPS (social
studies) kedalam kurikulum sekolah .
b. Latar belakang pedagogis
Di samping sebagai reaksi atau
keadaan masyarakat, seperti di Inggris, Amerika dan Indonesia.lahirnya IPS jugs
dilatar belakangi oleh keinginan untuk menyiapkan peserta didik agar menjadi
warga masyarakat yang bertanggung jawab, yakni dapat mewujudkan kewajiban dan hak-haknya
dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik di harapkan akan menjadi warga masyarakat yang tidak individualistik,
yang hanya mementingkan kebutuhan sendiri, dan mengesampingkan kebutuhan yang
lain atau warga masyarakat lainnya. Dalam teori pendidikan digambarkan bahwa
peserta didik dan masyarakat
merupakan satu kesatuan yang bulat dan
utuh menyeluruh. Dalam kehidupan mereka
tidak memisahkan suatu aspek kehidupan dari aspek kehidupan yang lain.
2.4 Sumber Dan Materi Kajian IPS
Materi adalah
apa yang dipelajari oleh siswa berdasarkan tujuan yang akan dicapai. Pendidikan
IPS merupakan sintetis antara disiplin ilmu pendidikan dengan disiplin
ilmu-ilmu sosial maka materi yang dipelajari siswa adalah materi yang berkaitan
dengan pencapaian tujuan pendidikan. Oleh karena itu materi yang dikembangkan
dalam pendidikan IPS tidak dapat melepaskan diri dari materi yang dikembangkan
dari luar disiplin ilmu sosial yaitu materi-materi yang digunakan untuk
mengembangkan sikap dalam proses belajar.
Ruang lingkup yang
dipelajari IPS adalah manusia sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu,
segala gejala, masalah dan peristiwa tentang kehidupan manusia di masyarakat,
dapat dijadikan sumber dan materi IPS. Kejadian-kejadian tadi baik yang
langsung kita jumpai di masyarakat maupun yang diberitakan di radio, surat
kabar, televisi, dan yang ditulis di buku-buku pelajaran, dapat dijadikan bahan
untuk dipelajari pada ilmu pengetahuan sosial. Dengan demikian, sumber dan
materi IPS ini dapat dikatakan tidak terbatas. (Nursid Sumaatmadja:1980).
1.
Disiplin Ilmu Sosial sebagai Sumber IPS
Seperti yang sudah dikemukakan
terdahulu, bahwa mata pelajaran atau atau bidang keilmuan yang dapat dilibatkan
kedalam pengajaran IPS berbeda antara yang dilaksanakan di Sekolah Dasar dengan
yang dilaksanakan di Sekolah Lanjutan, dan dengan apa yang dilaksanakan di
Perguruan Tinggi. Tetapi jika ditinjau aspek-aspek yang menjadi materinya,
tentu saja sama. Aspek-aspek itu meliputi aspek keruangan, aspek waktu, aspek
kebutuhan materi, aspek budaya, aspek pemerintah dan kenegaraan, dan
aspek-aspek lainya. Mata pelajaran yang dapat dijadikan sebagai sumber pada
pengajaran IPS yaitu Geografi, Sejarah, Ekonomi, Antropologi, Politik, dan
Sosiologi.
a. Geografi
Ada lima konsep dasar yang
dikemukakan oleh Getrude Whipple, yaitu (1) bumi sebagai planet, (2) variasi
cara hidup, (3) variasi wilayah-wilayah alamiah, (4) makna wilayah (region)
bagi kehidupan manusia, (5) pentingnya lokasi dalam memahami peristiwa dunia.
b. Sejarah
Konsep-konsep dasar dalam sejarah
antara lain adalah: (1) waktu, (2) dokumen, (3) alur peristiwa, (4) kronologi,
(5) peta, (6) tahap-tahap peradaban, (7) ruang, (8) evolusi, dan (9) revolusi.
c. Antropologi
Konsep dasar antropologi menurut
C.A. Eliwood: (1) kebudayaan, (2) tradisi, (3) pengetahuan, (4) ilmu, (5)
teknologi, (6) norma, (7) lembaga, (8) seni, (9) bahasa, (10) lambang.
d. Sosiologi
Konsep dasar dalam sosiologi
antara lain: (1) interaksi sosial, (2) sosialisasi, (3) kelompok sosial, (4)
pelapisan sosial, (5) proses sosial, (6) perubahan sosial, (7) mobilisasi
sosial, (8) modernisasi, (9) patologi sosial.
e. Psikologi Sosial
Konsep dasar dalam psikologi
sosial antara lain: (1) emosi, (2) perhatian, (3) minat, (4) kemauan, (5)
motivasi, (6) kecerdasan dalam menanggapi persoalan sosial, (7) penghayatan,
(8) kesadaran, (9) harga diri, (10) sikap mental, (11) kepribadian.
f. Ekonomi
Konsep dasar dalam ekonomi antara
lain: (1) sumber daya, (2) keterbatasan sumber daya, (3) kebutuhan yang tidak
terbatas, (4) produksi, distribusi, konsumsi, (5) permintaan-penawaran, (6)
tenaga kerja, (7) modal, (8) alternatif pemanfaatan sumber daya.
g. Politik dan pemerintahan
Konsep dasarnya antara lain: (1)
kekuasaan, (2) Negara, (3) kepemimpinan, (4) wilayah, (5) kedaulatan rakyat,
(6) undang-undang.
2.
Masyarakat dan Media sebagai Sumber dan Materi IPS
Ilmu pengetahuan Sosial adalah bidang
pengetahuan yang digali dari kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Oleh
karena itu, pengajaran IPS yang melupakan masyarakat sebagai sumber dan
objeknya, merupakan suatu bidang pengetahuan yang tidak berpijak pada suatu
kenyataan. IPS yang tidak bersumber pada kenyataan tadi, tidak mungkin akan
mencapai sasaran dan tujuannya, yang tidak memenuhi tuntunan masyarakatnya.
Pengajaran IPS bukan hanya sekedar
menyajikan materi-materi yang akan memenuhi ingatan para siswa, melainkan lebih
jauh, kebutuhanya sendiri dan sesuai dengan kebutuhan dan tuntunan masyarakat.
Gejala-gejala yang ada diluar jendela kelas dan diluar halaman sekolah seperti
persampahan, kemacetan lalu-lintas, kekurangan air bersih, kekurangan gizi,
pengangguran dan lain-lain, merupakan materi IPS yang dapat merangsang pikiran
para siswa. Katakanlah gejala atau masalah sampah di lingkungan sekolah atau
dilingkungan tempat tinggal akan mengangkut kemampuan ekonomi masyarakat,
kebiasaan, pengawasan dari pihak yang berwenang, sikap mental masyarakat,
hubungan antara sesama warga masyarakat dan lain sebagainya.
Melalui proses seperti yang dikemukakan
diatas, guru dan siswa telah berhasil memberikan fungsi yang praktis kepada
masyarakat sebagai sumber dan matrei IPS. Selanjutnya masyarakat itu selain
menjadi sumber dan materi IPS, juga menjadi laboratoriumnya. Pengetahuan,
konsep, dan teori-teori IPS yang telah diperoleh murid-murid di dalam kelas,
selain dapat dicocokan dimasyarakat, dapat pula diterapkanya. Masyarakat
merupakan tempat yang nyata untuk mencobakan segala pengetahuan IPS yang telah
dipelajarinya.
Materi
IPS yang dapat dipelajari dan menjadi bahan pembelajaran, tidak hanya kehidupan
nyata sesaat yang terjadi di masyarakat, tetapi juga meliputi cerita-cerita,
novel, kisah-kisah tokoh terkenal yang dapat dibaca oleh peserta didik. Bahan
bacaan seperti buku, surat kabar, majalah, dan makalah juga menjadi sumber materi
dan sumber pembelajaran IPS.
Melalui
berbagai bahan bacaan tersebut dapat diperoleh berbagai pengetahuan, termasuk
di dalamnya pengetahuan sosial dan nilai-nilai yang bermakna dalam kehidupan.
Selain itu, berita dan pemberitaan, baik yang berkenaan dengan kehidupan sosial
setempat (lokal) maupun di tingkat daerah (regional), nasional, dan juga dunia
(global) merupakan bahan pengetahuan yang dapat dipelajari. Oleh karena itu,
surat kabar, radio dan televisi merupakan sumber berita dan pemberitaan yang
sekaligus sebagai sumber materi dan sumber pemberitaan IPS. Peristiwa kehidupan
sosial di tempat lain yang tidak dapat secara langsung disaksikan dan diamati,
bisa diketahui melalui sumber-sumber tadi, bahkan bisa juga dianalisis.
Peristiwa
sejarah dan peristiwa bersejarah juga menjadi sumber materi dalam pembelajaran
IPS. Peristiwa tersebut bisa dipelajari antara lain melalui benda-benda
peninggalan masa lampau, seperti peralatan, barang-barang berharga,
barang-barang seni, prasasti, candi, dan fosil. Benda-benda peninggalan masa
lampau yang telah menjadi dokumen, sebagian masih tetap ada di tempatnya
semula, sebagian lagi disimpan di museum.
Dalam
proses pembelajaran IPS, mengunjungi tempat-tempat bersejarah, khususnya
museum, dapat mengembangkan wawasan peserta didik terhadap peristiwa masa
lampau.
Selanjutnya, uraian
berikut ini juga merupakan sumber-sumber materi yang bisa dimanfaatkan dalam
pembelajaran IPS.
a. Bahan
Cetak
Bahan
cetak yang paling utama adalah buku teks. Buku teks sangat penting bila materi
yang akan diajarkan berupa teori-teori atau konsep-konsep. Akan tetapi, contoh
atau aplikasinya dapat diambilkan dari sumber lain, baik dari sesama media
cetak maupun sumber lain yang relevan. Jurnal dan majalah ilmiah mengandung
sejumlah konsep dan contoh aplikasinya yang pernah dilakukan oleh orang lain.
Surat kabar memuat peristiwa-peristiwa aktual terbaru (current affairs).
Berita-berita terbaru pada umumnya menarik perhatian siswa, karena tidak semua
siswa berkesempatan membaca surat kabar.
Nara
sumber bisa digunakan sebagai sumber materi IPS, tetapi tidak setiap saat.
Sumber ini digunakan untuk pembelajaran khusus, yang pelaksanaannya diatur
dengan program sekolah, misal setiap akhir semester. Sekolah mengundang ahli
atau tokoh tertentu untuk memberikan penjelasan tentang suatu atau topik,
misalnya tentang dampak narkoba bagi masa depan anak bangsa. Tokoh yang tepat
sebagai narasumber untuk tema ini adalah:
·
Tokoh agama, untuk menjelaskan tentang hukum-hukum agama
yang melarang penggunaan narkoba, serta dampaknya bagi kehidupan pribadi dan
masyarakat.
·
Dokter, untuk menjelaskan pengaruh narkoba bagi kesehatan
fisik dan mental, serta kehidupan sosial masyarakat.
·
Polisi dan atau ahli hukum, untuk menjelaskan sanksi hukum
yang dapat dikenakan bagi orang-orang yang terlibat
narkoba.
Pembelajaran khusus
semacam ini memerlukan perencanaan yang khusus pula. Guru atau pihak sekolah
perlu membuat rencana pembelajaran khusus, seperti halnya RPP untuk setiap
bidang studi. Dalam hal ini, pembelajaran melibatkan seluruh komponen dalam
jumlah yang lebih besar, misalnya siswa (semua siswa kelas 4,5,6), guru (semua
guru yang terkait), nara sumber dari luar sekolah (seperti diuraikan di atas),
ruang (aula), media pembelajaran (laptop, LCD, dsb), dan waktu (misal 3 jam
atau 3 sesi).
c. Tempat
Tempat-tempat
seperti tempat bersejarah, pusat perekonomian, pusat pemerintahan, pusat
kebudayaan, dsb, dapat digunakan sebagai sumber materi pembelajaran IPS. Tempat
merupakan sesuatu yang tidak bergerak dan tidak dapat dipindahkan. Oleh karena
itu, metode yang sesuai dengan sumber bahan ini adalah metode karyawisata.
Siswa diantar ke tempat-tempat tersebut untuk mempelajari topik atau tema
tertentu yang direncanakan oleh guru. Karyawisata seperti ini juga memerlukan
perencanaan pembelajaran yang khusus pula.
d. Media
Elektronik
Media
elektronik juga merupakan sumber materi pembelajaran yang up to date.
Penggunaan sumber elektronik dapat dimanfaatkan secara langsung atau tidak
langsung. Secara langsung, bisa dilakukan dengan cara guru mengambil
berita-berita atau program-program pendidikan di televisi atau radio untuk
disampaikan kepada anak didik dalam pembelajaran masing-masing bidang studi.
Siswa dan guru mendengarkan siaran radio atau menonton siaran televisi secara
langsung, kemudian membahasnya di kelas. Bisa juga dilakukan
dengan cara guru menugasi siswa untuk mendengarkan siaran tertentu di rumah
masing-masing, kemudian hasilnya dilaporkan kepada guru di sekolah.
Internet
juga merupakan sumber materi yang luas dan terkini. Melalui internet, dapat
diperoleh buku atau berbagai informasi lengkap tentang kejadian-kejadian
terbaru di seluruh dunia. Idealnya, semua sekolah memiliki jaringan internet
yang dapat digunakan oleh semua siswa. Namun, kendala yang dihadapi sangat
banyak, misalnya ketidakmampuan sekolah untuk membeli komputer, ketidakmampuan guru
dalam mengoperasikan komputer/internet, belum mempunyai sambungan telepon, dan
sebagainya.
Organisasi materi pendidikan IPS pada tingkat sekolah dasar menggunakan
pendekatan secara terpadu/ fusi. Hal ini disesuaikan dengan karakteristik
tingkat perkembangan usia siswa SD yang masih pada taraf berpikir abstrak.
Materi pendidikan IPS yang disajikan pada tingkat sekolah dasar tidak menunjukkan
label dari masing-masing disiplin ilmu sosial. Materi disajikan secara tematik
dengan mengambil tema-tema sosial yang terjadi di sekitar siswa.
Demikian juga halnya tema-tema sosial yang dikaji berangkat
dari fenomena-fenomena
serta aktivitas sosial yang terjadi di sekitar siswa.
Tema-tema ini
kemudian semakin meluas pada lingkungan yang semakin jauh
dari lingkaran
kehidupan siswa. Dengan demikian seorang guru yang akan
melaksanakan proses pembelajaran IPS harus dibekali dengan sejumlah pemahaman
tentang karakteristik pendidikan IPS yang meliputi pengertian dan tujuan
pendidikan IPS, landasan filosofis pengembangan kurikulum pendidikan IPS serta
disiplin-disiplin ilmu sosial yang dikembangkan dalam pendidikan IPS.
Mempelajari IPS pada hakekatnya adalah menelaah interaksi
antara individu dan masyarakat dengan lingkungan (fisik dan social-budaya).
Materi IPS digali dari segala aspek kehidupan praktis sehari-hari di
masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran IPS yang melupakan masyarakat sebagai
sumber dan objeknya merupakan suatu bidang ilmu yang tidak berpijak pada
kenyataan. (Menurut Mulyono Tjokrodikaryo, 1986:21). Ada 5 macam
sumber materi IPS antara lain:
a. Segala sesuatu atau apa saja yang ada
dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan
sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya.
b. Kegiatan manusia misalnya: mata
pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi, transportasi.
c. Lingkungan geografi dan budaya meliputi
segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak
yang terdekat sampai yang terjauh.
d. Kehidupan masa lampau, perkembangan
kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai
yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang besar.
e. Anak sebagai sumber materi meliputi
berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan, keluarga.
Dengan demikian masyarakat dan lingkungannya, selain menjadi
sumber materi IPS sekaligus juga menjadi laboratoriumnya. Pengetahuan konsep,
teori-teori IPS yang diperoleh anak di dalam kelas dapat dicocokkan dan
dicobakan sekaligus diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari di masyarakat.
2.5 Laboratorium IPS
Istilah Laboratorium berasal dari bahasa Latin, yaitu Labora yang berarti bekerja, Secara umum laboratorium didefinisikan
sebagi tempat bekerja, yaitu bangunan, gedung atau ruangan yang dilengkapi
peralatan (instrumen) untuk melakukan pekerjaan ilmiah seperti riset,
demonstrasi, diskusi dan sebagainya. Di samping itu, yang dimaksud dengan laboratorium
secara umum adalah
1.
Bangunan, Atau Ruangan Untuk
Melakukan Penyelidikan Atau Eksperimen Secara Ilmiah Maupun Teknis,
2.
Situasi Atau Tempat Yang Menyediakan
Sarana Untuk Melakukan Studi, Observasi Atau Eksperimen Dan
3.
Tempat Dimana Bahan Kimia Dan
Obat-Obatan Disiapkan.
Laboratorium adalah unsur pelaksana teknis penunjang
pelaksanaan tugas pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat dalam satu cabang ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni sesuai dengan keperluan bidang ilmu /teknologi /kesenian tertentu.
Laboratorium dapat berupa bengkel,
studio, rumah sakit, laut, pasar, hotel, pabrik, kebun, sawah, desa,
sekolahan, dan perkantoran. Di samping sebagai tempat praktek siswa dan tempat
peneliti melakukan penelitian, laboratorium juga bisa digunakan oleh
masyarakat untuk membantu memecahkan masalah mereka. Di sebuah universitas,
laboratorium dipimpin oleh seorang dosen yang ditugasi sebagai kepala laboratorium.
Laboratorium IPS tentu saja berbeda dengan
laboratorium IPA. Laboratorium atau “ruang IPS” tidak
sepenuhnya berupa untuk melakukan eksperimen seperti laboratorium IPA. Meskipun demikian dalam
laboratorium IPS dapat dilakukan alat peraga dua atau tiga dimensi untuk
pengajaran IPS. Biasanya dalam laboratorium
IPS disimpan atau disediakan berbagai alat peraga pengajaran dalam bentuk
dua atau tiga dimensi (visual dan radio) seperti:
1. Gambar-gambar dinding (pakaian adat, alat rumah tangga dan setiap suku di Indonesia atau dunia).
2. Foto-foto
peristiwa bersejarah atau tokoh sejarah (Indonesia atau Dunia).
3. Peta-peta sejarah,
geografis (informasi fisik bumi, sumber-sumber alam, ekonomi, mineral), peta
dinding (informasi batas politik antar negara).
4. Karya grafis (bentuk gambar grafik, bagan diagram) yang memuat informasi tentang penduduk (bangsa-bangsa atau kelompok etnis, ekonimi, sumber alam, agama, politik, sosial, sejarah (peristiwa ditempatkan dalam bagan atau poros bagan).
5. Karya kerajinan (craft work) dalam visual tiga dimensi
berupa model patung tokoh sejarah dari tanah
liat, peta timbul dan sebagainya. Dalam laboratorium IPS ini
model-model dapat dibuat oleh mahasiswa sendiri di bawah bimbingan guru.
Bahan-bahan yang digunakan tidak saja dari tanah liat (lempung), tetapi juga
malam berwarna (lilin), plastisin (dari bahan plastik mirip tanah liat
tetapi tetap lunak), paper mache (bubur kertas dari koran-koran bekas). Dari
bahan-bahan tersebut dapat dibuat juga diorama atau model-model lain sesuai
dengan kebutuhan pengajaran IPS yang dikehendaki.
6. Di laboratorium
dapat disimpan dan digunakan juga peralatan elektronik audio seperti radio cassette, peralatan audio visual proyektor film, film layar
lebar (screen). Casette dan film setiap waktu dapat diputar untuk didengar dan
dilihat, misalnya, pidato-pidato bersejarah, lagu-lagu perjuangan atau lagu-lagu
rakyat, film tentang peristiwa bersejarah atau film sejarah, film berita tentang
kehidupan ekonomi, sosial, politik suatu masyarakat tertentu. Laboratorium IPS bukan gudang untuk menyimpan semua benda tersebut di atas. Seperti halnya dengan perpustakaan, laboratorium ini adalah salah satu sumber belajar bagi siswa
dan oleh karena itu harus dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam perencanaan strategi dan proses pembelajaran IPS.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bidang studi yang mempelajari dan
menelaah serta menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau
dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu.
Pembelajaran IPS bertujuan membentuk warga negara yang berkemampuan
sosialdan yakin akan kehidupannya sendiri di tengah-tengah kekuatan fisik dan
sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga negara yang baik dan
bertanggung jawab.
IPS merupakan bidang studi baru,
karena dikenal sejak diberlakukan kurikulum 1975. Dikatakan baru karena cara
pandangnya bersifat terpadu, artinya bahwa IPS merupakan perpaduan dari
sejumlah mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi.
Adapun perpaduan ini disebabkan mata pelajaran-mata pelajaran tersebut
mempunyai kajian yang sama yaitu manusia.
Pendidikan IPS penting diberikan
kepada siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, karena siswa sebagai
anggota masyarakat perlu mengenal masyarakat dan lingkungannya. Untuk mengenal
masyarakat siswa dapat beljar melalui media cetak, media elektronika, maupun
secara langsung melalui pengalaman hidupnya ditengah-tengah msyarakat. Dengan
pengajaran IPS, diharapkan siswa dapat memiliki sikap peka dan tanggap untuk
bertindak secara rasional dan bertanggungjawab dalam memecahkan masalah-masalah
sosial yang dihadapi dalam kehidupannya.
3.2 Saran
Mata kuliah ini sangat penting bagi calon seorang guru, sehingga penulis
berharap agar dosen juga mengarahkan apabila dalam pemaparan isi dan lainnya
kami melakukan kesalahan. Saran penulis terhadap pembaca yaitu pembeca
hendaknya memahami isi makalah ini karena materi yang ada di dalamnya dapat
digunakan sebagai bahan ajar ketika mengajar di SD/MI.
DAFTAR PUSTAKA
Sumaatmadja, Nursid. 2007. Konsep
Dasar IPS. Jakarta : Universitas Terbuka.
Susanto, Ahmad. 2014. Pengembangan
Pembelajaran IPS. Jakarta :Prenadamedia Grup.
Sardjiyo, dkk. 2011. Pendidikan
IPS di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.