Monday, June 17, 2019

Makalah IPS

0


PENGERTIAN, LATAR BELAKANG  DAN TUJUAN IPS


MAKALAH

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Sosial 1
                                                                              
Dosen Pembimbing :
Taseman, M,Pd.I



Disusun Oleh:
1.      Dika Ayu Rahmawati
2.      Latifatul Mujtahidah
3.      Nadya Wahyu Efendi
4.      Niswatin Aliyah



PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL FATTAH
SEMESTER II
Maret 2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Ilmu Pengtahuan Sosial 1 “PENGERTIAN, LATAR BELAKANG DAN TUJUAN IPS”
Makalah ini disusun berdasarkan tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah Ilmu Pengetahuan Alam 1 untuk menambah wawasan penulis. Makalah ini disusun dengan harapan dapat bermanfaat bagi semua kalangan dan terutama bagi penulis sendiri. Ucapan terima kasih juga tak lupa kami haturkan kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan makalah ini, antara lain:
1.      Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tanpa gangguan.
2.      Taseman, M.Pd.I selaku Dosen mata kuliah IPS 1, yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini.
3.      Keluarga yang senantiasa mendukung kami.
4.      Teman-teman yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah.
5.      Semua pihak yang telah terlibat yang tak dapat kami sebutkan satu-persatu.
Kami menyadari makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Untuk itu, kami mengaharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak agar kedepannya kami lebih baik lagi dalam menyusun sebuah makalah



Maduran, 10 Maret  2016



Penyusun



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN SAMPUL DALAM........................................................................    1
KATA PENGANTAR..........................................................................................   2
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHUAN............................................................................................ 4
1.1  Latar Belakang............................................................................................. 5
1.2  Rumusan Malasah........................................................................................ 5
1.3  Tujuan.......................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 6
2.1  Pengertian IPS............................................................................................. 6
2.2  Tujuan IPS................................................................................................... 7
2.3  Latar Belakang IPS...................................................................................... 9
2.4  Sumber Dan Materi Kajian IPS................................................................. 10
2.5  Laboratorium IPS....................................................................................... 17
BAB III PENUTUP.............................................................................................. 20
3.1  Kesimpulan................................................................................................ 20
3.2  Saran.......................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 21



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup, baik secara individual maupun dalam hidup bermasyarakat kita harus memiliki rasa saling menghormati dan menghargai, karena terdiri dari berbagai individu yang berbeda, apalagi negara Indonesia merupakan negara yang memiliki populasi yang sangat besardengan berbagai perbedaan strata sosial, ras, suku, agama, dan kebudayaan. Semua itu perlu dipelajari, dimengerti, dan disadari, sehingga tumbuh rasa persatuan, patriotisme, nasionalisme, dan etos kerja.
Pada hakikatnya manusia itu selain sebagai mahluk individu yang harus mengenal dirinya juga sebagai mahluk sosial yaitu harus mampu hidup berinteraksi dngen manusia lainnya yakni dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk mempelajari hal tersebut telah dirangkum dalam materi pelajaran yakni Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah perpaduan dari pilihan konsep ilmu-ilmu sosial seperti: sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, budaya dan sebagainya. Yang diperuntukan sebagai pembelajaran pada tingkat persekolahan, ada juga yang menjelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial adalah pembelajaran ilmu sosial yang disederhanakan untuk pembelajaran pada tingkat persekolahan. Untuk dapat melakasanakan pembelajaran IPS yang efektif sangat penting untuk mengetahui perjalanan belajar siswa usia muda. Siswa usia muda memiliki rasa ingin tahu yang alami tentang lingkungan alam dan lingkungan sosial mereka.
Mereka juga berinteraksi dan merupakan bagian dari berbagai kelompok termasuk keluarga, teman, masyarakat yang membawa berbagai pengalaman dan pengetahuan sekolah. Oleh sebab itu maka pelajaran IPS sangat penting dan merupakan suatu pendekatan terhadap hal-hal yang berkenaan dengan manusia masyarakat serta lingkungannya.


1.2  Rumusan Masalah
1        Apa pengertian IPS?
2        Bagaimana tujuan IPS?
3        Bagaimana latar belakang munculnya IPS?
4        Bagaimana sumber dan materi kajian IPS
5        Bagaimana Laboratorium IPS?

1.3  Tujuan
1        Menjelaskan pengertian IPS?
2        Menjelaskan tujuan IPS?
3        Menjelaskan latar belakang munculnya IPS?
4        Menjelaskan sumber dan materi kajian IPS
5        Menjelaskan Laboratorium IPS?



BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humanifora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan (somantri, 2001:92).
Ilmu pengetahuan Sosial adalah mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang bahannya didasakan pada kajian sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi dan tata Negara, IPS yang diajarkan di SD terdiri atas dua bahan kajian pokok pengetahuan sosial dan sejarah. Bahan kajian pengetahuan sosial mencakup antropoloti, sosiologi, geografi, ekonomi dan tata Negara. Bahan kajian sejarah meliputi perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lampau hingga masa kini (Tim Cemerlang, 2007:118).
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran atau mata kuliah yang mempelajari kehidupan sosial yang kajiannya mengintegrasikan bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora.
Pengertian IPS telah banyak dikemukakan oleh para ahli IPS. Berikut pengertian IPS yang dikemukakan oleh beberapa ahli pendidikan IPS di Indonesia:
1.        Moeljono Cokrodikardjo,mengemukakan bahwa IPS adalah perwujudan dari sesuatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi, budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ekologi manusia yang diformulasikan untuktujuan instruksional dengan materi dan tujuan yaang disederhanakan agar mudah dipelajari.
2.        Nu’man Soemantri, menyatakan bahwa IPS merupakan pelajaran ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tingkat SD, SMP, SMA. Penyederhanaaan mengandung arti :
·         Menurunkan tingkat kesukaran ilmu-ilmu sosial yang biasa dipelajari di Universitas menjadi pelajaran yang sesuai dengan kematangan berfikir siswa sekolah dasar dan lanjutan.
·         Mempertautkan dan memadukan bahan aneka cabang ilmu-lmu sosial dan kehidupan masyarakat sehingga menjadi pelajaran yang mudah dicerna.
3.        S. Nasution, mendifinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian dari kurikulim sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang terdiri atas subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bidang studi yang mempelajari, menelah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu perpaduan.
IPS yang diajarkan pada pendidikan dasar dan menengah, menjadi dasar pengantar bagi mempelajari IPS atau Studi Sosial atau ilmu Sosial di Perguruan Tinggi. Bahkan dalam kerangka kerjanya dapat saling melengkapi. Hasil penelaahan IPS dapat dimanfaatkan oleh ilmu sosial, dan sebaliknya hasil kajian ilmu sosial, dapat dimanfaatkan oleh IPS.

2.2  Tujuan IPS
Setiap bidang studi yang tercantum dalam kurikulum sekolah, telah dijiwai oleh tujuan yang harus dicapai oleh pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) bidang studi tersebut secara keseluruhan. Tujuan ini disebut tujuan kurikuler yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan Istutional dan tujuan Pendidikan Nasional.
Tujuan kurikuler yang dimaksud adalah tujuan pendidikan IPS. Secara keseluruhan tujuan pendidikan IPS di SD/MI sebagai berikut.
1.      Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di masyarakat.
2.      Membekali anak didik dengan kemampuan mengindentifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.
3.      Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.
4.      Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut.
5.      Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi
Dan kurikulum IPS tahun 2006 bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1.      Mengenalkan konsen-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan.
2.      Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial.
3.      Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusian.
4.      Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global
Dalam kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, siswa dapat dibawa langsung ke dalam lingkungan alam dan masyarakat. Dengan lingkungan alam sekitar, siswa akan akrab dengan kondisi setempat sehingga mengetahui makna serta manfaat mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial secara nyata.
Di samping itu, dengan mempelajari sosial/masyarakat, siswa secara langsung dapat mengamati dan mempelajari norma-norma atau peraturan serta kebiasaan-kebiasaan baik yang berlaku dalam masyarakat tersebut sehingga siswa mendapat pengalaman langsung adanya hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara kehidupan pribadi dan masyarakat. Dengan kata lain manfaat yang diperoleh setelah mempelari ilmu pengetahuan sosial di samping mempersiapkan diri untuk terjun ke masyarakat, juga membentuk dirinya sebagai anggota masyarakat yang baik dengan menaati aturan yang berlaku dan turut pula mengembangkannya serta bermanfaat pula dalam mengembangkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
Sejalan dengan tujuan tersebut tujuan IPS menurut Nursid Sumaatmaja adalah “Membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara”. Sedangkan Oemar Hamalik merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu:
1.      Pengetahuan dan pemahaman.
2.      Sikap hidup belajar.
3.      Nilai-nilai sosial dan sikap.
4.      Keterampilan.

Tujuan utama pengetahuan sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat,memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi,dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS di sekolah di organisasikan secara baik.

2.3  Latar Belakang Munculnya IPS
Ide IPS berasal dari literature pendidikan Amerika Serikat. Nama asli IPS di Amerika Serikat adalah social studies. Istilah tersebut pertama kali digunakan eebagai nama sebuah lembaga yang diberi nama committe  of social studies. Lembaga ini merupakan himpunan tenaga ahli yang berminat pada kurikulum ilmu-ilmu social ditingkat sekolah dan ahli-ahli ilmu social yang mempunyai minat yang sama. Dalam perkembangannya study social dimasukkan dalam kurikulum untuk dipelajari oleh peserta didik mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Secara lebih spesifik study social mulai dimuat dalam kurikulum 1975 dengan nama ilmu pengetahuan social (IPS). IPS merupakan sebuah mata pelajaran yang dipelajari dari tingkat pendidikan dasar sampai tingkat pendidikan tinggi pada jurusan atau program study tertentu.
Pembahasan mengenai latar belakang lahirnya IPS akan dilihat dari dua aspek:
a.      Latar belakang sosiologis
Tinjauan terhadap latar belakang sosiologis difokuskan pada tempat lahirnya IPS yang pada awalnya bernama social studies. IPS dengan nama social studies pertama kali digunakan dalam kurikulum sekolah rugby di inggris pada tahun 1827. Dr. Thomas Arnold, derektur sekolah tersebut adalah orang pertama yang berjasa memasukkan IPS (social studies) kedalam kurikulum sekolah . 
b.      Latar belakang pedagogis
Di samping sebagai reaksi atau keadaan masyarakat, seperti di Inggris, Amerika dan Indonesia.lahirnya IPS jugs dilatar belakangi oleh keinginan untuk menyiapkan peserta didik agar menjadi warga masyarakat yang bertanggung jawab, yakni dapat mewujudkan kewajiban dan hak-haknya dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik di harapkan akan menjadi  warga masyarakat yang tidak individualistik, yang hanya mementingkan kebutuhan sendiri, dan mengesampingkan kebutuhan yang lain atau warga masyarakat lainnya. Dalam teori pendidikan digambarkan bahwa peserta didik  dan masyarakat merupakan  satu kesatuan yang bulat dan utuh menyeluruh. Dalam kehidupan mereka  tidak memisahkan suatu aspek kehidupan dari  aspek kehidupan yang lain.

2.4   Sumber Dan Materi Kajian IPS
Materi adalah apa yang dipelajari oleh siswa berdasarkan tujuan yang akan dicapai. Pendidikan IPS merupakan sintetis antara disiplin ilmu pendidikan dengan disiplin ilmu-ilmu sosial maka materi yang dipelajari siswa adalah materi yang berkaitan dengan pencapaian tujuan pendidikan. Oleh karena itu materi yang dikembangkan dalam pendidikan IPS tidak dapat melepaskan diri dari materi yang dikembangkan dari luar disiplin ilmu sosial yaitu materi-materi yang digunakan untuk mengembangkan sikap dalam proses belajar.
Ruang lingkup yang dipelajari IPS adalah manusia sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, segala gejala, masalah dan peristiwa tentang kehidupan manusia di masyarakat, dapat dijadikan sumber dan materi IPS. Kejadian-kejadian tadi baik yang langsung kita jumpai di masyarakat maupun yang diberitakan di radio, surat kabar, televisi, dan yang ditulis di buku-buku pelajaran, dapat dijadikan bahan untuk dipelajari pada ilmu pengetahuan sosial. Dengan demikian, sumber dan materi IPS ini dapat dikatakan tidak terbatas. (Nursid Sumaatmadja:1980).
1.      Disiplin Ilmu Sosial sebagai Sumber IPS
Seperti yang sudah dikemukakan terdahulu, bahwa mata pelajaran atau atau bidang keilmuan yang dapat dilibatkan kedalam pengajaran IPS berbeda antara yang dilaksanakan di Sekolah Dasar dengan yang dilaksanakan di Sekolah Lanjutan, dan dengan apa yang dilaksanakan di Perguruan Tinggi. Tetapi jika ditinjau aspek-aspek yang menjadi materinya, tentu saja sama. Aspek-aspek itu meliputi aspek keruangan, aspek waktu, aspek kebutuhan materi, aspek budaya, aspek pemerintah dan kenegaraan, dan aspek-aspek lainya. Mata pelajaran yang dapat dijadikan sebagai sumber pada pengajaran IPS yaitu Geografi, Sejarah, Ekonomi, Antropologi, Politik, dan Sosiologi.
a.       Geografi
Ada lima konsep dasar yang dikemukakan oleh Getrude Whipple, yaitu (1) bumi sebagai planet, (2) variasi cara hidup, (3) variasi wilayah-wilayah alamiah, (4) makna wilayah (region) bagi kehidupan manusia, (5) pentingnya lokasi dalam memahami peristiwa dunia.
b.      Sejarah
Konsep-konsep dasar dalam sejarah antara lain adalah: (1) waktu, (2) dokumen, (3) alur peristiwa, (4) kronologi, (5) peta, (6) tahap-tahap peradaban, (7) ruang, (8) evolusi, dan (9) revolusi.
c.       Antropologi
Konsep dasar antropologi menurut C.A. Eliwood: (1) kebudayaan, (2) tradisi, (3) pengetahuan, (4) ilmu, (5) teknologi, (6) norma, (7) lembaga, (8) seni, (9) bahasa, (10) lambang.
d.      Sosiologi
Konsep dasar dalam sosiologi antara lain: (1) interaksi sosial, (2) sosialisasi, (3) kelompok sosial, (4) pelapisan sosial, (5) proses sosial, (6) perubahan sosial, (7) mobilisasi sosial, (8) modernisasi, (9) patologi sosial.
e.       Psikologi Sosial
Konsep dasar dalam psikologi sosial antara lain: (1) emosi, (2) perhatian, (3) minat, (4) kemauan, (5) motivasi, (6) kecerdasan dalam menanggapi persoalan sosial, (7) penghayatan, (8) kesadaran, (9) harga diri, (10) sikap mental, (11) kepribadian.
f.       Ekonomi
Konsep dasar dalam ekonomi antara lain: (1) sumber daya, (2) keterbatasan sumber daya, (3) kebutuhan yang tidak terbatas, (4) produksi, distribusi, konsumsi, (5) permintaan-penawaran, (6) tenaga kerja, (7) modal, (8) alternatif pemanfaatan sumber daya.
g.      Politik dan pemerintahan
Konsep dasarnya antara lain: (1) kekuasaan, (2) Negara, (3) kepemimpinan, (4) wilayah, (5) kedaulatan rakyat, (6) undang-undang.

2.      Masyarakat dan Media sebagai Sumber dan Materi IPS
Ilmu pengetahuan Sosial adalah bidang pengetahuan yang digali dari kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran IPS yang melupakan masyarakat sebagai sumber dan objeknya, merupakan suatu bidang pengetahuan yang tidak berpijak pada suatu kenyataan. IPS yang tidak bersumber pada kenyataan tadi, tidak mungkin akan mencapai sasaran dan tujuannya, yang tidak memenuhi tuntunan masyarakatnya.
Pengajaran IPS bukan hanya sekedar menyajikan materi-materi yang akan memenuhi ingatan para siswa, melainkan lebih jauh, kebutuhanya sendiri dan sesuai dengan kebutuhan dan tuntunan masyarakat. Gejala-gejala yang ada diluar jendela kelas dan diluar halaman sekolah seperti persampahan, kemacetan lalu-lintas, kekurangan air bersih, kekurangan gizi, pengangguran dan lain-lain, merupakan materi IPS yang dapat merangsang pikiran para siswa. Katakanlah gejala atau masalah sampah di lingkungan sekolah atau dilingkungan tempat tinggal akan mengangkut kemampuan ekonomi masyarakat, kebiasaan, pengawasan dari pihak yang berwenang, sikap mental masyarakat, hubungan antara sesama warga masyarakat dan lain sebagainya.
Melalui proses seperti yang dikemukakan diatas, guru dan siswa telah berhasil memberikan fungsi yang praktis kepada masyarakat sebagai sumber dan matrei IPS. Selanjutnya masyarakat itu selain menjadi sumber dan materi IPS, juga menjadi laboratoriumnya. Pengetahuan, konsep, dan teori-teori IPS yang telah diperoleh murid-murid di dalam kelas, selain dapat dicocokan dimasyarakat, dapat pula diterapkanya. Masyarakat merupakan tempat yang nyata untuk mencobakan segala pengetahuan IPS yang telah dipelajarinya.
Materi IPS yang dapat dipelajari dan menjadi bahan pembelajaran, tidak hanya kehidupan nyata sesaat yang terjadi di masyarakat, tetapi juga meliputi cerita-cerita, novel, kisah-kisah tokoh terkenal yang dapat dibaca oleh peserta didik. Bahan bacaan seperti buku, surat kabar, majalah, dan makalah juga menjadi sumber materi dan sumber pembelajaran IPS.
Melalui berbagai bahan bacaan tersebut dapat diperoleh berbagai pengetahuan, termasuk di dalamnya pengetahuan sosial dan nilai-nilai yang bermakna dalam kehidupan. Selain itu, berita dan pemberitaan, baik yang berkenaan dengan kehidupan sosial setempat (lokal) maupun di tingkat daerah (regional), nasional, dan juga dunia (global) merupakan bahan pengetahuan yang dapat dipelajari. Oleh karena itu, surat kabar, radio dan televisi merupakan sumber berita dan pemberitaan yang sekaligus sebagai sumber materi dan sumber pemberitaan IPS. Peristiwa kehidupan sosial di tempat lain yang tidak dapat secara langsung disaksikan dan diamati, bisa diketahui melalui sumber-sumber tadi, bahkan bisa juga dianalisis.
Peristiwa sejarah dan peristiwa bersejarah juga menjadi sumber materi dalam pembelajaran IPS. Peristiwa tersebut bisa dipelajari antara lain melalui benda-benda peninggalan masa lampau, seperti peralatan, barang-barang berharga, barang-barang seni, prasasti, candi, dan fosil. Benda-benda peninggalan masa lampau yang telah menjadi dokumen, sebagian masih tetap ada di tempatnya semula, sebagian lagi disimpan di museum.
Dalam proses pembelajaran IPS, mengunjungi tempat-tempat bersejarah, khususnya museum, dapat mengembangkan wawasan peserta didik terhadap peristiwa masa lampau.
Selanjutnya, uraian berikut ini juga merupakan sumber-sumber materi yang bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran IPS.
a.       Bahan Cetak
Bahan cetak yang paling utama adalah buku teks. Buku teks sangat penting bila materi yang akan diajarkan berupa teori-teori atau konsep-konsep. Akan tetapi, contoh atau aplikasinya dapat diambilkan dari sumber lain, baik dari sesama media cetak maupun sumber lain yang relevan. Jurnal dan majalah ilmiah mengandung sejumlah konsep dan contoh aplikasinya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Surat kabar memuat peristiwa-peristiwa aktual terbaru (current affairs). Berita-berita terbaru pada umumnya menarik perhatian siswa, karena tidak semua siswa berkesempatan membaca surat kabar.
b.      Nara Sumber
Nara sumber bisa digunakan sebagai sumber materi IPS, tetapi tidak setiap saat. Sumber ini digunakan untuk pembelajaran khusus, yang pelaksanaannya diatur dengan program sekolah, misal setiap akhir semester. Sekolah mengundang ahli atau tokoh tertentu untuk memberikan penjelasan tentang suatu atau topik, misalnya tentang dampak narkoba bagi masa depan anak bangsa. Tokoh yang tepat sebagai narasumber untuk tema ini adalah:
·         Tokoh agama, untuk menjelaskan tentang hukum-hukum agama yang melarang penggunaan narkoba, serta dampaknya bagi kehidupan pribadi dan masyarakat.
·         Dokter, untuk menjelaskan pengaruh narkoba bagi kesehatan fisik dan mental, serta kehidupan sosial masyarakat.
·         Polisi dan atau ahli hukum, untuk menjelaskan sanksi hukum yang dapat dikenakan bagi orang-orang yang terlibat narkoba.
Pembelajaran khusus semacam ini memerlukan perencanaan yang khusus pula. Guru atau pihak sekolah perlu membuat rencana pembelajaran khusus, seperti halnya RPP untuk setiap bidang studi. Dalam hal ini, pembelajaran melibatkan seluruh komponen dalam jumlah yang lebih besar, misalnya siswa (semua siswa kelas 4,5,6), guru (semua guru yang terkait), nara sumber dari luar sekolah (seperti diuraikan di atas), ruang (aula), media pembelajaran (laptop, LCD, dsb), dan waktu (misal 3 jam atau 3 sesi).
c.       Tempat
Tempat-tempat seperti tempat bersejarah, pusat perekonomian, pusat pemerintahan, pusat kebudayaan, dsb, dapat digunakan sebagai sumber materi pembelajaran IPS. Tempat merupakan sesuatu yang tidak bergerak dan tidak dapat dipindahkan. Oleh karena itu, metode yang sesuai dengan sumber bahan ini adalah metode karyawisata. Siswa diantar ke tempat-tempat tersebut untuk mempelajari topik atau tema tertentu yang direncanakan oleh guru. Karyawisata seperti ini juga memerlukan perencanaan pembelajaran yang khusus pula.
d.      Media Elektronik
Media elektronik juga merupakan sumber materi pembelajaran yang up to date. Penggunaan sumber elektronik dapat dimanfaatkan secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung, bisa dilakukan dengan cara guru mengambil berita-berita atau program-program pendidikan di televisi atau radio untuk disampaikan kepada anak didik dalam pembelajaran masing-masing bidang studi. Siswa dan guru mendengarkan siaran radio atau menonton siaran televisi secara langsung, kemudian membahasnya di kelas. Bisa juga dilakukan dengan cara guru menugasi siswa untuk mendengarkan siaran tertentu di rumah masing-masing, kemudian hasilnya dilaporkan kepada guru di sekolah.
Internet juga merupakan sumber materi yang luas dan terkini. Melalui internet, dapat diperoleh buku atau berbagai informasi lengkap tentang kejadian-kejadian terbaru di seluruh dunia. Idealnya, semua sekolah memiliki jaringan internet yang dapat digunakan oleh semua siswa. Namun, kendala yang dihadapi sangat banyak, misalnya ketidakmampuan sekolah untuk membeli komputer, ketidakmampuan guru dalam mengoperasikan komputer/internet, belum mempunyai sambungan telepon, dan sebagainya.
Organisasi materi pendidikan IPS pada tingkat sekolah dasar menggunakan pendekatan secara terpadu/ fusi. Hal ini disesuaikan dengan karakteristik tingkat perkembangan usia siswa SD yang masih pada taraf berpikir abstrak. Materi pendidikan IPS yang disajikan pada tingkat sekolah dasar tidak menunjukkan label dari masing-masing disiplin ilmu sosial. Materi disajikan secara tematik dengan mengambil tema-tema sosial yang terjadi di sekitar siswa.
Demikian juga halnya tema-tema sosial yang dikaji berangkat dari fenomena-fenomena serta aktivitas sosial yang terjadi di sekitar siswa. Tema-tema ini kemudian semakin meluas pada lingkungan yang semakin jauh dari lingkaran kehidupan siswa. Dengan demikian seorang guru yang akan melaksanakan proses pembelajaran IPS harus dibekali dengan sejumlah pemahaman tentang karakteristik pendidikan IPS yang meliputi pengertian dan tujuan pendidikan IPS, landasan filosofis pengembangan kurikulum pendidikan IPS serta disiplin-disiplin ilmu sosial yang dikembangkan dalam pendidikan IPS.
Mempelajari IPS pada hakekatnya adalah menelaah interaksi antara individu dan masyarakat dengan lingkungan (fisik dan social-budaya). Materi IPS digali dari segala aspek kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran IPS yang melupakan masyarakat sebagai sumber dan objeknya merupakan suatu bidang ilmu yang tidak berpijak pada kenyataan. (Menurut Mulyono Tjokrodikaryo, 1986:21). Ada 5 macam sumber materi IPS antara lain:
a.       Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya.
b.      Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi, transportasi.
c.       Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh.
d.      Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang besar.
e.       Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan, keluarga.
Dengan demikian masyarakat dan lingkungannya, selain menjadi sumber materi IPS sekaligus juga menjadi laboratoriumnya. Pengetahuan konsep, teori-teori IPS yang diperoleh anak di dalam kelas dapat dicocokkan dan dicobakan sekaligus diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari di masyarakat.

2.5  Laboratorium IPS
Istilah Laboratorium berasal dari bahasa Latin, yaitu Labora yang berarti bekerja, Secara umum laboratorium didefinisikan sebagi tempat bekerja, yaitu bangunan, gedung atau ruangan yang dilengkapi peralatan (instrumen) untuk melakukan pekerjaan ilmiah seperti riset, demonstrasi, diskusi dan sebagainya. Di samping itu, yang dimaksud dengan laboratorium secara umum adalah
1.      Bangunan, Atau Ruangan Untuk Melakukan Penyelidikan Atau Eksperimen Secara Ilmiah Maupun Teknis,
2.      Situasi Atau Tempat Yang Menyediakan Sarana Untuk Melakukan Studi, Observasi Atau Eksperimen Dan
3.      Tempat Dimana Bahan Kimia Dan Obat-Obatan Disiapkan.

Laboratorium adalah unsur pelaksana teknis penunjang pelaksanaan tugas pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam satu cabang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni sesuai dengan keperluan bidang ilmu /teknologi /kesenian tertentu.
Laboratorium dapat berupa bengkel, studio, rumah sakit, laut, pasar, hotel, pabrik, kebun, sawah, desa, sekolahan, dan perkantoran. Di samping sebagai tempat praktek siswa dan tempat peneliti melakukan penelitian, laboratorium juga bisa digunakan oleh masyarakat untuk membantu memecahkan masalah mereka. Di sebuah universitas, laboratorium dipimpin oleh seorang dosen yang ditugasi sebagai kepala laboratorium.
Laboratorium IPS tentu saja berbeda dengan laboratorium IPA. Laboratorium atau “ruang IPS” tidak sepenuhnya berupa untuk melakukan eksperimen seperti laboratorium IPA. Meskipun demikian dalam laboratorium IPS dapat dilakukan alat peraga dua atau tiga dimensi untuk pengajaran IPS. Biasanya dalam laboratorium IPS disimpan atau disediakan berbagai alat peraga pengajaran dalam bentuk dua atau tiga dimensi (visual dan radio) seperti:
1.       Gambar-gambar dinding (pakaian adat, alat rumah tangga dan setiap suku di Indonesia atau dunia).
2.      Foto-foto peristiwa bersejarah atau tokoh sejarah (Indonesia atau Dunia).
3.      Peta-peta sejarah, geografis (informasi fisik bumi, sumber-sumber alam, ekonomi, mineral), peta dinding (informasi batas politik antar negara).
4.      Karya grafis (bentuk gambar grafik, bagan diagram) yang memuat informasi tentang penduduk (bangsa-bangsa atau kelompok etnis, ekonimi, sumber alam, agama, politik, sosial, sejarah (peristiwa ditempatkan dalam bagan atau poros bagan).
5.      Karya kerajinan (craft work) dalam visual tiga dimensi berupa model patung tokoh sejarah dari tanah liat, peta timbul dan sebagainya. Dalam laboratorium IPS ini model-model dapat dibuat oleh mahasiswa sendiri di bawah bimbingan guru. Bahan-bahan yang digunakan tidak saja dari tanah liat (lempung), tetapi juga malam berwarna (lilin), plastisin (dari bahan plastik mirip tanah liat tetapi tetap lunak), paper mache (bubur kertas dari koran-koran bekas). Dari bahan-bahan tersebut dapat dibuat juga diorama atau model-model lain sesuai dengan kebutuhan pengajaran IPS yang dikehendaki.
6.      Di laboratorium dapat disimpan dan digunakan juga peralatan elektronik audio seperti radio cassette, peralatan audio visual proyektor film, film layar lebar (screen). Casette dan film setiap waktu dapat diputar untuk didengar dan dilihat, misalnya, pidato-pidato bersejarah, lagu-lagu perjuangan atau lagu-lagu rakyat, film tentang peristiwa bersejarah atau film sejarah, film berita tentang kehidupan ekonomi, sosial, politik suatu masyarakat tertentu. Laboratorium IPS bukan gudang untuk menyimpan semua benda tersebut di atas. Seperti halnya dengan perpustakaan, laboratorium ini adalah salah satu sumber belajar bagi siswa dan oleh karena itu harus dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam perencanaan strategi dan proses pembelajaran IPS.



BAB III
PENUTUP
3.1   Kesimpulan
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu.
Pembelajaran IPS bertujuan membentuk warga negara yang berkemampuan sosialdan yakin akan kehidupannya sendiri di tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab.
IPS merupakan bidang studi baru, karena dikenal sejak diberlakukan kurikulum 1975. Dikatakan baru karena cara pandangnya bersifat terpadu, artinya bahwa IPS merupakan perpaduan dari sejumlah mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi. Adapun perpaduan ini disebabkan mata pelajaran-mata pelajaran tersebut mempunyai kajian yang sama yaitu manusia.
Pendidikan IPS penting diberikan kepada siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, karena siswa sebagai anggota masyarakat perlu mengenal masyarakat dan lingkungannya. Untuk mengenal masyarakat siswa dapat beljar melalui media cetak, media elektronika, maupun secara langsung melalui pengalaman hidupnya ditengah-tengah msyarakat. Dengan pengajaran IPS, diharapkan siswa dapat memiliki sikap peka dan tanggap untuk bertindak secara rasional dan bertanggungjawab dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupannya.

3.2   Saran
Mata kuliah ini sangat penting bagi calon seorang guru, sehingga penulis berharap agar dosen juga mengarahkan apabila dalam pemaparan isi dan lainnya kami melakukan kesalahan. Saran penulis terhadap pembaca yaitu pembeca hendaknya memahami isi makalah ini karena materi yang ada di dalamnya dapat digunakan sebagai bahan ajar ketika mengajar di SD/MI.



DAFTAR PUSTAKA

Sumaatmadja, Nursid. 2007. Konsep Dasar IPS. Jakarta : Universitas Terbuka.
Susanto, Ahmad. 2014. Pengembangan Pembelajaran IPS. Jakarta :Prenadamedia Grup.
Sardjiyo, dkk. 2011. Pendidikan IPS di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.

Author Image
AboutDika Ayu Rahmawati

Soratemplates is a blogger resources site is a provider of high quality blogger template with premium looking layout and robust design

No comments:

Post a Comment