Memahami Struktur, dan Proses Fisiologis
Sistem Gerak Pada Manusia
(Kelompok 11)
Bergerak merupakan salah
satu ciri yang dimiliki oleh makhluk hidup. Pada manusia gerakan tubuh
melibatkan tulang dan otot. Tulang dan otot merupakan alat gerak yang berkaitan
erat. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak bila tidak digerakan
diotot, karena tulang tidak dapat bergerak dengan sendirinya tanpa bantuan
otot. Tulang merupakan alat gerak pasif sedangkan otot merupakan alat gerak
aktif karena berperan sebagai penggerak tulang.
A. Tulang Penyusun Rangka
Manusia
Rangka adalah susunan
tulang-tulang dengan sistem tertentu. Berdasarkan bagian rangka tubuh yang
disusun, tulang-tulang dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu :
1.
Tulang Tengkorak
Tengkorak sebagian besar bersusun atas tulang-tulang
pipih. Tulang-tulang tersebut bersambungan sedemikian rupa sehingga membentuk
rongga. Di dalam rongga itulah tersimpan otak. Tulang tengkorak dapat dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu tulang bagian kepala dan tulang bagian muka.
2.
Tulang badan
Tulang badan meliputi
ruas-ruas tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk, dan tulang panggul.
Tulang badan berfungsi melindungi organ-organ dalam yang lunak, seperti
jantung, paru-paru, ginjal dan organ lainnya.
a. Tulang belakang (vertebral colomn)
Ruas-ruas tulang belakang saling berhubungan satu sama
lain. Tulang belakang mempunyai struktur yang kuat tetapi tetap fleksibel untuk
menyangga kepala. Ruas tulang belakang bembentuk saluran sumsum tulang
belakang. Tulang belakang terdiri dari 33 ruas yaitu, 7 ruas tulang leher, 12
ruas tulang punggung, 5 ruas tulang pinggang, 5 ruas tulang lengkang (sakrum),
dan 4 ruas tulang ekor.
b. Tulang Dada
Tulang dada terletak dekat tulang rusuk atau lebih
tepatnya di tengah-tengah dada. Tulang dada terdiri atas bagian hulu, badan,
dan taju pedang. Bagian hulu tulang dada berhubungan tulang selangka, sedangkan
bagian badan tulang dada berhubungan dengan enam pasang tulang rusuk. Tulang
taju pedang terletak dibagian bawah dari tulang dada, tulang ini terbentuk dari
tulang rawan.
c. Tulang Rusuk
Tulang rusuk berbentuk pipih panjang. Tulang rusuk
dapat dibedakan menjadi tiga macam, tulang rusuk sejati (costa vera), berjumlah 7 pasang, Tulang rusuk palsu (costa spuria), berjumlah 3 pasang, dan tulang
rusuk melayang (costa fluktuantes),
berjumlah 2 pasang.
d. Tulang Gelang Bahu
Gelang bahu atau pektoralis terdapat pada bagian kiri
dan kanan tubuh. Setiap gelang bahu terdiri dari atas tulang selangka
(klavikula) dan tulang belikat (skapula). Tulang selangka hanya ada sepasang
yang terletak di sebelah kanan dan kiri. Tulang selangka menghubungkan bahu
dengan tulang dada bagian hulu. Pada tulang belikat terdapat cekungan tempat
melekatnya tulang anggota gerak atas. Tulang belikat terbentuk segitiga dan
mempunyai tonjolan yang disebut paruh gagak.
e. Tulang Gelang Panggul
Gelang panggul atau pelvis terdiri atas dua tulang
usus (ilium), dua tulang kemaluan, dan dua tulang duduk yang bergabung menjadi
satu. Gelang panggul perempuan berbeda dengan gelang panggul laki-laki. Struktur
gelang panggul yang berbeda, merupakan suatu bentuk penyesuaian untuk
memudahkan bayi lahir dalam proses persalinan pada perempuan.
3.
Tulang Anggota Gerak
Tulang anggota gerak pada manusia terdiri dari tulang
anggota gerak bagian atas (tangan) dan tulang anggota gerak bagian bawah
(kaki). Tulang anggota gerak bagian atas tangan terbentuk dari tulang lengan
atas (humerus), tulang pengumpil (radius), dan tulang hasta (ulna). Adapun
tulang penyusun anggota gerak bagian bawah adalah tulang paha (femur), tulang
betis (fibula), dan tulang kering (tibia).
B. Proses Pertumbuhan Tulang
Pipa
1.
Tulang pipa dalam bentuk awalnya, merupakan tulang rawan yang
banyak mengandung osteoblas. Tulang ini dibungkus oleh selaput tulang rawan
atau perkondrium.
2.
Osifikasi dimulai dari daerah yang kaya osteoblas, yaitu
bagian diafise dan epifise, karena bagian ini paling banyak mengandung
osteoblas. Sel-sel yang terbentuk secara konsentris tersebut mengelilingi
saluran havers.
3.
Di bagian sentral tulang pipa terjadi perombakan sel-sel
tulang oleh osteklas. Aktivitas sel ini menyebabkan terbentuknya rongga sumsum
tulang yaitu sumsum merah tulang sebagai tempat pembentukan sel darah merah,
dan sumsum kuning tulang sebagai tempat pembentukan sel-sel lemak. Pada masa
bayi, sumsum tulang pipa sebagian besar terdiri atas sumsum merah. Setelah
mulai masa pertumbuhan, sebagian sumsum merah berubah menjadi sumsum kuning.
Sumsum tulang banyak mengandung kapiler darah dan serabut saraf.
4.
Osteosit yang terbentuk menyekresikan zat protein yang akan
menjadi matriks tulang. Karena adanya senyawa fosfor dan kalsium yang disuplai
oleh kapiler darah, matriks mengeras mengalami penulangan.
5.
Penulangan terpusatkan pada diafise dan epifise. Diantara
keduanya terdapat daerah yang belum mengalami penulangan dan tersusun atas tulang spon disebut cakra epifise
6.
Aktivitas osteoblas pada cakra epifise menyebabkan daerah
cakra epifise terus mengalami penulangan, hingga seseorang dewasa tidak akan
tumbuh lagi.
C. Macam-macam Otot
1
Otot Lurik
Disebut otot lurik karena jika dilihat dengan mikroskop,
sel otot tersebut tampak seperti daerah gelap dan terang yang tersusun secara
berselang-seling. Karena itu otot lurik disebut pula sebagai otot bergores
melintang. Karena melekat pada pada rangka disebut pula otot rangka. Otot lurik
dalam pengertian sehari-hari disebut daging. Ciri-ciri lurik adalah sebagai
berikut :
1. Bentuk sel silindris,
memanjang, mempunyai banyak inti sel.
2. Dengan mikroskop tampak
garis melintang yang tersusun atas daerah gelap dan terang berselang-seling.
3. Bekerja di bawah kesadaran
kita, artinya menurut perintah dari otak kanan. Karena itu disebut pula sebagai
otot sadar.
2
Otot Polos
Jika diamati dengan mikroskop, sel-sel otot ini tampak
polos dan tidak bergaris melintang. Otot ini banyak dijumpai pada organ dalam,
misalnya pada usus, pembuluh darah, saluran kemih, dan dinding rahim. Ciri-ciri
otot polos, berbentuk gelondong, kedua ujungnya meruncing dan bagian tengahn
ya menggelembung. Di dalam sel terdapat satu inti sel
yang berada di tengah, tidak memiliki garis-garis melintang, dan bekerja di
luar kesadaran.
3
Otot Jantung
Otot jantung terdapat pada organ jantung. Struktur
otot jantung sama dengan otot lurik yaitu bergores melintang, tetapi sel otot
jantung bercabang. Otot jantung tidak dibawah kehendak kita, melainkan
otomatis. Jadi, otot jantung bergantung otot lurik yang bekerja secara tidak
sadar.
D. Mekanisme Kerja Otot
Otot bekerja dengan jalan berkontraksi. Pada waktu
berkontraksi otot menjadi lebih pendek, mengembang dan tegang. Otot rangka
hanya dapat bekerja jika mendapat rangsangan dari saraf. Apabila sarafnya rusak
otot tidak dapat bekerja. Dalam keadaan tidak bekerja otot mengendur (relaksasi).
Otot dapat menarik, tetapi tidak dapat mendorong. Oleh
karena itu, otot hanya dapat menggerakkan tulang ke satu arah. Misalnya
membengkokkan atau meluruskan. Untuk mengembalikan tulang ke kedudukan semula
diperlukan kontraksi otot lain yang menarik tulang itu kembali.
Otot yang membengkokkan disebut otot fleksor dan otot yang meluruskan kembali
disebut otot ekstensor. Oleh karena
otot ekstensor dan otot fleksor bekerja secara berlawanan maka kedua otot itu
dikatakan bekerja secara antagonis.
Contoh otot yang bekerja secara antagonis adalah otot bisep dan trisep pada
lengan atas. Apabila otot bisep berkontraksi, lengan bawah terangkat. Untuk
mengembalikan lengan atas pada kedudukan semula, otot trisep relaksasi. Jadi,
otot bisep merupakan otot fleksor dan otot trisep merupakan otot ekstensor.
E. Kelainan tulang dan Otot
Kelainan pada
sistem gerak manusia diantaranya adalah.
1.
Kelainan Pada Tulang
a. Kelainan Sejak lahir
Ketika dilahirkan, anak tersebut telah mengalami
kelainan tulang. Penyebabnya mungkin karena ibu terjatuh atau makanan ibu
kurang mengandung vitamin D dan zat kapur (kalsium) atau karena faktor genetik.
Bentuk kelainan itu misalnya, tulangnya berbentuk X dan O.
b. Mikrosefalus
Merupakan suatu keadaan dimana ukuran kepala (lingkar
kepala) lebih kecil dari ukuran kepala rata-rata pada bayi berdasarkan umur dan
jenis kelaminnya. Pertumbuhan tulang tengkorak yang terhambat pada saat masih
bayi karena abnormalitas tirosin dan kekurangan zat kapur sehingga ukuran
kepala menjadi kecil.
c. Hidrosefalus
Merupakan kelainan penumpukan cairan di dalam
tengkorak, yang menyebabkan pembengkakan otak. Penumpukan cairan dapat terjadi
di otak jika aliran atau penyerapan terblokir atau jika cairan terlalu banyak
diproduksi, sehingga kepala membesar.
d. Kelainan Pada Tulang
Belakang
Kebiasaan posisi tubuh yang salah yang dilakukan dalam
waktu yang lama dapat menyebabkan kelainan tulang. Lordosis, kelainan pada
tulang punggung terlalu melengkung ke depan. Kifosis, kelainan pada tulang
punggung yang terlalu melengkung ke belakang. Skoliosis, kelainan pada tulang
punggung melengkung ke kiri atau ke kanan (ke samping).
2.
Kelainan Pada Otot
a. Kedutan
Kedutan diakibatkan serabut saraf di dalam otak
mengalami kontraksi sesaat sehingga pembuluh darah mendapat rangsang dalam
membangkitkan aliran listrik yang menyebabkan kejang sesaat.
b. Hipertropi
Hipertrofi adalah kelainan otot yang membesar dan
menjadi lebih kuat karena sel otot diberikan kegiatan atau aktifitas yang terus
menerus secara berlebihan.
c. Distrofi
Distrofi
otot adalah kelainan keturunan di mana otot-otot
akan sangat rentan mengalami kerusakan, sehingga otot secara perlahan-lahan
akan melemah.
IPA semester 1/2015