Friday, October 11, 2019

Makalah Struktur, dan Proses Fisiologis Sistem Gerak Pada Manusia

0

Memahami Struktur, dan Proses Fisiologis
Sistem Gerak Pada Manusia
(Kelompok 11)

Bergerak merupakan salah satu ciri yang dimiliki oleh makhluk hidup. Pada manusia gerakan tubuh melibatkan tulang dan otot. Tulang dan otot merupakan alat gerak yang berkaitan erat. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak bila tidak digerakan diotot, karena tulang tidak dapat bergerak dengan sendirinya tanpa bantuan otot. Tulang merupakan alat gerak pasif sedangkan otot merupakan alat gerak aktif karena berperan sebagai penggerak tulang.
A.    Tulang Penyusun Rangka Manusia
Rangka adalah susunan tulang-tulang dengan sistem tertentu. Berdasarkan bagian rangka tubuh yang disusun, tulang-tulang dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu :
         1.      Tulang Tengkorak
Tengkorak sebagian besar bersusun atas tulang-tulang pipih. Tulang-tulang tersebut bersambungan sedemikian rupa sehingga membentuk rongga. Di dalam rongga itulah tersimpan otak. Tulang tengkorak dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu tulang bagian kepala dan tulang bagian muka.
        2.      Tulang badan
Tulang badan meliputi ruas-ruas tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk, dan tulang panggul. Tulang badan berfungsi melindungi organ-organ dalam yang lunak, seperti jantung, paru-paru, ginjal dan organ lainnya.
a.  Tulang belakang (vertebral colomn)
Ruas-ruas tulang belakang saling berhubungan satu sama lain. Tulang belakang mempunyai struktur yang kuat tetapi tetap fleksibel untuk menyangga kepala. Ruas tulang belakang bembentuk saluran sumsum tulang belakang. Tulang belakang terdiri dari 33 ruas yaitu, 7 ruas tulang leher, 12 ruas tulang punggung, 5 ruas tulang pinggang, 5 ruas tulang lengkang (sakrum), dan 4 ruas tulang ekor.
b. Tulang  Dada
Tulang dada terletak dekat tulang rusuk atau lebih tepatnya di tengah-tengah dada. Tulang dada terdiri atas bagian hulu, badan, dan taju pedang. Bagian hulu tulang dada berhubungan tulang selangka, sedangkan bagian badan tulang dada berhubungan dengan enam pasang tulang rusuk. Tulang taju pedang terletak dibagian bawah dari tulang dada, tulang ini terbentuk dari tulang rawan.
c.       Tulang Rusuk
Tulang rusuk berbentuk pipih panjang. Tulang rusuk dapat dibedakan menjadi tiga macam, tulang rusuk sejati (costa vera), berjumlah 7 pasang, Tulang rusuk palsu (costa spuria), berjumlah 3 pasang, dan tulang rusuk melayang (costa fluktuantes), berjumlah 2 pasang.
d.      Tulang Gelang Bahu
Gelang bahu atau pektoralis terdapat pada bagian kiri dan kanan tubuh. Setiap gelang bahu terdiri dari atas tulang selangka (klavikula) dan tulang belikat (skapula). Tulang selangka hanya ada sepasang yang terletak di sebelah kanan dan kiri. Tulang selangka menghubungkan bahu dengan tulang dada bagian hulu. Pada tulang belikat terdapat cekungan tempat melekatnya tulang anggota gerak atas. Tulang belikat terbentuk segitiga dan mempunyai tonjolan yang disebut paruh gagak.
e.       Tulang Gelang Panggul
Gelang panggul atau pelvis terdiri atas dua tulang usus (ilium), dua tulang kemaluan, dan dua tulang duduk yang bergabung menjadi satu. Gelang panggul perempuan berbeda dengan gelang panggul laki-laki. Struktur gelang panggul yang berbeda, merupakan suatu bentuk penyesuaian untuk memudahkan bayi lahir dalam proses persalinan pada perempuan.
          3.      Tulang Anggota Gerak
Tulang anggota gerak pada manusia terdiri dari tulang anggota gerak bagian atas (tangan) dan tulang anggota gerak bagian bawah (kaki). Tulang anggota gerak bagian atas tangan terbentuk dari tulang lengan atas (humerus), tulang pengumpil (radius), dan tulang hasta (ulna). Adapun tulang penyusun anggota gerak bagian bawah adalah tulang paha (femur), tulang betis (fibula), dan tulang kering (tibia).
                                                                 
B.     Proses Pertumbuhan Tulang Pipa
      1.      Tulang pipa dalam bentuk awalnya, merupakan tulang rawan yang banyak mengandung osteoblas. Tulang ini dibungkus oleh selaput tulang rawan atau perkondrium.
        2.      Osifikasi dimulai dari daerah yang kaya osteoblas, yaitu bagian diafise dan epifise, karena bagian ini paling banyak mengandung osteoblas. Sel-sel yang terbentuk secara konsentris tersebut mengelilingi saluran havers.
         3.      Di bagian sentral tulang pipa terjadi perombakan sel-sel tulang oleh osteklas. Aktivitas sel ini menyebabkan terbentuknya rongga sumsum tulang yaitu sumsum merah tulang sebagai tempat pembentukan sel darah merah, dan sumsum kuning tulang sebagai tempat pembentukan sel-sel lemak. Pada masa bayi, sumsum tulang pipa sebagian besar terdiri atas sumsum merah. Setelah mulai masa pertumbuhan, sebagian sumsum merah berubah menjadi sumsum kuning. Sumsum tulang banyak mengandung kapiler darah dan serabut saraf.
        4.      Osteosit yang terbentuk menyekresikan zat protein yang akan menjadi matriks tulang. Karena adanya senyawa fosfor dan kalsium yang disuplai oleh kapiler darah, matriks mengeras mengalami penulangan.
        5.      Penulangan terpusatkan pada diafise dan epifise. Diantara keduanya terdapat daerah yang belum mengalami penulangan dan tersusun  atas tulang spon disebut cakra epifise
    6.      Aktivitas osteoblas pada cakra epifise menyebabkan daerah cakra epifise terus mengalami penulangan, hingga seseorang dewasa tidak akan tumbuh lagi.
C.     Macam-macam Otot
         1        Otot Lurik
Disebut otot lurik karena jika dilihat dengan mikroskop, sel otot tersebut tampak seperti daerah gelap dan terang yang tersusun secara berselang-seling. Karena itu otot lurik disebut pula sebagai otot bergores melintang. Karena melekat pada pada rangka disebut pula otot rangka. Otot lurik dalam pengertian sehari-hari disebut daging. Ciri-ciri lurik adalah sebagai berikut :
1.      Bentuk sel silindris, memanjang, mempunyai banyak inti sel.
2.      Dengan mikroskop tampak garis melintang yang tersusun atas daerah gelap dan terang berselang-seling.
3.      Bekerja di bawah kesadaran kita, artinya menurut perintah dari otak kanan. Karena itu disebut pula sebagai otot sadar.
         2        Otot Polos
Jika diamati dengan mikroskop, sel-sel otot ini tampak polos dan tidak bergaris melintang. Otot ini banyak dijumpai pada organ dalam, misalnya pada usus, pembuluh darah, saluran kemih, dan dinding rahim. Ciri-ciri otot polos, berbentuk gelondong, kedua ujungnya meruncing dan bagian tengahn
ya menggelembung. Di dalam sel terdapat satu inti sel yang berada di tengah, tidak memiliki garis-garis melintang, dan bekerja di luar kesadaran.
        3        Otot Jantung
Otot jantung terdapat pada organ jantung. Struktur otot jantung sama dengan otot lurik yaitu bergores melintang, tetapi sel otot jantung bercabang. Otot jantung tidak dibawah kehendak kita, melainkan otomatis. Jadi, otot jantung bergantung otot lurik yang bekerja secara tidak sadar.
D.    Mekanisme Kerja Otot
Otot bekerja dengan jalan berkontraksi. Pada waktu berkontraksi otot menjadi lebih pendek, mengembang dan tegang. Otot rangka hanya dapat bekerja jika mendapat rangsangan dari saraf. Apabila sarafnya rusak otot tidak dapat bekerja. Dalam keadaan tidak bekerja otot mengendur (relaksasi).
Otot dapat menarik, tetapi tidak dapat mendorong. Oleh karena itu, otot hanya dapat menggerakkan tulang ke satu arah. Misalnya membengkokkan atau meluruskan. Untuk mengembalikan tulang ke kedudukan semula diperlukan kontraksi otot lain yang menarik tulang itu kembali.
Otot yang membengkokkan disebut otot fleksor dan otot yang meluruskan kembali disebut otot ekstensor. Oleh karena otot ekstensor dan otot fleksor bekerja secara berlawanan maka kedua otot itu dikatakan bekerja secara antagonis. Contoh otot yang bekerja secara antagonis adalah otot bisep dan trisep pada lengan atas. Apabila otot bisep berkontraksi, lengan bawah terangkat. Untuk mengembalikan lengan atas pada kedudukan semula, otot trisep relaksasi. Jadi, otot bisep merupakan otot fleksor dan otot trisep merupakan otot ekstensor.
E.     Kelainan tulang dan Otot
Kelainan pada sistem gerak manusia diantaranya adalah.
         1.      Kelainan Pada Tulang
a.       Kelainan Sejak lahir
Ketika dilahirkan, anak tersebut telah mengalami kelainan tulang. Penyebabnya mungkin karena ibu terjatuh atau makanan ibu kurang mengandung vitamin D dan zat kapur (kalsium) atau karena faktor genetik. Bentuk kelainan itu misalnya, tulangnya berbentuk X dan O.
b.      Mikrosefalus
Merupakan suatu keadaan dimana ukuran kepala (lingkar kepala) lebih kecil dari ukuran kepala rata-rata pada bayi berdasarkan umur dan jenis kelaminnya. Pertumbuhan tulang tengkorak yang terhambat pada saat masih bayi karena abnormalitas tirosin dan kekurangan zat kapur sehingga ukuran kepala menjadi kecil.
c.       Hidrosefalus
Merupakan kelainan penumpukan cairan di dalam tengkorak, yang menyebabkan pembengkakan otak. Penumpukan cairan dapat terjadi di otak jika aliran atau penyerapan terblokir atau jika cairan terlalu banyak diproduksi, sehingga kepala membesar.
d.      Kelainan Pada Tulang Belakang
Kebiasaan posisi tubuh yang salah yang dilakukan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kelainan tulang. Lordosis, kelainan pada tulang punggung terlalu melengkung ke depan. Kifosis, kelainan pada tulang punggung yang terlalu melengkung ke belakang. Skoliosis, kelainan pada tulang punggung melengkung ke kiri atau ke kanan (ke samping).
        2.      Kelainan Pada Otot
a.       Kedutan
Kedutan diakibatkan serabut saraf di dalam otak mengalami kontraksi sesaat sehingga pembuluh darah mendapat rangsang dalam membangkitkan aliran listrik yang menyebabkan kejang sesaat.
b.      Hipertropi
Hipertrofi adalah kelainan otot yang membesar dan menjadi lebih kuat karena sel otot diberikan kegiatan atau aktifitas yang terus menerus secara berlebihan.
c.       Distrofi
Distrofi otot adalah kelainan keturunan di mana otot-otot akan sangat rentan mengalami kerusakan, sehingga otot secara perlahan-lahan akan melemah.


IPA semester 1/2015
Author Image
AboutDika Ayu Rahmawati

Soratemplates is a blogger resources site is a provider of high quality blogger template with premium looking layout and robust design

No comments:

Post a Comment