Memahami mendeskripsikan sistem ekskresi pada manusia
(kelompok 10)
Ekskresi adalah proses
pengeluaran sisa metabolisme yang sudah tidak dipakai lagi oleh tubuh,
dikeluarkan bersama urine, keringat, dan pernapasan. Alat ekskresi pada manusia
terdiri atas kulit, hati, paru-paru, dan ginjal.
A.
Alat Ekskresi Manusia
1.
Kulit
Kulit adalah
organ reseptor yang melindungi manusia dari kerusakan fisik, alat peraba, dan
alat ekskresi. Lapisan kulit, terdiri atas : epidesmis (kulit ari), dermis
(kulit jangat), dan jaringan ikat bawah kulit.
2.
Hati
Hati
menghasilkan empedu. Selain itu, hati juga berfungsi dalam proses sintesis
protein (fungsi endokrin : albumin, protrombin, dan fibrinogen plasma darah),
penyimpan gula (glikogen) dan lemak, metabolik, detoksifikasi, dan inaktivasi.
3.
Paru-paru
Paru-paru adalah
alat ekskresi karbon dioksida dan air yang dihasilkan melalui proses
pernapasan. Karbon dioksida dikeluarkan atau diangkut melalui plasma darah dan
dalam bentuk HCO3.
4.
Ginjal
Organ ginjal
berfungsi sebagai mempertahankan dan mengatur keseimbangan air dalam tubuh,
menjaga tekanan osmosis dengan cara mengatur konsentrasi garam dalam tubuh juga
sebagai alat ekskresi pada manusia yang berfungsi untuk mengekskresikan urin.
Di dalam urin terkandung air dan sisa-sisa metabolisme yang harus dikeluarkan
dari dalam tubuh karena, sisa metabolisme bersifat racun bagi tubuh.
B.
Struktur Ginjal
Ginjal tersusun atas bagian utama yaitu
1.
Kulit ginjal (korteks)
Bagian terluar ginjal merupakan bagian yang berwarna
merah yang di dalamnya mengandung struktur berbentuk tubulus yang disebut
nefron, unit penyaring terkencil ginjal. Sebuah ginjal tersusun atas kurang
lebih satu juta nefron, ujung nefron berbentuk corong tanpa lubang dengan
dinding rangkap yang disebut kapsula bowman. Nefron terdiri dari glomerulus,
kapsula bowman, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, dan tubulus
kontortus distal.
2.
Sumsum ginjal (Medula)
Sumsum ginjal merupakan tempat berkumpulnya
pembuluh-pembuluh halus dari simpai bowman.
3.
Rongga ginjal (pelvis)
Rongga ginjal atau pelvis renalis fungsinya menampung
urin sementara sebelum dikeluarkan melalui ureter.
C.
Fungsi Ginjal
1.
Korteks, berfungsi sebagai pelindung ginjal itu
sendiri.
2.
Ureter, berfungsi menghantarkan urin dari ginjal
menuju kantung kemih.
3.
Vena ginjal, berfungsi untuk membawa darah
keluar dari ginjal menuju vena cava interior kemudian kembali ke jantung
4.
Arteri ginjal, berfungsi untuk membawa darah
keluar dari ginjal untuk disaring di glomerulus.
5.
Glomerulus, berfungsi sebagai tempat penyaringan
darah yang menyaring air, garam, asam amino, glukosa, dan urea juga
menghasilkan urin primer.
6.
Kapsula bowman, berfungsi menyelimuti
glomerulus.
7.
Tubulus kontortus proksimal, berfungsi untuk
mereabsorbsi urin primer menghasilkan urin sekunder.
8.
Lengkung henle, berfungsi menghubungkan antara
tubulus kontrortus proksimal dan tubulus kontortus distal
9.
Tubulus kontortus distal, berfungsi melepas
zat-zat yang tidak berguna dan menghasilkan urin sesungguhnya.
10. Tubulus
kolektivus, berfungsi menampung urin untuk disalurkan ke pelvis menuju ke
kantung kemih sebelum akhirnya dikeluarkan dari tubuh.
11. Kantung
kemih, berfungsi mengumpulkan urin yang dikeluarkan oleh ginjal sebelum
dibuang.
D.
Proses Pembentukan Urin
Uretra,
saluran yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh yang
berfungsi sebagai saluran pembuang baik pada sistem ekskresi. Proses pembentukan urin terjadi
melalui tiga tahapan. Diantaranya sebagai berikut:
1.
Filtrasi
Proses filtrasi atau penyaringan
merupakan langkah pertama dalam proses pembentukan urin. Proses penyaringan
terjadi pada glomerulus dan kapsula bowman. Zat-zat seperti air, garam, gula,
dan urea yang terlarut dalam darah yang masuk ke glomerulus disaring oleh
simpai bowman.
2.
Reabsorbsi
Proses penyerapan kembali yang terjadi
di tubulus kontortus proksimal yang nantinya akan menghasilkan urin sekunder.
Dari urin primer yang terkumpul di kapsula bowman masuk ke dalam tubulus
kontortus proksimal dan terjadi reabsorbsi. Pada reabsorbsi terjadi proses
penyerapan kembali zat-zat yang masih berguna bagi tubuh oleh dinding tubulus
lalu masuk ke pembuluh darah yang mengelilingi tubulus. Pada tubulus distal
akan terjadi penambahan urea dan zat-zat sisa pada filtrat glomerulus.
3.
Augmentasi
Proses pengeluaran zat yang tidak
diperlukan dan tidak dapat disimpan lagi di dalam tubuh. Proses ini terjadi di
tubulus distal dan saluran pengumpul. Pada bagian tubulus pengumpul terjadi
penyerapan ion Na-, Cl- dan urea. Pada proses inilah urin yang sesungguhnya
telah terbentuk. Cairan yang dihasilkan sudah berupa urin sesungguhnya kemudian
masuk ke tubulus kolekta lalu disalurkan dan dikumpulkan di rongga ginjal. Urin
yang sudah terkumpul kemudian dibuang keluar tubuh melalui ureter, kantung
kemih dan uretra.
1.
Batu Ginjal
Penyakit ini terjadi karena terdapat
endapan senyawa kalsium dan penumpukan asam urat di dalam kantung kemih.
2.
Glomerulonefritif
Kelainan berupa peradangan pada
glomerulus yang sering terjadi setelah infeksi bakteri tertentu sehingga dapat
menyebabkan peradangan yang merusak glomerulus.
3.
Diabetes Militus (kencing manis)
Kelainan yang disebabkan oleh
kekurangan salah satu hormon insulin. Kekurangan ini menyebabkan kadar gula
dalam darah meningkat. Bila kadar glukosa darah melebihi kadar dalam tubulus
maka dapat mengganggu proses reabsorbsi cairan dalam tubulus ginjal dan akan
terdapat glukosa di dalam urin.
4.
Diabetes Insipidius
Jika kadar ADH dalam darah kurang maka
penyerapan air menurun sehingga dihasilkan jumlah urin naik hingga 20 sampai 30
kali lipat dari volume urin normal. Hal ini disebabkan karena kekurangan
hormon.
5.
Oligouria
Kelainan yang disebabkan oleh kerusakan
ginjal secara total. Pada penderita oligouria volume urin yang dihasilkan
sangat sedikit bahkan tidak menghasilkan urin sama sekali.
6.
Polyuria
Kelainan yang ditandai dengan volume
urin yang keluar dari tubuh sangat banyak dan encer. Kelainan ini disebabkan
oleh kemampuan nefron pada ginjal untuk melakukan reabsorbsi sangat rendah.
7.
Albuminaria
Kelainan yang ditandai dengan
adanya protein albumin dan protein lain dalam urin. Hal ini terjadi karena
peradangan pada ginjal.
8.
Hepatitis
Peradangan pada jaringan hati
yang disebabkan oleh infeksi berbagai mikroorganisme seperti virus, bakteri dan
protozoa.
9.
Sirosis hati
Kondisi dimana jaringan hati
mengalami pengerasan. Penyakit ini umumnya disebabkan oleh infeksi virus
hepatitis B dan C, obat-obat tertentu dan kecanduan alkohol.
IPA semester 1/2015