Friday, October 11, 2019

Makalah Sistem Ekskresi pada manusia

0

Memahami mendeskripsikan sistem ekskresi pada manusia
(kelompok 10)

Ekskresi adalah proses pengeluaran sisa metabolisme yang sudah tidak dipakai lagi oleh tubuh, dikeluarkan bersama urine, keringat, dan pernapasan. Alat ekskresi pada manusia terdiri atas kulit, hati, paru-paru, dan ginjal.
A.    Alat Ekskresi Manusia
      1.      Kulit
Kulit adalah organ reseptor yang melindungi manusia dari kerusakan fisik, alat peraba, dan alat ekskresi. Lapisan kulit, terdiri atas : epidesmis (kulit ari), dermis (kulit jangat), dan jaringan ikat bawah kulit.
      2.      Hati
Hati menghasilkan empedu. Selain itu, hati juga berfungsi dalam proses sintesis protein (fungsi endokrin : albumin, protrombin, dan fibrinogen plasma darah), penyimpan gula (glikogen) dan lemak, metabolik, detoksifikasi, dan inaktivasi.
      3.      Paru-paru
Paru-paru adalah alat ekskresi karbon dioksida dan air yang dihasilkan melalui proses pernapasan. Karbon dioksida dikeluarkan atau diangkut melalui plasma darah dan dalam bentuk HCO3.
      4.      Ginjal
Organ ginjal berfungsi sebagai mempertahankan dan mengatur keseimbangan air dalam tubuh, menjaga tekanan osmosis dengan cara mengatur konsentrasi garam dalam tubuh juga sebagai alat ekskresi pada manusia yang berfungsi untuk mengekskresikan urin. Di dalam urin terkandung air dan sisa-sisa metabolisme yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh karena, sisa metabolisme bersifat racun bagi tubuh.
B.     Struktur Ginjal
Ginjal tersusun atas bagian utama yaitu
1.      Kulit ginjal (korteks)
Bagian terluar ginjal merupakan bagian yang berwarna merah yang di dalamnya mengandung struktur berbentuk tubulus yang disebut nefron, unit penyaring terkencil ginjal. Sebuah ginjal tersusun atas kurang lebih satu juta nefron, ujung nefron berbentuk corong tanpa lubang dengan dinding rangkap yang disebut kapsula bowman. Nefron terdiri dari glomerulus, kapsula bowman, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, dan tubulus kontortus distal.
2.      Sumsum ginjal (Medula)
Sumsum ginjal merupakan tempat berkumpulnya pembuluh-pembuluh halus dari simpai bowman.
3.      Rongga ginjal (pelvis)
Rongga ginjal atau pelvis renalis fungsinya menampung urin sementara sebelum dikeluarkan melalui ureter.
C.     Fungsi Ginjal
1.      Korteks, berfungsi sebagai pelindung ginjal itu sendiri.
2.      Ureter, berfungsi menghantarkan urin dari ginjal menuju kantung kemih.
3.      Vena ginjal, berfungsi untuk membawa darah keluar dari ginjal menuju vena cava interior kemudian kembali ke jantung
4.      Arteri ginjal, berfungsi untuk membawa darah keluar dari ginjal untuk disaring di glomerulus.
5.      Glomerulus, berfungsi sebagai tempat penyaringan darah yang menyaring air, garam, asam amino, glukosa, dan urea juga menghasilkan urin primer.
6.      Kapsula bowman, berfungsi menyelimuti glomerulus.
7.      Tubulus kontortus proksimal, berfungsi untuk mereabsorbsi urin primer menghasilkan urin sekunder.
8.      Lengkung henle, berfungsi menghubungkan antara tubulus kontrortus proksimal dan tubulus kontortus distal
9.      Tubulus kontortus distal, berfungsi melepas zat-zat yang tidak berguna dan menghasilkan urin sesungguhnya.
10.  Tubulus kolektivus, berfungsi menampung urin untuk disalurkan ke pelvis menuju ke kantung kemih sebelum akhirnya dikeluarkan dari tubuh.
11.  Kantung kemih, berfungsi mengumpulkan urin yang dikeluarkan oleh ginjal sebelum dibuang.
D.    Proses Pembentukan Urin
Uretra, saluran yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh yang berfungsi sebagai saluran pembuang baik pada sistem ekskresi. Proses pembentukan urin terjadi melalui tiga tahapan. Diantaranya sebagai berikut:
1.      Filtrasi
Proses filtrasi atau penyaringan merupakan langkah pertama dalam proses pembentukan urin. Proses penyaringan terjadi pada glomerulus dan kapsula bowman. Zat-zat seperti air, garam, gula, dan urea yang terlarut dalam darah yang masuk ke glomerulus disaring oleh simpai bowman.
2.      Reabsorbsi
Proses penyerapan kembali yang terjadi di tubulus kontortus proksimal yang nantinya akan menghasilkan urin sekunder. Dari urin primer yang terkumpul di kapsula bowman masuk ke dalam tubulus kontortus proksimal dan terjadi reabsorbsi. Pada reabsorbsi terjadi proses penyerapan kembali zat-zat yang masih berguna bagi tubuh oleh dinding tubulus lalu masuk ke pembuluh darah yang mengelilingi tubulus. Pada tubulus distal akan terjadi penambahan urea dan zat-zat sisa pada filtrat glomerulus.
3.      Augmentasi
Proses pengeluaran zat yang tidak diperlukan dan tidak dapat disimpan lagi di dalam tubuh. Proses ini terjadi di tubulus distal dan saluran pengumpul. Pada bagian tubulus pengumpul terjadi penyerapan ion Na-, Cl- dan urea. Pada proses inilah urin yang sesungguhnya telah terbentuk. Cairan yang dihasilkan sudah berupa urin sesungguhnya kemudian masuk ke tubulus kolekta lalu disalurkan dan dikumpulkan di rongga ginjal. Urin yang sudah terkumpul kemudian dibuang keluar tubuh melalui ureter, kantung kemih dan uretra.
1.      Batu Ginjal
Penyakit ini terjadi karena terdapat endapan senyawa kalsium dan penumpukan asam urat di dalam kantung kemih.
2.      Glomerulonefritif
Kelainan berupa peradangan pada glomerulus yang sering terjadi setelah infeksi bakteri tertentu sehingga dapat menyebabkan peradangan yang merusak glomerulus.
3.      Diabetes Militus (kencing manis)
Kelainan yang disebabkan oleh kekurangan salah satu hormon insulin. Kekurangan ini menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat. Bila kadar glukosa darah melebihi kadar dalam tubulus maka dapat mengganggu proses reabsorbsi cairan dalam tubulus ginjal dan akan terdapat glukosa di dalam urin.
4.      Diabetes Insipidius
Jika kadar ADH dalam darah kurang maka penyerapan air menurun sehingga dihasilkan jumlah urin naik hingga 20 sampai 30 kali lipat dari volume urin normal. Hal ini disebabkan karena kekurangan hormon.
5.      Oligouria
Kelainan yang disebabkan oleh kerusakan ginjal secara total. Pada penderita oligouria volume urin yang dihasilkan sangat sedikit bahkan tidak menghasilkan urin sama sekali.
6.      Polyuria
Kelainan yang ditandai dengan volume urin yang keluar dari tubuh sangat banyak dan encer. Kelainan ini disebabkan oleh kemampuan nefron pada ginjal untuk melakukan reabsorbsi sangat rendah.
7.      Albuminaria
Kelainan yang ditandai dengan adanya protein albumin dan protein lain dalam urin. Hal ini terjadi karena peradangan pada ginjal.
8.      Hepatitis
Peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi berbagai mikroorganisme seperti virus, bakteri dan protozoa.
9.      Sirosis hati
Kondisi dimana jaringan hati mengalami pengerasan. Penyakit ini umumnya disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B dan C, obat-obat tertentu dan kecanduan alkohol.


IPA semester 1/2015
Author Image
AboutDika Ayu Rahmawati

Soratemplates is a blogger resources site is a provider of high quality blogger template with premium looking layout and robust design

No comments:

Post a Comment