ALIRAN - ALIRAN DALAM PSIKOLOGI
Psikologi
sebagai ilmu akan selalu berkembang, seiring dengan berkembangnya teori-teori
baru bermunculan. Teori-teori yang muncul biasanya merupakan kritik dari
teori-teori sebelumnya. Memang patut diakui bahwa titik pandang ( teori ) dalam
psikologi tidak ada yang sempurna, sehingga terbuka kesempatan bagi ilmuwan
untuk memberikan kritik dan masukan ataupun penyempurnaan dari teori yang sudah
ada.
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
kondisi kejiwaan manusia. Psikologi juga diartikan ilmu yang mempelajari
tentang keadaan manusia dalam berbagai aspek baik mengenai tanggapan terhadap
lingkungan, aktivitas-aktivitasnya, pemikirannya, kehendaknya, maupun perasaan
panca inderanya.
Aliran-aliran dalam psikologi membahas tentang berbagai macam sifat psikologi
dari beberapa ilmuwan psikologi. Ditinjau dari segi aliran psikologi dibagi
menjadi beberapa, diantaranya :
a.
Psikologi Behaviorisme
b.
Psikologi strukturalisme
c.
Psikologi Fungsionalisme
d.
Psikologi Psikoanalisis
e.
Psikologi Humanisme
f.
Psikologi Gestalt
g.
Psikologi Kognitif
h.
Psikologi Transpersonal
PEMBAHASAN
A.
Psikologi Behaviorisme
Pelopor aliran ini ialah : Ivan Petrovich
Pavlov dan William Mc Dougall. Aliran Behaviorisme
memandang manusia sebagai mesin atau robot ( homo mecanicus ) yang dapat
dikendalikan perilakunya melalui suatu pelaziman ( conditioning ). Sikap yang
ingin dilatih terus-menerus sehingga menimbulkan perilaku menyimpang.
Melalui behaviourisme, ditemukan oleh sejumlah penelitian
beberapa asas sebagai berikut:
a. Classical conditioning : suatu rangsangan
akan menimbulkan pola raksi tertentu apabila rangsangan tersebut sering
diberikan bersamaan dan menimbulkan seatu reaksi tersebut.
b. Law of effect : prilaku yang menimbulkan
akibat-akibat yang memuaskan akan cenderung diulang-ulang sebaliknya.
c. Operant conditioning : pola perilaku akan
manjadi mantap apabila telah menuai hal-hal yang diinginkan.
d. Modeling : adanya kecenderungan
“mengidolakan” maka akan mengikuti dan menirunya.
Obyek
psikologi dalam aliran ini adalah “ pelaku yang fenomenologis bukan perilaku
yang metafisik”. Dan beberapa tokoh lain dalam aliran ini adalah john Watson,
clark L.Hull, BF. Skinner dan Albert bandura.
B.
Psikologi strukturalisme
Aliran ini
muncul karena kerja keras Wilhelm Wundt. Menurutnya untuk mempelajari
gejala-gejala kejiwaan harus mempelajari isi dan struktur jiwa seseorang.
Metode yang digunakan adalah Intropeksi / mawas diri, obyeknya adalah “ kesadaran”
Tokoh aliran lain dalah Edward Bradford Titehener, ia adalah mahasiswa sastra
inggris dan penerjemahan ajaran wundt, kemudian ia pergi ke Amerika Serikat (
1893 ) dan membangun laboratorium di Comell.
C.
Psikologi fungsionalisme
Tokoh-tokoh
aliran ini diantaranya yang terkenal ialah Willian James, John Dewey, James
Rowland, Angell haHarvey A, Carr, James Mc Kenn cattell, E.L Thorndike dan
R.S.Woodworth.
Aliran ini
merupakan reaksi terhadap strukturalisme tentang keadaan mental. Aliran ini
pada intinya merupakan doktrin bahwa “proses adalah keadaan sadar seperti
kehendak bebas, berpikir, emosi, memersepsi dan mengindra, dengan kata lain
aktifitas-aktifitas di sebuah lingkungan fisik dan tidak dapat diberi
eksistensi yang penting, aktifitas ini memudahkan control organisme, daya tahan
hidup, adaptasi, keterikatan adalah penarikan diri, pengenalan, pengarahan dan
lain-lain.
Menurut
pandangan James, bahwa” suatu kebenaran tidak ada yang mutlak dan berlaku umum.
Sedangkan menurut John Dewey, bahwa “ tak ada sesuatu yang tetap. Manusia
senantiasa bergerak dan berubah. Jika mengalami kesulitan, segera berfikir
untuk mengatasi kesulitan itu, oleh karena itu berfikir tidak lain sebagai alat
( instrumen ) untuk bertindak.
D.
Psikologi Psikoanalisis
Tokoh aliran
ini adalah “ Sigmund Freud ” dari Australia pada akhir abad ke-19 , aliran ini
berpendapat bahwa “ manusia adalah mahluk yang berkeinginan ( homo volens ) “.
Aliran Psikoanalisis sangat bertentangan dengan aliran behaviourisme. Aliran
Psikoanalisis merupakan aliran yang mencari penyebab munculnya perilaku manusia
pada alam tidak sadar.
Awal lahirnya
Aliran Psikoanalisis adalah ketika tahun 1880, Burer seorang dokter
saraf Australia berpendapat bahwa “ pengobatan terhadap gangguan kejiwaan dapat
dilakukan dengan cara mengembalikan ingatan pasien pada pengalaman masa lalunya
dengan metode hipnotis”. Menurut Charcot “ gejala kelumpuhan
disebabkan oleh melemahnya sistem saraf sebagai akibat keturunan”.
E. Psikologi
Humanisme
Bagi humanisme
memandang bahwa, aliran behavourisme dan psikoanalisis, telah merendahkan jati
diri manusia yang dianggap robot yang mudah dikondisikan prilakunya.
Aliran
humanisme memandang bahwa “ manusia adalah mahluk yang mulia, yang semua
kebutuhan pokok diperuntukkan untuk memperbaiki spisiesnya. Aliran ini terdapat
asas-asas penting mengenai manusia sebagai berikut:
a.
Manusia adalah
mahluk yang memiliki kehendak bebas.
b.
Manusia adalah
mahluk yang sadar atau berfikir.
c.
Manusia adalah
mahluk yang mempunyai cita-cita dan merindukan sesuatu ideal.
d.
Manusia adalah
mahluk yang kreatif.
e.
Manusia adalah
mahluk yang bermoral.
f.
Manusia adalah
mahluk yang sadar akan dirinya sendiri.
g.
Manusia adalah
mahluk yang memiliki esensi kesucian.
Salah satu tokoh aliran ini adalah Abraham
Maslow yang mengkritik freud dengan mengatakan bahwa freud hanya
meneliti mengapa setengah jiwa itu sakit, bukannya meneliti mengapa setengah
jiwa yang lainnya tetap sehat.
Sedangkan menurut Viktor Frankl dalam
logotherany ( teknik psikoterapi ) mengatakan bahwa “ makna hidup yang bermakna,
semua kehidupan yang dialami manusia memiliki hikmah dan makna tersendiri, oleh
sebab itu peristiwa yang menyenangkan maupun yang menyedihkan bukanlah
substansi eksistensi, sebab yang menjadi hakekat peristiwa adalah makna dan
hikmahnya.
Humanisme telah mengembangkan logoterapi yang
mencitrakan kecerdasan manusiawi dalam tingkat yang tinggi, semangat memaknai
kehidupan melalui keyakinan tentang adanya kesadaran tertinggi tentang makna
hidup.
Carl Rogers tentang teori humanisme
mengenai potensi diri manusia, ia mengemukakan ciri-ciri orang yang
sehat sebagai berikut:
a.
Pandai
menikmati hidup.
b.
Terbuka
terhadap semua pengalaman.
c.
Memilih hidup
sesuai dengan panggilan hati nurani.
d.
Apresiasif,
bebas berfikir, tidak mau terikat, spakanitas, kreatif dan fleksibel.
F.
Psikologi gestalt
Istilah “
Gestalt “ dalam kamus berarti ( Form, Shape, Configuration, whole = bentuk,
keseluruhan, esensi, totalitas, hal dan hakikat ). Aliran ini lahir sebagai
upaya protes terhadap pandangan elementaris dari Ghr. V. Ehrenfern yang
merupakan pelopor psikologi gestalt dengan karyanya “ Ueber Gestaltqualitaten.
Metode
kerjanya menganalisis unsur-unsur kejiwaan. Menurut aliran ini yang utama
bukahlah element, tetapi keseluruhan kesadaran dan jiwa manusia tidak mungkin
dianalisis kedalam elemen-elemen. Gejala kejiwaan harus dipelajari sebagai
suatu keseluruhan atau totalitas keseluruhan.
Prinsip-prinsip teori gestalt
adalah:
1.
Interaksi antara individu dan
lingkungan disebut sebagai perceptual field. Setiap perceptual
field memiliki organisasi, yang cenderung dipersepsikan oleh manusia sebagai
figure and ground. Oleh karena itu kemampuan persepsi ini merupakan fungsi
bawaan manusia, bukan skill yang dipelajari. Pengorganisasian ini mempengaruhi
makna yang dibentuk.
2.
Prinsip-prinsip pengorganisasian:
a.
Principle of Proximity:
Organisasi berdasarkan kedekatan elemen
b.
Principle of Similarity:
Organisasi berdasarkan kesamaan elemen
c.
Principle of Objective Set: Organisasi
berdasarkan mental set yang sudah terbentuk sebelumnya
d.
Principle of Continuity:
Organisasi berdasarkan kesinambungan pola
e.
Principle of Closure/ Principle of
Good Form: Organisasi berdasarkan “bentuk
yang sempurna”
f.
Principle of Figure and Ground:
Organisasi berdasarkan persepsi terhadap bentuk yang lebih menonjol dan
dianggap sebagai “figure”. Dimensi penting dalam persepsi figur dan obyek
adalah hubungan antara bagian dan figure, bukan karakteristik dari bagian itu
sendiri. Meskipun aspek bagian berubah, asalkan hubungan bagian-figure tetap,
persepsi akan tetap. Contoh : perubahan nada tidak akan merubah persepsi
tentang melodi.
g.
Principle of Isomorphism:
Organisasi berdasarkan konteks.
G.
Psikologi Kognitif
Psikologi kognitif adalah psikologi belajar yang
merupakan bagian dari psikologi pendidikan, hanya saja dalam psikologi kognitif
tujuan utamanya yang diarahkan adalah pada tingkah laku anak didik dalam formal
atau informal.
Beberapa aliran yang terkait pada psikologi kognitif
menurut Zuhairini, sebagai berikut:
a) Aliran Progresivisme
Aliran ini mengakui dan berusaha mengembangkan asas progresivisme
dalam sebuah realita kehidupan agar manusia bisa bertahan dalam menghadapi
semua tantangan hidup.
b) Aliran Esensialisme
Aliran ini lebih fleksibel dan terbuka untuk perubahan,
toleran, dan tidak ada ketertarikan dengan doktrin tertentu, aliran memandang
bahwa “ pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan
tahan lama, yang memberikan kestabilan dan nilai terpilih yang mempunyai tata
yang jelas.
c) Aliran Perennialisme
Aliran berpendapat bahwa mencari dan menemukan arah
tujuan yang lebih jelas merupakan tugas yang utama dari kehidupan.
d) Aliran Rekonstruksionisme
Aliran ini tidak jauh beda dengan aliran Perennialisme.
e) Aliran Eksisttensialisme
Eksistensialisme adalah suatu penolakan terhadap suatu
pemikiran abstrak dan tidak logis. Dengan demikian, aliran ini hendak memadukan
hidup yang dimiliki dengan pengalaman dan situasi sejarah yang ia alami dan
tidak mau terikat dengan hal-hal yang abstrak. Baginya segala sesuatu dimulai
dari pengalaman pribadi, keyakinan yang tumbuh dari dirinya dan kemampuan serta
keluasan jalan untuk mencapai keyakinan hidupnya.
H.
Psikologi Transpersonal
Aliran ini dikembangkan oleh tokoh psikologi humanistis:
Abraham Maslow, Sutich dan Carles Tart. Aliran ini mempunyai beberapa pandangan
sebagai berikut:
a.
Manusia
memiliki dimensi kesadaran fisikal dan metafisikal yang komplek.
b.
Setiap jiwa
manusia memiliki pengalaman realistis dan mistik yang merupakan energi
kebangkitan kemanusiaannya.
c.
Kesadaran
manusia sangat kuat berhubungan dengan potensi rohaniahnya.
d.
Orientasi
manusia sangat kuat dalam mengubah kehidupannya sendiri.
e.
Manusia
merupakan perwujudan kemandirian dan kesadaran tunggal dari dua kekuatan yaitu;
kekuatan jasmani dan rohani.
KESIMPULAN
Dari pembahasan-pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
aliran- aliran psikologi yang paling populer adalah sebagai berikut:
a.
Aliran
Behaviorisme → menganggap manusia seperti mesin atau robot, tokohnya
Pavlog dan Dougall. Obyeknya adalah perilaku yang fenomenologis.
b.
Aliran
Strukturalisme → mempelajari gejala-gejala kejiwaan harus mempelajari isi
atau struktur jiwa seseorang. Tokohnya Edward Bradford. Objeknya adalah kesadaran.
c.
Aliran
Fungsionalisme → tokohnya adalah James dan John Dewey, menurutnya tidak ada
sesuatu yang tetap, oleh karena itu berfikir sebagai alat untuk bertindak.
d.
Aliran
Psikoanalisis → beranggapan bahwa manusia adalah mahluk yang berkeinginan (
homo volens ). Tokohnya Sigmund Freud.
e.
Aliran
Humanisme → beranggapan bahwa manusia adalah mahluk yang mulia. Tokohnya
Abraham Maslow.
f.
Aliran
psikologi Gestalt → tokohnya adalah Max Wertheimer, Wolfgang,
Kohler dan Kurt Koffka. Konsepnya mengenai skematisasi, globalisasi dan
sinkretisme.
g.
Aliran
Psikologi Kognitif → bagian dari psikologi pendidikan. Terdapat beberapa aliran
yang mempunyai keterkaitan dengan aliran ini, yakni Alilran Progesivisme,
Aliran Esensialisme, Aliran Perennalisme, Aliran Rekonstruksionisme dan aliran
Eksistensialisme.
h.
Aliran
Psikologi Transpersonal → mengkaji tenteng potensi tertinggi yang dimiliki
manusia, dan melakukan panggilan, pemahaman, perwujudan dari kesatuan,
spiritualisme, serta kesadaran transendensi. Tokoh aliran ini adalah Abraham
Maslar, Antony Sutich, dan Charlos.
DAFTAR RUJUKAN
Roseniy
marliany. M.Si. Psikologi Umum. Cet I . Bandung. Pustaka setia : 2010.
Chaplin,
J.P. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2006.
King,
L.A. Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta: Salemba
Humanika, 2010.
Sarwono,
S.W. Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi.
Jakarta: Bulan Bintang, 2002.
Sobur,
A., Psikologi Umum: Dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Pustaka Setia,
2009.
Psikologi semester 1/2015