Nama : 1. Dika Ayu Rahmawati
2. Idris Efendi
EKOSISTEM
Makhluk
hidup merupakan bagian dari lingkungan tempat hidupnya.
Selain makhluk hidup, dalam suatu lingkungan terdapat komponen tak hidup yang dinamakan komponen abiotik. Komponen ekosistem yang terdiri benda-benda hidup
atau makhluk hidup
disebut komponen biotik. Komponen biotik dalam ekosistem memiliki peranan/profesi yang berbeda-beda.
Peranan/profesi suatu organisme
dalam ekosistem disebut viche atau relung. Antara makhluk hidup dengan lingkungan biotik dan abiotiknya
terjadi hubungan
timbal balik atau interaksi. Interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungan biotik dan abiotiknya inilah yang
dinamakan ekosistem.
Cabang biologi yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungan biotik dan abiotiknya
disebut ekologi.
Keseimbangan
dan kelestarian ekosistem sangat diperlukan oleh
semua makhluk hidup, termasuk manusia. Dengan ekosistem yang seimbang proses-proses kehidupan secara alamiah
akan terjaga kelangsungannya. Karena itu manusia sangat
berkepentingan untuk
menjaga kelestarian dan keseimbangan ekosistem demi menjaga kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup
lainnya. Peran
serta secara aktif seluruh warga negara sangat diperlukan untuk mewujudkan lingkungan yang lestari dan
seimbang.
A.
Pengertian Ekosistem
Pengertian ekosistem pertama kali
dikemukakan oleh seorang ahli ekologi berkebangsaan Inggris bernama A.G.Tansley
pada tahun 1935, walaupun konsep itu bukan merupakan konsep yang baru. Sebelum
akhir tahun 1800-an, pernyataan-pernyataan resmi tentang istilah dan konsep
yang berkaitan dengan ekosistam mulai terbit cukup menarik dalam
literatur-literatur ekologi di Amerika, Eropa, dan Rusia (Odum, 1993).
Beberapa definisi tentang ekosistem
dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Ekosistem adalah suatu unit ekologi
yang didalamnya terdapat hubungan antara struktur dan fungsi. Struktur yang
dimaksudkan dalam definisi ekosistem tersebut adalah berhubungan dengan
keanekaragaman spesies. Ekosistem yang mempunyai struktur yang kompleks,
memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi.sedangkan istilah fungsi dalam
definisi ekosistem menurut A.G.Tansley berhubungan dengan siklus materi dan
arus energi melalui komponen-komponen ekosistem.
2.
Ekosistem adalah tatanan dari satuan
unsur-unsur lingkungan hidup dan kehidupan (biotik maupun abiotik) secara utuh
dan menyeluruh, yang saling mempengaruhi dan saling tergantung satu dengan yang
lainnya. Ekosistem mengandung keanekaragaman jenis dalam suatu komunitas dengan
lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan interaksi kehidupan dalam
alam (Dephut, 1997)
3.
Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan
secara kompleks didalamnya terdapat habitat, tumbuhan, dan binatang yang
dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan
menjadi bagian mata rantai siklus materi dan aliran energi (Woodbury, 1954
dalam Setiadi, 1983 )
4.
Ekosistem yaitu unit fungsional
dasar dalam ekologi yang didalamnya tercakup organisme dan lingkungannya
(biotik dan abiotik ) dan diantara keduanya saling mempengaruhi (Odum, 1993)
5.
Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan
secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
mempengaruhi (UU Lingkungan Hidup Tahun 1997)
6.
Ekosistem, yaitu suatu sistem
ekologi yang tebentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya (Soemarwoto, 1983)
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak
terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem
bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara
segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan
dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal
balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga
aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus
materi
antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari
semua energi yang ada.
Dalam ekosistem, organisme dalam
komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem.
Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga
memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini didasarkan
pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu
sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan"
B. Arti
Penting Ekosistem Bagi Manusia
Secara sederhana ekosistem dapat
diartikan sebagai suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga
suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Manusia mendapatkan banyak manfaat
dari jasa yang diberikan oleh ekosistem yang meliputi jasa penyediaan, jasa
pengaturan, dan jasa kultural. Jasa penyediaan oleh ekosistem adalah produk
yang diperoleh dari ekosistem seperti makanan, serat, bahan bakar, obat-obatan
alami, sumber air, dan biokimia. Sedangkan jasa pengaturan oleh ekosistem
antara lain adalah pengaturan aliran air pada sistem sungai melalui proses
limpasan dan pengisian kembali cekungan air tanah. Jika suatu ekosistem sungai
tidak dipelihara dengan baik, maka fungsinya akan terganggu, sehingga akan
mengurangi service yang diberikan dan akan mengubah respon terhadap regim
aliran sungai yang sangat dipengaruhi oleh perubahan kapasitas penampungan air.
Sebagai contoh, suatu bantaran sungai yang sudah beralih fungsi menjadi tempat
sampah atau pemukiman akan mengurangi kapasitas penampungan sungai tersebut,
sehingga tidak bisa lagi berfungsi untuk mengalirkan air saat debit puncak pada
musim hujan.
Hal ini juga berlaku untuk ekosistem
hutan dan ekosistem pantai. Suatu ekosistem pantai yang terdiri dari hutan
bakau dan terumbu karang yang terpelihara dengan baik memberikan jasa berupa
pengaturan intensitas dan pengurangan resiko kerusakan akibat bencana gelombang
pasang. Hutan yang terjaga dengan baik di hulu suatu daerah aliran sungai akan
memberikan jasa berupa pengurangan resiko bencana tanah longsor di daerah
tersebut dan berfungsi sebagai daerah resapan air. Pada kenyataannya beberapa
hal seperti pertumbuhan penduduk, kemiskinan, budaya konsumerisme, pengembangan
pertanian intensif, industrialisasi, urbanisasi, pengembangan infrastruktur
transportasi, dan pengembangan pariwisata yang semuanya terkait dengan aspek
sosial-ekonomi yang dilakukan oleh manusia menyebabkan kerusakan lingkungan dan
ketidakseimbangan ekosistem. Ketika kerusakan lingkungan meluas dan ekosistem
sudah tidak lagi seimbang, maka bencana pun tak terelakkan, dan yang paling menderita
adalah manusia. Untuk itu sinergi antara daerah hulu dan daerah hilir suatu
daerah aliran sungai merupakan faktor penting dalam pengelolaan lingkungan
sehingga bencana akibat ketidakseimbangan ekosistem dapat dikurangi.
C.
Satuan Makhluk Hidup Dalam Ekosistem
Kesatuan dari makhluk hidup disuatu tempat dengan lingkungan tempat
tinggalnya membentuk suatu kesatuan fungsional yang disebut Ekosistem. Organisasi
makhluk hidup dalam ekosistem:
1.
Individu : satu makhluk hidup tunggal yang berdiri sendiri
Contohnya: seekor ayam, seekor kambing, sebatang
pisang.
2.
Populasi : sekumpulan individu sejenis yang tinggal pada waktu dan
tempat tertentu.
Contohnya :
sepuluh pohon mangga di kebun, dua puluh ekor itik di kandang.
3.
Komunitas : sekumpulan populasi yang berbeda-beda yang tinggal disuatu
tempat tertentu secara alami atau buatan. Komunitas meliputi komunitas air dan
komunitas darat.
Contoh komunitas air alami : sungai, danau, laut
Contoh komunitas air buatan : akuarium, waduk, kolam
Contoh komunitas darat alami
: hutan, padang pasir, sabana
Contoh komunitas darat
buatan : sawah, ladang,
4. Lingkungan :
semua yang terdapat diluar atau disekitar makhluk.
a.
Lingkungan biotik : terdiri dari
makhluk hidup
b.
Lingkungan abiotik : terdiri dari
benda mati
5.
Habitat : tempat suatu organisme
mempertahankan dan melakukan aktifitas kehidupan.
Contoh : habitat teratai di air, habitat katak di
darat dan di air.
6.
Ekosistem : kesatuan komunitas
dengan lingkungannya yang membentuk hubungan timbal balik.
7.
Bioma : beberapa komunitas yang membentuk
ekosistem yang khas.
Contoh : hutan cemara, hutan jati.
8.
Biosfer : lapisan permukaan bumi
yang digunakan makhluk hidup untuk melangsungkan kehidupannya
D. Komponen
Ekosistem
Secara garis besar komponen ekosistem terdiri atas komponen
abiotik dan komponen biotik.
1.
Komponen abiotik
Komponen abiotik merupakan komponen ekosistem yang bersifat
tak hidup. Komponen ini meliputi hal-hal berikut.
a. Tanah
Tanah merupakan habitat sebagian besar makhluk hidup. Tumbuhan
membutuhkan tanah sebagai sumber unsur hara maupun air. Akar tumbuhan masuk ke
dalam tanah untuk mendapatkan air dari tanah serta mineral yang diperlukan
untuk tumbuh dan berkembang. Demikian pula hewan-hewan yang menggunakan tanah
sebagai tempat hidupnya serta melakukan segala aktivitasnya. Beberapa serangga
dan cacing meletakkan telurnya dalam tanah untuk melanjutkan kerurunannya.
Setelah menetas lalumenjadi larva, kemudian tumbuh dan berkembang menjadi dewasa.
b.
Air
Tidak akan ada kehidupan tanpa air. Semua makhluk hidup
membutuhkan air untuk keperluan hidupnya. Hewan dan manusia membutuhkan air
untuk minum. Dalam tubuh hewan dan manusia air berfungsi sebagai pelarut
makanan, menjaga tekanan osmotik sel, sebagai sarana transportasi zat (air
merupakan bagian terbesar plasma darah). Bagi tumbuhan, air merupakan komponen
penting dalam fotosintesis, sarana transportasi zat, membantu proses
pertumbuhan sel-sel, serta menjaga tekanan osmotik sel. Bahkan mikroorganisme
seperti bakteri serta jamur mempersyaratkan kondisi yang lembap agar dapat
hidup dengan baik. Dalam ekosistem air mengalami daur ulang yang disebut daur
hidrologi.
c.
Udara
Atmosfer bumi kita merupakan campuran berbagai macam
gas serta partikel-partikel debu. Sekitar 78% gas di atmosfer berupa gas
nitrogen, 21% gas oksigen, 1% gas argon, serta sekitar 0,035% terdiri gas CO2,
sisanya berupa uap air. Semua makhluk hidup membutuhkan gas oksigen untuk
bernapas serta membebaskan CO2 ke udara. Di samping membebaskan CO2
saat bernapas, tumbuhan juga menyerap CO2 dari udara untuk
fotosintesis. Kegiatan manusia yang dapat meningkatkan kadar CO2 di
udara dapat menurunkan kualitas udara bagi kehidupan.
d.
Suhu
Setiap makhluk hidup membutuhkan suhu tertentu yang
sesuai untuk melakukan aktivitas hidupnya dengan optimum. Suhu tertentu yang
sesuai untuk melakukan aktivitas hidup dengan optimum tersebut dinamakan suhu
optimum. Tumbuhan dapat melakukan fotosintesis dengan hasil optimum pada suhu
yang tidak terlalu panas, tetapi juga tidak terlalu dingin (antara 26o
– 30o C) meskipun di luar kisaran suhu tersebut fotosintesis tetap
dapat dilakukan, namun hasilnya kurang optimum. Jamur memerlukan suhu yang
relatif hangat agar dapat hidup dan berkembang dengan baik. Sebaliknya bakteri
akan mati jika suhu terlalu tinggi (tapi tidak berlaku untuk bakteri termo),
dan dapat melakukan metabolisme pada suhu yang terlalu rendah. Suhu tertinggi
di mana makhluk hidup tetap dapat melakukan akivitas hidup meski kurang optimal
dinamakan suhu maksimum, dan suhu terendah di mana makhluk hidup tetap dapat
melakukan aktivitas hidup meski kurang optimal disebut suhu minimum.
e.
Sinar
Sinar matahari mengandung energi kehidupan yang sangat
tinggi. Tumbuhan hijau mampu mengubah zat anorganik menjadi zat organik jika
ada bantuan energi sinar matahari. Energi kimia yang tersimpan dalam senyawa
organik hasil fotosintesis tumbuhan hijau sangat diperlukan sebagai energi
kehidupan bagi makhluk hidup lain. Dengan energi sinar matahari manusia mampu
membangun pembangkit listrik untuk pemenuhan kebutuhan energi.
f.
Kelembapan
Kelembaban udara menyatakan persentase jumlah uap air
di udara. Uap air tersebut berasal dari penguapan air laut, sungai, danau,
waduk dan sumber lain, maupun dari pelepasan uap air dari tubuh makhluk hidup.
Makin tinggi kadar uap air di udara makin tinggi tingkat kelembapan udaranya.
Udara yang lembap sangat membantu pertumbuhan jamur dan bakteri. Bahkan udara
yang kelembabannya tinggi sangat berpeluang mendatangkan hujan, yang berarti
mengembalikan air kembali lagi ke asalnya. Lumut dan tumbuhan paku juga
menyukai udara yang lembap bagi kehidupannya.
g.
Altitude dan latitude
Ketinggian tempat dari permukaan laut (altitude) dan
perbedaan letak karena perbedaan jarak dari garis lintang (latitude) sangat
memengaruhi sebaran/distribusi makhluk hidup baik tumbuhan, hewan, maupun
mikroorganisme. Seekor beruang kutub tidak akan ditemukan di daerah tropis,
atau sebaliknya pohon kelapa tidak mungkin tumbuh di daerah kutub. Perbedaan
faktor fisik yang sangat tajam antara daerah kutub dan daerah tropis menyebabkan
perbedaan sebaran tumbuhan. Spesies tumbuhan dan hewan pada dua daerah yang
secara fisik berbeda akan berbeda pula.
2.
Komponen biotik
Komponen
ekosistem yang bersifat hidup dinamakan komponen biotik. Komponen biotik
ekosistem menurut fungsinya dibedakan menjadi berikut ini.
a.
Produsen
Semua organisme yang memiliki kemampuan melakukan
sintesis senyawa organik dari zat-zat anorganik disebut produsen. Organisme
berklorofil, seperti tumbuhan hijau, merupakan komponen pokok dalam ekosistem. Tumbuhan
hijau mampu melakukan fotosintesis, menghasilkan zat organik berupa glukosa
yang tersimpan dalam buah, biji, atau umbi dalam bentuk zat tepung/amilum.
Kemampuan menghasilkan senyawa organik ini akan meningkat jika tumbuhan hijau
mendapatkan air, CO2, dan cahaya matahari dalam jumlah yang
melimpah. Senyawa organik hasil sintesis oleh produsen ini akan dimanfaatkan
oleh organisme lain untuk memenuhi kebutuhan energi hidupnya. Semua alga,
lumut, tumbuhan paku, tumbuhan berbiji dan beberapa jenis bakteri tergolong
sebagai produsen.
b. Konsumen
Organisme yang mendapatkan makanan dari organisme
lain dinamakan konsumen. Organisme kelompok ini tidak memiliki kemampuan
melakukan sintesis senyawa organik secara mandiri, karenanya kebutuhan
makanannya murni bergantung pada organisme lain. Jika organisme tersebut
mendapatkan zat organik langsung dari produsen, disebut herbivora atau
konsumen primer. Jika organisme tersebut mendapatkan zat organik dari
herbivora, maka disebut karnivora atau konsumen sekunder. Hewan
karnivora dapat memangsa karnivora lain. Organisme yang mendapatkan zat organik
baik dari produsen maupun dari konsumen disebut omnivora atau pemakan
segala. Omnivora mendapatkan energi dari produsen, herbivora, maupun dari
karnivora.
c. Detritivor
Sisa-sisa organisme maupun bangkai organisme yang telah
hancur/lapuk dinamakan detritus. Detritus merupakan sumber energi bagi detritivor.
Jadi, detritivor merupakan organisme pemakan detritus. Luwing, cacing
tanah, rayap dan teripang merupakan detritivor. Organisme ini sangat membantu
dalam penghancuran secara mekanik sampah organik sebelum mengalami proses
penguraian secara kimia. Dengan demikian detritivor juga memiliki peranan yang
tidak kalah penting dalam proses daur ulang sampah organik, di samping
organisme pengurai.
d. Dekomposer
Setelah dihancurkan oleh detritivor, selanjutnya sampah organik
akan diuraikan secara kimia menjadi zatzat anorganik oleh organisme pengurai
atau decomposer. Hasil dekomposisi (proses penguraian) sampah organik dikembalikan
ke tanah sebagai mineral-mineral tanah. Pada akhirnya mineral-mineral tanah ini
akan diserap kembali oleh akar tumbuhan untuk dipakai dalam proses pertumbuhan,
termasuk sintesis senyawa organik lagi. Bakteri dan jamur merupakan organisme
pengurai, yang sangat berjasa dalam proses daur ulang sampah organik.
Ekosistem
merupakan interaksi antara organisme dengan lingkungan biotik maupun
abiotiknya. Komponen abiotik merupakan komponen ekosistem yang terdiri
dari benda-benda tak hidup. Komponen biotik ekosistem terdiri dari benda-benda
hidup.
Organisme
dalam ekosistem dapat dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan cara
mendapatkan makanan, yaitu berikut ini.
1.
Organisme
autotrof, merupakan organisme yang mampu mensintesis zat makanannya
sendiri. Organisme atutotrof dibedakan menjadi berikut ini.
a.
Fotoautotrof;
jika dalam mensintesis makanannya memerlukan bantuan energi cahaya. Contohnya
semua tumbuhan hijau, bakteri hijau, bakteri ungu. Tumbuhan hijau memiliki
pigmen berwaran hijau yaitu klorofil. Bakteri hijau memiliki pigmen yang
menyerupai klorofil yaitu bakterioklorofil. Bakteri ungu memiliki pigmen
berwarna ungu yang disebut bakteriopurpurin.
b.
Kemoautotrof;
jika dalam mensintesis makanannya memanfaatkan energi hasil reaksi kimia.
Contohnya bakteri pereduksi sulfur (bakteri belerang), bakteri besi, bakteri Nitrosomonas,
Nitrosococcus, Nitrobacter.
2.
Organisme
heterotrof, merupakan organisme yang tidak mampu menghasilkan zat
makanan sendiri, hidupnya bergantung pada organisme lain. Contohnya hewan,
manusia, dan bakteri (di luar bakteri kemoautotrof).
Satuan
organisasi kehidupan dalam ekosistem terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu
berikut ini.
1.
Individu
merupakan organisme tunggal, misalnya seekor ayam, sebatang pohon mangga.
2.
Populasi;
merupakan sekumpulan organisme sejenis (satu spesies) yang mendiami habitat
tertentu pada waktu tertentu. Misalnya populasi padi di sawah merupakan
sekumpulan tanaman padi (tidak termasuk tanaman lain) di sawah; populasi
kambing di padang rumput merupakan sekumpulan kambing (tidak termasuk domba,
atau kerbau, atau kuda) di padang rumput.
3.
Komunitas
merupakan kumpulan dari beberapa populasi yang menempati suatu habitat
tertentu. Misalnya komunitas sawah, terdiri dari populasi padi, populasi eceng
gondok, populasi belalang, populasi wereng, yang hidup di suatu sawah.
4.
Ekosistem
merupakan interaksi antara komunitas dengan lingkungan biotik dan abiotiknya.
5.
Bioma
merupakan sekelompok ekosistem daratan pada sebuah benua yang mempunyai
struktur dan ketampakan/fisiognomi vegetasi yang sama.
6.
Biosfer
merupakan kesatuan dari berbagai ekosistem, yang ada di muka bumi ini.
Dalam ekosistem terjadi interaksi baik antara komponen abiotik dengan
komponen biotik, interaksi antara sesama komponen biotik, atau interaksi antara
sesama komponen abiotik.
1.
Interaksi
antarkomponen abiotik
Komponen abiotik dapat memengaruhi
komponen abiotik lain secara timbal balik. Sebagai contoh jika intensitas cahaya
matahari yang mengenai suatu perairan meningkat mengakibatkan laju penguapan
meningkat. Dari peristiwa tersebut terbentuklah awan yang apabila dalam jumlah banyak
dapat menghalangi sinar matahari ke bumi, sehingga intensitas cahaya matahari
ke bumi berkurang, di samping juga dapat menyebabkan hujan yang airnya kembali
lagi ke perairan.
2.
Interaksi
antara komponen abiotik dengan biotik
Komponen abiotik dapat memengaruhi
komponen biotik dalam ekosistem, demikian pula sebaliknya. Sebagai contoh
setiap tumbuhan mengambil air dari lingkungannya (dari dalam tanah), tapi
tumbuhan juga membebaskan air ke lingkungan (ke udara) dalam bentuk uap air.
Bersama uap air dari sumber yang lain, akan terbentuk awan dan turun sebagai
hujan. Akhirnya air meresap ke dalam tanah (kembali lagi ke tanah). Di samping
itu tumbuhan juga mengambil zat hara dari tanah, namun juga mengembalikannya lagi
dalam bentuk ranting, dedaunan, dan sisa tumbuhan yang telah lapuk dan
mengalami penguraian.
3.
Interaksi
antara komponen biotik dengan komponen biotik
Komponen biotik secara timbal balik
dapat memengaruhi komponen biotik lainnya. Sebagai contoh dalam peristiwa
simbiosis, masing-masing simbion memengaruhi satu sama lain. Seekor lebah
menghisap madu dari sekuntum bunga, lebah mendapatkan makanan (berupa madu)
dari bunga, namun lebah juga menjadi perantara penyerbukan bunga tersebut.
Jadi, antarkomponen dalam ekosistem terjadi hubungan timbal balik. Interaksi
antarkomponen biotik dalam ekosistem dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
berikut ini.
a.
Interaksi
intraspesifik, yaitu interaksi antarindividu dalam satu spesies. Sebagai contoh misalnya dalam koloni lebah madu (Aphis
sp) atau pada koloni rayap (Termit). Pada masing-masing koloni
terdapat pembagian kerja yang sangat rapi antara ratu, prajurit, maupun
pekerja. Interaksi pada koloni rayap dan lebah ini lebih bersifat saling
membantu dan menguntungkan.
b.
Interaksi interspesifik, yaitu interaksi antarindividu
yang berbeda spesies
1)
Predasi: merupakan interaksi antara organisme pemangsa
(predator) dengan mangsanya (prey). Contohnya interaksi antara seekor
harimau (predator) dengan seekor kijang (prey), interaksi antara kucing dengan
tikus.
2)
Kompetisi: merupakan interaksi antara dua individu (dapat
berbeda atau dalam satu spesies) berupa persaingan. Interaksi ini dapat terjadi
karena terdapat kepentingan yang sama antarindividu yang bersaing (kompetitor).
Misalnya persaingan mendapatkan makanan, persaingan mendapatkan daerah/wilayah
kekuasaan (dominasi), berebut wilayah mencari makan (feeding ground),
berebut tempat tinggal (sarang), berebut pasangan.
3)
Simbiosis: kehidupan bersama antara dua makhluk hidup atau lebih
berbeda spesies dalam hubungan yang erat.
a)
Simbiosis mutualisme: hubungan simbiotik yang menguntungkan
kedua belah pihak. Contohnya: simbiosis antara bakteri Rhizobium dengan
akar tanaman Leguminoceae. Bakteri membantu menambat (fiksasi) nitrogen
dari udara untuk kepentingan tumbuhan, tapi bakteri juga memperoleh senyawa
organik sebagai sumber makanan dari tanaman Leguminoceae.
b)
Simbiosis komensalisme: hubungan simbiotik yang menguntungkan
salah satu pihak, tapi pihak lain tidak dirugikan. Contohnya ikan hiu dengan
ikan remora.
c)
Simbiosis parasitisme: hubungan simbiotik yang menguntungkan
satu pihak dan merugikan pihak lain. Contohnya benalu dengan pohon inang,
cacing pita dengan inangnya, cacing hati dengan inangnya
4)
Netral: kehidupan bersama antara populasi dua spesies atau lebih
dalam satu daerah dan masing-masing populasi tersebut tidak saling meng-ganggu.
Contohnya seekor cacing dengan belalang di sawah.
Jika antarkomponen dalam ekosistem terjadi hubungan yang
dinamis, perubahan dalam batas-batas tertentu tidak akan menimbulkan gangguan
dalam ekosistem tersebut. Ini berarti ekosistem tersebut telah mencapai
keseimbangan yang mantap, dengan kata lain telah mencapai kondisi homeostatis.
Ekosistem dalam keadaan homeostatis penting untuk dipertahankan, agar
keseimbangan ekosistem selalu terjaga dari generasi ke generasi.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh manusia jangan sampai menggoyahkan
keadaan homeostatis tersebut. Namun, sayang dalam kenyataannya harapan seperti
ini sangat sulit terwujud. Manusia cenderung ingin menguasai dan melakukan
manipulasi pada ekosistem atau lingkungan untuk tujuan-tujuan tertentu yang
tidak selaras dengan konsep keseimbangan ekosistem. Demi tujuan sesaat manusia
rela mengorbankan kepentingan jangka panjang yang jauh lebih penting, dengan
melakukan kegiatan-kegiatan yang mengakibatkan kemunduran ekosistem.
Dewasa ini pembabatan hutan secara liar (illegal logging)
sangat marak. Kerusakan hutan yang terjadi sudah berada pada taraf yang sangat
mengkhawatirkan. Sebagian besar hutan di kawasan Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi sampai Papua tak ada yang luput dari aktivitas illegal logging.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta
seolah sia-sia. Upaya hukum pun, seolah tidak membuat jera para pelakunya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa ekonomi menjadi salah satu faktor pendorong para
pelaku illegal logging, namun sebenarnya alasan ini tidak berlaku bagi
para pemodal (cukong) di balik maraknya praktik illegal logging.
Dampak yang timbulkan illegal logging pun tidaklah kecil.
Kerusakan ekosistem hutan sedemikian parah, satwa yang biasa hidup di hutan
menjadi terusik sehingga merusak wilayah pemukiman dan daerah pertanian warga,
belum ancaman punahnya beberapa satwa langka dan dilindungi. Penebangan hutan
juga menimbulkan bahaya banjir dan tanah longsor yang sewaktu-waktu dapat
terjadi. Mengingat berbagai kerugian yang mungkin terjadi, adalah sangat
penting untuk segera menghentikan penebangan hutan secara liar, penegakan hukum
yang tidak pandang bulu bagi para pelakunya, serta upaya pemulihan hutan yang
terprogram dan terencana.
E.
Aliran Energi dan Daur Materi
Energi matahari merupakan sumber energi yang penting di alam, di
samping sumber energi lain. Melalui serangkaian organisme energi matahari akan
berpindah dan berubah dari satu bentuk energi ke bentuk lain. Energi mengalami
aliran dari bagian satu ke bagian lain, tanpa mengalami pengurangan. Tidak ada
energi yang hilang (musnah) dalam aliran energi. Banyaknya energi matahari yang
ditangkap oleh produsen berbeda-beda jumlahnya, dipengaruhi oleh ketinggian
dari permukaan laut (dpl) dan penutupan oleh tumbuhan suatu wilayah. Hanya
sebagian kecil energi matahari yang mampu diserap oleh klorofil dan digunakan
oleh sintesis senyawa organik. Energi ini kemudian disimpan dalam bentuk energi
kimia. Kecepatan menyimpan energi kimia oleh produsen disebut produksi primer
kotor (PPK). Sekitar 20% dari PPK digunakan oleh tumbuhan (produsen)
untuk kegiatan respirasi dan fotorespirasi. Sisanya disimpan oleh produsen
sebagai produksi primer bersih (PPB). Energi dalam produsen,
kira-kira sebesar 10%, akan berpindah ke konsumen primer (herbivora) melalui
peristiwa konsumsi (memakan). Oleh konsumen primer energi tersebut digunakan
untuk respirasi yang menghasilkan energi, selanjutnya energi yang dihasilkan
dipakai untuk pertumbuhan, reproduksi, mengganti sel-sel yang rusak. Melalui
rantai makanan energi akan berpindah ke karnivora I, lalu berpindah ke
karnivora II.
Produktivitas yang menghasilkan energi yang tersimpan dalam
tubuh konsumen disebut produktivitas sekunder. Adapun produktivitas yang
menghasilkan energi yang tersimpan dalam tubuh produsen disebut produktivitas
primer. Energi yang terkandung dalam tubuh produsen maupun konsumen akan
dimanfaatkan oleh detritivor dan dekomposer jika organisme produsen dan
konsumen mati. Demikian pula energi dalam zat buangan sisa pencernaan (egesta),
dan zat buangan sisa metabolisme tubuh (ekskreta). Melalui proses dekomposisi
(penguraian) senyawa organik dari bangkai, egesta dan ekskreta akan diuraikan menjadi
zat-zat anorganik yang akhirnya kembali ke alam. Jadi, energi mengalami
perpindahan dari sumbernya ke komponen-komponen biotik ekosistem (produsen,
konsumen, detritivor, dekomposer), tapi tidak kembali lagi ke sumbernya
(matahari). Inilah yang dinamakan aliran energi (energy flow),
bukan siklus energi.
F.
Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan
1.
Rantai makanan
Perpindahan materi dan energi dalam ekosistem berlangsung
melalui serangkaian organisme. Organisme konsumen, baik herbivora, karnivora,
maupun omnivora, serta detritivor dan dekomposer berperan penting dalam proses
tersebut. Demikian pula produsen sebagai pihak yang menyediakan energi kimia
bagi konsumen. Proses perpindahan materi dan energi melalui serangkaian
organisme dalam peristiwa makan dan dimakan dengan urutan tertentu yang
berlangsung satu arah dinamakan rantai makanan. Tiap-tiap kedudukan
dalam rantai makanan disebut tingkat trofi. Dalam rantai makanan tingkat
trofi pertama tidak selalu ditempati oleh produsen. Oleh karena itu ada
beberapa macam rantai makanan ditinjau dari komponen yang menduduki tingkat
trofi pertamanya, yaitu sebagai berikut.
a. Rantai makanan perumput
Jika
kedudukan tingkat trofi pertamanya ditempati produsen.
Contohnya: padi
tikus ular elang
Pada
contoh tersebut tingkat trofi pertamanya padi (produsen), tingkat trofi kedua
tikus (konsumen pertama), tingkat trofi ketiga ular (konsumen kedua), dan
tingkat trofi keempat ditempati oleh elang (konsumen ketiga).
b. Rantai makanan detritus
Jika kedudukan tingkat trofi pertamanya ditempati
oleh detritus.
Contoh: kayu lapuk rayap ayam elang
Gambar
1 Piramida Ekologi Sumber:
Microsoft Encarta 2006
|
2.
Piramida Ekologi
Struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk piramida
ekologi. Ada 3 jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah, piramida
biomassa, dan piramida energi.
a.
Piramida
Jumlah
Organisme dengan tingkat trofik masing-masing dapat disajikan dalam
piramida jumlah. Organisme di tingkat trofik pertama biasanya paling melimpah,
sedangkan organisme di tingkat trofik kedua, ketiga, dan selanjutnya makin
berkurang. Dapat dikatakan bahwa pada kebanyakan komunitas normal, jumlah
tumbuhan selalu lebih banyak daripada organisme herbivora. Demikian pula jumlah
herbivora selalu lebih banyak daripada jumlah karnivora tingkat 1. Karnivora
tingkat 1 juga selalu lebih banyak daripada karnivora tingkat 2. Piramida
jumlah dibuat berdasarkan jumlah organisme di tiap tingkat trofik.
b.
Piramida
Biomassa
Seringkali piramida jumlah yang sederhana kurang membantu dalam
memperagakan aliran energi dalam ekosistem. Penggambaran yang lebih realistik
dapat disajikan dengan piramida biomassa. Biomassa adalah ukuran berat materi
hidup di waktu tertentu. Untuk mengukur biomassa di tiap tingkat trofik, maka
rata-rata berat organisme di tiap tingkat harus diukur kemudian jumlah
organisme di tiap tingkat diperkirakan. Piramida biomassa berfungsi untuk menggambarkan
perpaduan massa seluruh organisme di habitat tertentu yang diukur dalam gram. Untuk
menghindari kerusakan habitat, biasanya hanya diambil sedikit sampel dan
diukur, kemudian total seluruh biomassa dihitung. Dengan pengukuran seperti ini
akan didapat informasi yang lebih akurat tentang apa yang terjadi pada
ekosistem.
c.
Piramida
Energi
Seringkali piramida biomassa tidak selalu memberi informasi yang
dibutuhkan untuk menggambarkan suatu ekosistem. Oleh karena itu dibuat piramida
energi berdasarkan observasi yang dilakukan dalam waktu yang lebih lama. Piramida
energi mampu memberikan gambaran paling akurat tentang aliran energi dalam
ekosistem. Pada piramida energi terjadi penurunan sejumlah energi berturut-turut
yang tersedia di tiap tingkat trofik. Berkurangnya energi yang terjadi di
setiap trofik terjadi karena hal-hal berikut.
1)
Hanya
sejumlah makanan tertentu yang ditangkap dan dimakan oleh tingkat trofik
selanjutnya.
2)
Beberapa
makanan yang dimakan tidak bisa dicerna dan dikeluarkan sebagai sampah.
3)
Hanya
sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian dari tubuh organisms, sedangkan
sisanya digunakan sebagai sumber energi.
3.
Jaring-jaring makanan
Dalam ekosistem tiap trofi dapat dimakan atau memakan
lebih dari satu organisme pada tingkat trofi yang lain. Dari hal tersebut
dimungkinkan terjadi proses makan dan dimakan dengan rangkaian yang kompleks.
Bila beberapa rantai makanan saling berhubungan terbentuk jalinan yang kompleks
akan membentuk jaring-jaring makanan. Jadi, jaring-jaring makanan
merupakan kumpulan dari beberapa rantai makanan yang saling berhubungan
.
G.
Daur Biogeokimia
Gambar
2 Jaring-Jaring Makanan Sumber: Biologi, 1983
|
1.
Daur nitrogen (N)
Nitrogen merupakan bagian terbesar penyusun gas dalam atmosfer bumi
(sekitar 78%). Nitrogen di udara bebas tidak banyak bermanfaat bagi organisme.
Oleh karena itu nitrogen bebas tersebut perlu difiksasi (ditambat) agar lebih
dirasakan manfaatnya. Proses fiksasi nitrogen dari udara dapat berlangsung oleh
kegiatan fiksasi industri (misalnya industri pupuk nitrogen), fiksasi oleh
mikroorganisme baik secara simbiotik maupun nonsimbiotik (bakteri, alga biru),
maupun fiksasi oleh peristiwa alam seperti kilat atau petir yang menyebabkan
terbentuknya senyawa nitrat. Selanjutnya nitrat diserap oleh akar tumbuhan
untuk digunakan dalam sintesis asam amino, komponen pembentuk protein. Protein
tumbuhan dikonsumsi oleh hewan dan manusia, dan dikeluarkan lagi melalui feses,
urin, ekskret bernitrogen lain.
Bersama
dengan hewan dan tumbuhan mati, zat buangan bernitrogen tersebut akan mengalami
pembusukan dan penguraian oleh bakteri dan fungi membentuk senyawa amoniak dan
amonium.
Gambar 3 Daur nitrogen Sumber:
Biologi, 1983
|
2. Daur Karbon (C)
Gas
karbon dioksida (CO2 ) hanya terdapat sekitar 0,035% di atmosfer
bumi. Kadar tersebut akan mengalami peningkatan sejalan dengan pembebasan gas CO2
baik oleh kegiatan manusia maupun oleh peristiwa alam. Gas tersebut
berasal dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi), pembakaran atau
kebakaran hutan, aktivitas gunung api. Organisme produsen memanfaatkan CO2
udara untuk melakukan sintesis senyawa organik, baik melalui fotosintesis
maupun kemosintesis. Senyawa organik hasil fotosintesis dimanfaatkan oleh
organisme heterotrof (hewan, manusia) sebagai sumber energi. Melalui respirasi
senyawa organik tersebut dibakar (dioksidasi), CO2 hasil pembakaran
dibebaskan lagi ke udara. Selain sebagai sumber energi, senyawa organik
tersebut sebagian disimpan dalam tubuh organisme. Jika organisme mati, senyawa
karbon akan diuraikan dan diendapkan menjadi batuan karbonat dan kapur. Jika
tersimpan dalam perut bumi dalam jangka waktu yang sangat lama, senyawa karbon
sisa organisme mati dapat menghasilkan bahan bakar fosil (minyak bumi).
Akhirnya oleh kegiatan manusia bahan bakar fosil tersebut kembali membebaskan CO2
ke udara.
3.
Daur Fosfor (P)
Gambar 5 Daur Fosfor Sumber:
Biologi, 1983
|
Gambar 4 Daur Karbon Sumber: Biologi, 1983
|
4.
Daur Sulfur ( S )
Gambar 5 Daur Sulfur Sumber:
Biologi, 1983
|
5. Daur air
Air
merupakan kebutuhan vital bagi semua makhluk hidup. Tak ada makhluk hidup yang
mampu bertahan hidup tanpa adanya air. Air terdapat secara melimpah di laut,
tetapi ketersediaannya relatif terbatas di daratan. Bagi tumbuhan, air merupakan
salah satu faktor penting untuk fotosintesis, perkecambahan dan pertumbuhan,
serta sarana transportasi zat. Bagi hewan dan manusia, air merupakan faktor
penting dalam melaksanakan transportasi zat. Daur air disebut juga daur
hidrologi. Secara garis besar daur hidrologi dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu daur hidrologi pendek, daur hidrologi sedang, dan daur
hidrologi panjang.
a.
Daur hidrologi pendek
Air laut menguap, uap air naik ke udara lalu bersatu
menjadi awan. Pada ketinggian tertentu awan mengalami kondensasi dan
presipitasi menjadi titik-titik air, kemudian turun sebagai hujan. Pada daur
hidrologi pendek ini terbentuknya awan dan hujan terjadi di atas laut, jadi
hujan tidak mencapai daratan.
b.
Daur hidrologi sedang
Air laut menguap, uap air naik ke udara dan terbawa
angin sampai di atas daratan membentuk awan. Pada ketinggian tertentu awan
mengalami kondensasi dan presipitasi membentuk titik-titik air, lalu turun
sebagai hujan di daratan. Sebagian air meresap ke dalam tanah, sebagian lain
kembali ke laut melalui sungai.
c.
Daur hidrologi panjang
Uap air yang berasal dari penguapan air laut, kolam,
danau, sungai maupun hasil transpirasi tumbuhan naik ke udara, lalu bersatu
menjadi awan. Awan terbawa oleh angin ke arah daratan dan pada jarak tertentu
terhalang oleh pegunungan. Akhirnya awan mengalami kondensasi dan presipitasi
menjadi titik-titik air dan turun sebagai hujan di atas pegunungan. Air hujan
meresap ke tanah di pegunungan, lalu diserap oleh tumbuhan di pegunungan,
sebagian muncul sebagai mata air. Melalui sungai air mengalir kembali lagi ke
laut.
H.
Macam-macam Ekosistem
Secara garis besar ekosistem dibedakan
menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan
dibedakan atas ekosistem air tawar dan
ekosistem air Laut.
1.
Ekosistem Darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma. Bioma-bioma yang dimaksud dapat dijabarkan sebagai berikut :
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma. Bioma-bioma yang dimaksud dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Bioma gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
b. Bioma padang rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular
c. Bioma Hutan Basah
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik. Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik. Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
d. Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang, Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang, Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
e. Bioma taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
f. Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin. Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin. Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.
2. Ekosistem Perairan
Dalam ekosistem perairan
dibagi atas ekosistem air tawar dan air laut, dimana dapat dijabarkan sebagai
berikut.
a. Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut :
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut :
b.
Ekosistem Air Laut
Ekosistem
air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang. Dimana
telah dijabarkan sebagai berikut:
1) Ekosistem Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.
2) Ekosistem pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.
3) Estuari
Estuari
(muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari
oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai
dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus
harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari.
4) Terumbu karang
Di laut
tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus yang terdiri
dari karang batu dan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu
karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga
fotosintesis dapat berlangsung. Terumbu karang didominasi oleh karang (koral)
yang merupakan kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka
dari kalsium karbonat ini bermacammacam bentuknya dan menyusun substrat tempat
hidup karang lain dan ganggang.
I.
Manfaat dari Komponen-komponen Ekosistem
Komponen-komponen ekosistem memiliki manfaat yang
sangat besar bagi manusia dan makhluk hidup lain, diantaranya sebagai berikut.
1. Sebagai sumber bahan makanan bagi makhluk hidup lain.
Misalnya produsen menyediakan bahan makanan bagi konsumen primer (herbivora),
konsumen primer menyediakan makanan bagi konsumen sekunder (karnivora), dan seterusnya.
2. Berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem
yang dinamis. Contohnya keberadaan harimau (karnivora) di suatu padang rumput
untuk mencegah terjadinya ledakan populasi herbivora di wilayah tersebut, agar
ketersediaan rumput selalu terjaga. Kehadiran predator dan parasitoid ikut
mengontrol populasi hama agar tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar.
3. Menjamin tetap berlangsungnya daur ulang sampah
organik di ekosistem. Contohnya jamur dan bakteri pengurai berperan menguraikan
sampah organik menjadi zat-zat anorganik yang sangat diperlukan bagi kehidupan tumbuhan
dan sekaligus dapat mengatasi masalah sampah organik.
4. Sebagai sumber senyawa anorganik yang sangat diperlukan
bagi kehidupan. Contohnya tanah merupakan sumber air dan unsur hara penting
bagi kehidupan tumbuhan dan makhluk hidup yang lain. Udara merupakan sumber CO2 untuk
fotosintesis tumbuhan, juga sebagai sumber O2 bagi
semua makhluk hidup.
5. Membantu mengatasi permasalahan polusi. Misalnya tumbuhan
menyerap CO2 udara untuk fotosintesis, menyediakan O2 bagi
organisme lain.
J.
Daftar
Pustaka
Anshori,
Moch. 2009. Biologi untuk Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) - Madrasah
Aliyah (MA) Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Budiati,
Herni. 2009. Biologi untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Kistinah,
Idun dkk. 2009. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Kusumawati,
Rohana dkk. 2012. Detik-Detik Ujian
Nasional Biologi. Klaten : Intan Pariwara.
Subardi
dkk. 2009. Biologi Untuk Kelas X SMA dan MA. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Suwarno.
2009. Panduan Pembelajaran Biologi untuk SMA & MA Kelas X. Jakarta :
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Tim
Inspirasi guru. 2014. Pasword UN Biologi
SMA/Ma 2015. Jakarta : Masmedia
yang mau copy silahkan kirimkan emailnya :)
ReplyDelete