Thursday, October 13, 2016

Makalah Ringsum Ringkasan psikologi Proses Perkembangan dan Hubungannya dengan Proses Belajar

1


Nama               :  Dika Ayu Rahmawati
                           Idris Efendi
Kelompok       : 08
Proses Perkembangan dan Hubungannya dengan Proses Belajar
A.    Definisi Perkembangan
Setiap organisme, baik manusia maupun hewan, pasti mengalami peristiwan perkembangan selama hidupnya. Perkembangan ini meliputi seluruh bagian dengan keadaan yang memiliki oleh organisme tersebut, baik yang konkrit maupun yang bersifat abstrak. Jadi, arti pristiwa perkembangan itu khususnya perkembangan manusia tidak hanya tertuju  pada aspek psikologi saja, tetapi juga aspek biologis. Secara singkat, perkembangan (development) adalah proses atau tahapan pertumbuhan kearah yang lebih maju. Pertubuhan sendiri (growth) berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah, ukuran, dan arti pentingnya. Pertumbuhan juga dapat berarti sebuah tahapan perkembangan  a stage of development (Mcleod, 1989).
Secara singkat perkembangan (developmental) adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Pertumbuhan (growth) berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah, ukuran, dan arti pentingnya. Pertumbuhan dapat berarti sebuah tahapan perkembangan a stage of development (McLeod, 1989).
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), “perkembangan” adalah perihal berkembang. Kata “berkembang” menurut KBBI adalah mekar terbuka atau membentang, menjadi besar, luas, dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian, pikiran, pengetahuan, dan sebagainya.
B.     Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Dalam mempelajari perkembangan manusia diperlukan adanya perhatian khusus mengenai hal-hal sebagai berikut : 1) proses pematangan khususnya pematangan fungsi kognitif, 2) proses bealajar, 3) pembawaan atau bakat. Adapun mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan siswa, para ahli berbeda pendapat lantaran sudut pandang dan pendekatan mereka terhadap eksistensi siswa tidak sama. Untuk lebih jelasnya, berikut ini aliran-aliran yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan siswa:
1.      Aliran  Nativisme
Nativisme (nativism) adalah sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh besar terhadap aliran pemikiran psikologis. Tokoh utama aliran ini bernama Arthur Schopenhauer (19788-1860) seorang filosof Jerman. Aliran filsafat nativisme konon dijuluki sebagai aliran pesimistik yang memandang segala sesuatu dengan kaca mata hitam. Para ahli penganut ini berkeyakinan bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa. Dalam ilmu pendidikan, pandangan ini disebut “pesimisme pedagogis”. Sebagai contoh jika sepasang orangtua ahli musik, maka anak-anak yang mereka lahirkan akan menjadi pemusik pula.
Aliran nativisme hingga kini masih cukup berpengaruh di kalangan beberapa alhi, namun sudah tidak semutlak dulu lagi. Di antara ahli yang dipandang sebagai nativis ialah Noam A. Chomsky kelahiran 1928, seorang ahli linguistik yang sangat terkenal hingga saat ini. Chomsky menganggap bahwa perkembangan pengasaan bahasa pada manusia tidak dapat dijelaskan semata-mata oleh proses belajar, tetapi juga (yang lebih penting) oleh adanya “biological predisposition” (kecenderungan biologis) yang dibawa sejak lahir.
2.      Aliran Empirisisme
Kebalikan dari aliran empirisisme (empiricism) dengan tokoh utama John Locke (1632-1704). Nama asli aliran ini adalah “The school of British Empiricm” (aliran empirisisme Inggris). Namun aliran ini berpengaruh pada aliran Amerika Serikat, sehingga melahirkan sebuah aliran fisafat bernama “environmentalisme” (aliran lingkungan) dan psikologi bernama “environmental psychology” (psikologi lingkungan) dan relatif masih baru. (Reber, 1988).
Doktrin aliran empirisisme yang amat mahsyur adalah “tabula rasa”, sebuah istilah bahasa Latin yang berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong (blank slate/blank tablet) yang menekankan pentingnya pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam arti pendidikan manusia itu semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya. Jika seorang siswa memperoleh kesempatan yang memadai untuk mempelajari ilmu politik, tentu kelak akan menjadi seorang politikus karena memiliki pengalaman belajar di bidang politik, ia tak akan menjadi pemusik walaupun orangtuanya pemusik sejati.
3.      Aliran Konvergensi
Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran empirisisme dengan aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Tokoh utama konvergensi bernama Louis William Stern (1871-1938), seorang filosof dan psikolog Jerman.
Aliran filsafat yang dipeloporinya disebut “personalisme”, sebuah pemikiran filosofis yang sangat berpengaruh terhadap disiplin-disiplin ilmu yang berkaitan dengan manusia. Di antara disiplin ilmu yang menggunakan asas personalisme adalah “personologi” yang mengembangkan teori komprehensif (luas dan lengkap) mengenai kepribadian manusia (Reber, 1988).
Para penganut aliran konvergensi berkeyakinan bahwa baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan andilnya sama besar dalam menentukan masa depan seseorang. Jadi, seorang siswa yang lahir dari keluarga santri atau kiai, umpamanya, kelak ia akan menjadi ahli agama apabila ia dididik di lingkungan pendidikan keagamaan. Setiap orang memiliki potensi self-direction dan self-dicipline yang memungkinkan dirinya bebas memilih antara mengikuti atau menolak sesuatu (aturan atau stimulus) lingkungan tertentu yang hendak mengembangkan dirinya. Alhasil siswa itu sendiri memiliki potensi psikologis tersendiri untuk mengembangkan bakat dan pembawaannya dalam konteks lingkungan tertentu. Faktor yang mempengaruhi tinggi-rendahnya mutu hasil perkembangan siswa pada dasarnya terdiri atas dua macam:
a.       Faktor intern, yaitu faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri.
b.      Faktor ekternal, yaitu hal-hal yang datang atau ada di luar diri siswa yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungannya.
C.    Hubungan Antara Proses Perkembangan dengan Proses Belajar
Perkembangan menunjukkan suatu proses tertentu, yaitu proses yang menuju ke depan dan tidak dapat di ulang kembali. Dalam perkembangan manusia terjadi perubahan-perubahan yang sedikit banyak bersifat tetap dan tidak dapat di ulangi. Perkembangan menunjukkan pada perubahan-perubahan dalam suatu arah yang bersifat tetap dan maju. Perkembangan berhubungan dengan masalah keemasan (manuration) latihan dan proses belajar. Hal ini juga mempengaruhi keadaan motif yang ada pada individu.
Tugas-tugas dalam perkembangan mempunyai tiga macam tujuan yang sangat berguna. Pertama, sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat dari mereka pada usia-usia tertentu. Kedua, dalam memberi motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa yang diharapkan dari mereka oleh kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang kehidupan mereka. Dan akhirnya, menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang akan mereka hadapi dan tindakan apa yang diharapkan dari mereka kalau sampai pada tingkat perkembangan berikutnya.
Penyesuaian diri kepada situasi baru selalu sulit dan selalu disertai dengan bermacam-macam tingkat ketegangan emosional. Tetapi sebagian besar kesulitan dan ketegangan ini dapat dihilangkan kalau individu sadar akan apa yang akan terjadi kemudian dan secara bertahap mempersiapkan diri. Anak-anak yang menguasai keterampilan-keterampilan sosial, diperlukan untuk menghadapi kehidupan sosial remaja yang baru, akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lawan jenisnya bila mereka mencapai usia remaja, dan yang baru menginjak dewasa akan lebih mudah melewati masa peralihan ke masa usia pertengahan. Dan tidak terlampau mengalami ketegangan kalau mereka secara bertahap menciptakan kegiatan-kegiatan waktu senggang dengan berkurangnya tanggung jawab sebagai orang tua.
Dalam belajar perkembangan anak sangatlah penting. Jika seorang anak sudah memiliki kemampuan-kemampuan dalam belajarnya, maka guru dapat meningkatkan perkembangannya lagi, yaitu:
1.      Perkembangan sosialnya, yaitu perkembangan pada diri anak untuk meningkatkan tingkah laku yang lebih baik.
2.      Perkembangan perasaannya, yaitu perkembangan suatu keadaan kerohanian.
3.      Perkembangan motorik nya
4.      Perkembangan bahasanya, yaitu perkembangan cara bicara anak.
5.      Perkembangan berpikir, yaitu perkembangan daya jiwa yang dapat meletakkan hubungan-hubungan antara pengetahuan anak.
6.      Perkembangan dalam pengamatan.
7.      Perkembangan kesulitannya/religius nya
8.      Perkembangan tanggapan, fantasi
9.      Perkembangan dalam mengambil keputusan
10.  Perkembangan perhatiannya

Author Image
AboutDika Ayu Rahmawati

Soratemplates is a blogger resources site is a provider of high quality blogger template with premium looking layout and robust design

1 comment: