Thursday, October 13, 2016

MAKALAH Kuliah Psikologi HUBUNGAN ANTARA PROSES PERKEMBANGAN DENGAN PROSES BELAJAR

1

MAKALAH


HUBUNGAN ANTARA PROSES PERKEMBANGAN DENGAN PROSES BELAJAR
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan

Dosen Pembimbing :
Dwi Rosyidatul Kholidah, M. Pd. I


Disusun Oleh :
1.     Af’idatus Shofiyah
2.     Nur Laila Ika Safitri
3.     Zahrotul Luthfiyah

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-FATTAH
SIMAN SEKARAN LAMONGAN
MARET 2016

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.  Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami limpahan rahmat sehingga  kami mampu menyelesaikan makalah tentang “HUBUNGAN ANTARA PROSES PERKEMBANGAN DENGAN PROSES BELAJAR” ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan dengan baik.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang benderang yakni agama islam.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Bapak Drs.H. Malik Zuhri,S.Pd. MMPd. Selaku ketua STIT AL-FATTAH
2.      Ibu Dwi Rosyidatul Kholidah, M. Pd. I selaku dosen mata kuliah Psikologi Perkembangan
3.      Orang tua kami yang telah membantu baik secara moril maupun materi
4.      Teman-teman satu kelompok yang  telah bekerja sama dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini disusun dengan tujuan pertama memahami dan mendalami tentang Hubungan Antara Proses Perkembangan dengan Proses Belajar.  Kedua memenuhi tugas diskusi dan pembuatan makalah secara kelompok. Adapun manfaat makalah ini adalah sebagai wahana pembelajaran mata kuliah Psikologi Perkembangan agar dapat dipelajari oleh seluruh mahasiswa/mahasiswi khususnya jurusan Pendidikan Guru Madrasah  Ibtidaiyah.
Kami menyadari  bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari sempurna, karena itulah kritik dan saran yang membangun dari dosen dan teman-teman sangat kami harapkan.
Siman, 25 Maret 2016

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................  i
KATA PENGANTAR ......................................................................................  ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................  iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah.................................................................................. 2
1.3  Tujuan..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Perkembangan...................................................................... 3
2.2  Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan.......................................... 4
2.3  Proses Perkembangan............................................................................. 6
2.4  Tugas dan Fase Perkembangan.............................................................. 7
2.5  Hukum perkembangan ..........................................................................  14
2.6  Hubungan Antara Proses Perkembangan dengan Proses Belajar........... 17
BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan............................................................................................. 19
3.2  Saran ......................................................................................................  19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................  20


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Belajar merupakan suatu aktifitas psikis atau mental yang berlangsung melalui interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan dalam diri seorang anak, baik dalam pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu relatif konstan dan terbatas.
Perumusan itu berlaku bagi segala macam kegiatan belajar dan tidak terbatas pada salah satu bentuk tertentu. Setiap kegiatan belajar akan menghasilkan suatu perubahan pada anak. Terjadinya perubahan tersebut karena adanya pertumbuhan dan perkembangan.
Setiap individu tumbuh dan berkembang selama perjalanan kehidupannya melalui beberapa periode atau fase-fase perkembangan. Setiap fase perkembangan mempunyai serangkaian tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh setiap individu. Sebab, keberhasilan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu akan memperlancar pelaksanaan tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan tersebut beberapa diantaranya muncul sebagai akibat kematangan fisik, sedangkan yang lain berkembang karena adanya aspirasi budaya , sementara yang lain lagi tumbuh dan berkembang karena nilai-nilali dan aspirasi individu.
Dalam mempelajari perkembangan manusia diperlukan adanya perhatian khusus mengenai proses pematangan (khususnya pematangan fungsi kognitif), proses belajar dan pembawaan atau bakat. Karena ketiga hal berkaitan erat dan saling berpengaruh dalam perkembangan kehidupan manusia tak terkecuali para siswa sebagai peserta didik kita. Dikarenakan apabila fungsi kognitif, bakat dan proses belajar seorang dalam keadaan positif, hampir dapat dipastikan siswa tersebut akan mengalami proses perkembangan kehidupan secara mulus.
Akan tetapi, asumsi yang menjanjikan ini belum tentu terwujud, karena banyak faktor yang berpengaruh terhadap proses perkembangan siswa dalam menuju cita-cita bahagianya.
1.2  Rumusan Masalah
Adapun masalah yang kami rumuskan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana pengertian perkembangan itu?
2.      Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan itu?
3.      Bagaimana proses perkembangan yang terjadi pada diri seseorang?
4.      Bagaimana tugas-tugas yang harus dilakukan dalam setiap fase perkembangan?
5.      Bagaimana hukum-hukum perkembangan itu?
6.      Bagaimana hubugan antara proses perkembangan dengan proses belajar?
1.3  Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui pengertian perkembangan
2.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
3.      Untuk mengetahui proses perkembangan yang terjadi pada diri seseorang
4.      Untuk mengetahui tugas-tugas yang harus dilakukan dalam setiap fase perkembangan
5.      Untuk mengetahui hukum-hukum dalam perkembangan
6.      Untuk mengetahui hubungan antara proses perkembangan dengan proses belajar.
                                                                 



BAB II
                                                    PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Perkembangan
Perkembangan  ( development ) adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Pertumbuhan sendiri ( growth) berarti tahapan peningkatan sesuatau dalam hal jumlah, ukuran, dan arti pentingnya. Pertumbuhan juga dapat berarti sebuah tahapan perkembangan ( a stage of development ) ( McLeod, 1989 ).[1]
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1991 ), “ perkembangan ” adalah perihal berkembang. Selanjutnya, kata “berkembang” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ini berarti terbuka atau membentang ; menjadi besar , luas,  dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna  dalam hal kepribadian, pikiran, pengetahuan, dan sebagainya. Dengan demikian, kata “berkembang” tidak saja meliputi aspek yang bersifat abstrak seperti pikiran dan pengetahuan, tetapi juga meliputi aspek yang bersifat konkret.
Dalam Dictionary of Psychology ( 1972) dan The Penguin Dictionary of Psychology ( 1988 ) arti perkembangan pada prinsipnya adalah tahapan – tahapan perubahan yang progresif yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan organisme lainnya, tanpa membedakan aspek – aspek yang terdapat dalam diri organisme – organisme tersebut.
Selanjutnya, Dictionary of Psychology di atas secara lebih luas merinci pengertian perkembangan manusia sebagai berikut :
1.      The progressive and continous change in the organism birth to death, perkembangan itu merupakan perubahan yang progresif dan terus – menerus dalam diri organisme sejak lahir hingga mati.
2.      Growth, perkembangan itu berarti perubahan.
3.      Change in the shape and integration of bodily parts into functional parts, perkembangan berarti perubahan dalam bentuk dan penyatuan bagian – bagian yang bersifat jasmaniah di dalam bagian – bagian yang fungsional.
  1. Maturation or the appearance of fundamental pattern of unlearned behavior, perkembangan itu adalah kematangan atau kemunculan pola - pola dasar tingkah laku yang bukan hasil belajar.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan adalah rentetan perubahan jasmani dan rohani manusia menuju kearah yang lebih maju dan sempurna sedangkan Pertumbuhan berarti perubahan kuantitatif yang mengacu pada jumlah. Dengan kata lain, pertumbuhan berarti kenaikan dan penambahan ukuran yang berangsur- angsur seperti badan yang menjadi besar dan tegap, juga kaki dan tangan yang semakin  panjang.
2.2  Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
Untuk lebih jelasnya, berikut ini aliran – aliran yang berhubungan dengan faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan siswa.
1.      Aliran Nativisme
Para ahli penganut aliran ini berkenyakinan bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa – apa.[2] Sebagai contoh, jika orang tuanya seorang guru, maka anak – anak yang mereka lahirkan akan menjadi guru pula. Singa  pun akan melahirkan singa, tak akan pernah melahirkan kambing. Jadi pembawaan dan bakat orangtua selalu berpengaruh mutlak terhadap perkembangan anak –anaknya.
Ambil contoh lain, jika sepasang suami istri memiliki keistimewaan dibidang politik tentu anaknya menjadi politikus pula. Namun, apabila lingkungan khususnya lingkungan pendidikannya tidak menunjang, misalnya ia memasuki sekolah pertanian, sudah tentu ia tak akan pernah menjadi politisi tetapi menjadi petani. Dari contoh itulah maka lahir  aliran baru yakni aliran Empirisme.
2.      Aliran Empirisme
Doktrin aliran empirisime yang amat mahsyur adalah “tabula rasa”, sebuah istilah bahasa latin yang berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong (blank slate/blank tablet).[3] Doktrin tabula rasa menekankan arti penting pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam arti perkembangan manusia itu semata – mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya. Dalam hal ini, para penganut empirisime menganggap setiap anak lahir seperti tabula rasa, dalam keadaan kosong, tak punya kemampuan dan bakat apa – apa.
Jika seorang siswa memperoleh kesempatan yang memadai untuk mempelajari ilmu politik, tentu kelak ia akan menjadi seorang politisi. Karena ia memilki pengalaman belajar dibidang politik, ia tak akan pernah menjadi pemusik, walaupun orang tuanya seorang pemusik sejati. Memang amat sukar dipungkiri bahwa lingkungan memiliki pengaruh yang  besar terhadap proses perkembangan dan masa depan siswa. Dalam hal ini, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar telah terbukti menentukan tinggi rendahnya mutu prilaku dan masa depan siswa.
3.      Aliran Konvergensi
Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran empirisime dengan aliran nativisme.[4] Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas ( pembawaan ) dengan lingkungan sebagai faktor -faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Faktor pembawaan tidak berarti apa-apa jika tanpa faktor pengalaman. Demikian pula sebaliknya, faktor pengalaman tanpa faktor pembawaan tak akan mampu mengembangkan manusia yang sesuai dengan harapan.
Sebagai contoh, Seorang anak yang normal pasti memiliki bakat untuk berdiri tegak diatas kedua kakinya. Tetapi apabila anak tersebut tidak hidup dilingkungan masyarakat manusia, misalnya kalau dia dibuang ke tengah hutan belantara tinggal bersama hewan, maka bakat yang ia miliki secara turun-temurun dari orangtuanya itu, akan sulit diwujudkan. Jika anak tersebut diasuh oleh sekelompok serigala, tentu ia akan berjalan diatas kedua tangan dan kakinya. Dia akan merangkak seperti serigala pula. Jadi, bakat dan pembawaan dalam hal ini jelas tidak ada pengaruhnya apabila lingkungan atau pengalaman tidak mengembangkannya.
Faktor yang mempengaruhi tinggi-rendahnya mutu hasil perkembangan siswa pada dasarnya terdiri atas dua macam, yaitu:
1.      Faktor Internal, yaitu yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri.
2.      Faktor Eksternal, yaitu hal-hal yang datang atau ada diluar diri siswa yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungan.
2.3  Proses Perkembangan
Secara umum, proses dapat diartikan sebagai rentetan perubahan yang terjadi dalam perkembangan sesuatu. Adapun maksud kata proses dalam perkembangan siswa ialah tahapan-tahapan perubahan yang dialami seorang siswa, baik yang bersifat jasmaniah maupun yang bersifat rohaniah. Proses dalam hal ini juga berarti tahapan perubahan tingkah laku siswa, baik yang terbuka maupun yang tertutup.
Proses bisa juga berarti cara terjadinya perubahan dalam diri siswa atau respons/reaksi yang ditimbulkan oleh siswa tersebut.[5] Proses perkembangan dengan pengertian seperti ini menurut Hurlock (1980) merupakan perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan (development changes). perubahan-perubahan senantiasa terjadi dalam dirinya dalam berbagai kapasitas (kemampuan), baik yang bersifat biologis maupun yang bersifat psikologis.
Secara global, seluruh proses perkembangan individu sampai menjadi “person” (dirinya sendiri) berlangsung dalam tiga tahapan, yakni:
1.      tahapan proses konsepsi (pembukaan sel ovum ibu oleh sel sperma ayah).
2.      tahapan proses kelahiran (saat keluarnya bayi dari rahim ibu ke alam dunia bebas).
3.      tahapan proses perkembangan individu bayi tersebut menjadi seorang pribadi yang khas (development or selfhood).
2.4  Tugas dan Fase Perkembangan
Dalam psikologi perkembangan, kita mengenal fase perkembangan. Walaupun hakikat perkembangan tampak tidak teratur, ada urutannya. Bisa saja perkembangan tidak maju menurut umur bahkan mungkin mundur atau menyimpang, tetapi pada dasarnya perkembangan itu tidak meloncat-loncat. Setiap keberhasilan tahap dan tugas perkembangan dibangun atas dasar penyelesaian tahap perkembangan sebelumnya.[6]
hal yang pasti bahwa setiap fase atau tahapan perkembangan kehidupan manusia senantiasa berlangsung seiring dengan kegiatan belajar. Kegiatan belajar dalam hal ini tidak berarti merupakan kegiatan belajar yang ilmiah. Tugas belajar yang muncul dalam setiap fase perkembangan merupakan keharusan universal dan idealnya berlaku secara otomatis, seperti kegiatan belajar keterampilan melakukan sesuatu pada fase perkembangan tertentu yang lazim terjadi pada manusia normal. Di samping itu, hal-hal lain yang juga menimbulkan tugas-tugas perkembangan tersebut adalah:
1.      Karena adanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembangan tertentu.
2.      Karena adanya dorongan cita-cita psikologis manusia yang sedang berkembang itu sendiri.
3.      Karena adanya tuntutan cultural masyarakat sekitar.
Belajar melakukan kebiasaan-kebiasaan tertentu pada saat atau masa perkembangan yang tepat dipandang berkaitan langsung dengan tugas-tugas perkembangan berikutnya. Tugas-tugas perkembangan tersebut seyogianya selalu diperhitungkan secara cermat oleh para orangtua dan guru sebagai sesuatu yang harus terjadi secara alamiah dan tepat pada waktunya.[7] Adapun mengenai fase-fase perkembangan dan tugas-tugas yang mengiringi fase-fase tersebut dikemukakan oleh Robert Havigrust (1972) berikut ini :


1.      Tugas Perkembangan Fase Bayi dan Kanak-Kanak
Secara kronologis (menurut urutan waktu), masa bayi (infancy atau babyhood) berlangsung sejak seorang individu manusia dilahirkan dari rahim ibunya sampai berusia sekitar setahun.Sedangkan masa kanak-kanak (early childhood) adalah masa perkembangan berikutnya, yakni dari usia setahun hingga usia sekitar lima atau enam tahun. Perkembangan biologis pada masa-masa ini berjalan pesat, tetapi secara sosiologis ia masih sangat terikat oleh lingkungan keluarganya. Oleh karena itu, fungsionalisasi lingkungan keluarga pada fase ini yang penting sekali untuk mempersiapkan anak terjun ke dalam lingkungan yang lebih luas terutama lingkungan sekolah.
Tugas-tugas perkembangan pada fase ini meliputi kegiatan-kegiatan belajar sebagai berikut:
a.       Belajar memakan makanan keras, misalnya mulai dengan bubur susu, nasi, dll
b.      Belajar berdiri dan berjalan, misalnya mulai dengan berpegang pada tembok atau sandaran kursi dll
c.       Belajar berbicara, misalnya mulai dengan menyebut kata ibu, ayah, dll
d.      Belajar mengendalikan pengeluaran benda-benda buangan dari tubuhnya, misalnya mulai dengan meludah, membuang ingus dll
e.       Belajar membedakan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan, dan bersopan santun seksual.
f.       Mencapai kematangan untuk belajar membaca dalam arti mulai siap mengenal huruf, suku kata dll
g.      Belajar mengadakan hubungan emosional selain dengan ibunya, keluarganya dll
h.      Belajar membedakan antara hal-hal yang baik dengan yang buruk, juga antara hal-hal yang benar dan salah.
2.      Tugas Perkembangan Fase Anak-Anak
Masa anak-anak (late childhood) berlangsung antara usia 6 sampai 12 tahun dengan ciri-ciri utama sudah memiliki dorongan untuk keluar dari rumah dan memasuki kelompok sebaya (peer group), keadaan fisik yang memungkinkan/mendorong anak memasuki dunia permainan atau pekerjaan yang membutuhkan keterampilan jasmani dan memiliki dorongan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, symbol, dan komunikasi yang luas.
Adapun tugas-tugas perkembangan pada masa perkembangan kedua ini meliputi kegiatan belajar dan mengembangkan hal-hal sebagai berikut:
                         a.      Belajar keterampilan fisik yang diperlukan bermain, seperti lompat jauh, lompat tinggi, dll
                        b.      Membina sikap yang sehat (positif) terhadap dirinya sendiri sebagai seorang individu yang sedang berkembang, seperti kesadaran tentang harga diri (self-esteem) dan kemampuan diri (self efficacy).
                         c.      Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya sesuai dengan etika moral yang berlaku di masyarakatnya.
                        d.      Belajar memainkan peran sebagai seorang pria (jika ia seorang pria) dan sebagai seorang wanita (jika ia seorang wanita).
                         e.      Mengembangkan dasar-dasar keterampilan membaca, menulis, dan berhitung (matematika atau aritmatika)
                         f.      Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan kehidupan sehari-hari.
                        g.      Mengembangkan kata hati, moral dan skala nilai yang selaras dengan keyakinan dan kebudayaan yang berlaku di masyarakatnya.
                        h.      Mengembangkan sikap objektifitas/lugas baik positif maupun negatif terhadap kelompok dan lembaga kemasyarakatan, dan
                          i.      Belajar mencapai kemerdekaan atau kebebasan pribadi sehingga menjadi dirinya sendiri yang independen (mandiri) dan bertanggung jawab.
3.      Tugas Perkembangan Fase Remaja
Salah satu periode dalam rentang kehidupan individu adalah masa remaja. Masa ini merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat.[8]
Masa remaja ditandai dengan (1) berkembangnya sikap dependen kepada orangtua ke arah independen, (2) minat seksualitas, dan (3) kecenderungan untuk merenung atau memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai etika, dan isu-isu moral ( Salzman dan Pikunas 1976 )
Proses perkembangan pada masa remaja lazimnya berlangsung selama kurang lebih 11 tahun, mulai usia 12-21 pada wanita dan 13-22 tahun pada pria. Masa perkembangan remaja yang panjang ini dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran dan persoalan, bukan saja bagi si remaja sendiri melainkan juga bagi para orangtua, guru, dan masyarakat sekitar. Bahkan, tak jarang para ahli hukum pun turut direpotkan oleh ulah dan tindak tanduknya yang dipandang menyimpang.
Mengapa demikian? secara singkat jawabannya ialah karena individu remaja sedang berada di persimpangan jalan antara dunia anak-anak dan dunia dewasa. Sehubungan dengan ini, hampir dapat dipastikan bahwa segala sesuatu yang sedang mengalami atau dalam keadaan transisi (masa peralihan) dari suatu keadaan lainnya selalu menimbulkan gejolak, goncangan, dan benturan yang kadang-kadang berakibat sangat buruk bahkan fatal (mematikan).
Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja pada umumnya meliputi pencapaian dan persiapan segala hal yang berhubungan dengan kehidupan masa dewasa,[9] yakni:
                         a.      Mencapai pola hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya yang berbeda jenis kelamin sesuai dengan keyakinan dan etika moral yang berlaku di masyarakat.
                        b.      Mencapai peranan sosial sebagai seorang pria (jika ia seorang pria) dan peranan sosial seorang wanita (jika ia seorang wanita) selaras dengan tuntutan sosial dan cultural masyarakatnya.
                         c.      Menerima kesatuan organ-organ tubuh sebagai pria (jika ia seorang pria) dan kesatuan organ-organ sebagai wanita (jika ia seorang wanita) dan menggunakannya secara efektif sesuai dengan kodratnya masing-masing.
                        d.      Keinginan menerima dan mencapai tingkah laku sosial tertentu yang bertanggung jawab di tengah-tengah masyarakatnya.
                         e.      Mencapai kemerdekaan/kebebasan emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa lainnya dan mulai menjadi seorang “person” (menjadi dirinya sendiri).
                         f.      Mempersiapkan diri untuk mencapai karier ( jabatan dan profesi) tertentu dalam bidang kehidupan ekonomi.
                        g.      Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia perkawinan (rumah tangga) dan kehidupan berkeluarga yakni sebagai suami (ayah) dan istri (ibu), dan
                        h.      Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman bertingkah laku dan mengembangkan ideologi untuk keperluan kehidupan kewarganegaraannya
4.      Tugas Perkembangan Fase Dewasa
Masa dewasa awal (early adulthood) ialah fase perkembangan saat seorang remaja mulai memasuki masa dewasa, yakni usia usia 21-40 tahun. Sebelum memasuki masa ini seorang remaja terlebih dahulu berada pada tahap ambang dewasa (late adolescence) atau masa remaja akhir yang lazimnya berlangsung 21 atau 22 tahun. Namun, menurut pengamatan para ahli, pada masa post puber perkembangan organ-organ jasmaniah tertentu, meskipun sudah sangat lamban, masih terus berlangsung hingga kira-kira usia 24 tahun.[10]
Adapun tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa awal adalah meliputi hal-hal sebagai berikut:
                         a.      Mulai bekerja mencari nafkah, khususnya apabila ia tidak melanjutkan karier akademik.
                        b.      Memilih teman atau pasangan hidup berumah tangga (memilih calon suami atau istri).
                         c.      Mulai memasuki kehidupan berumah tangga, yakni menjadi seorang suami atau istri.
                        d.      Belajar hidup bersama pasangan dalam suasana rumah tangga, yakni dengan istri/suaminya.
                         e.      Mengelola tempat tinggal untuk keperluan rumah tangga dan keluarganya.
                         f.      Membesarkan anak-anak dengan menyediakan pangan, sandang, dan papan yang cukup dan memberikan pendidikan (dalam arti luas) yang memadai.
                        g.      Menerima tanggung jawab kewarganegaraan sesuai dengan perundangan-undangan dan tuntutan sosial yang berlaku di masyarakatnya.
                        h.      Menemukan kelompok sosial (perkumpulan kemasyarakatan) yang cocok dan menyenangkan.
5.      Tugas Perkembangan Fase Setengah Baya
Masa setengah baya (middle age) adalah masa yang berlangsung antara usia 40 sampai 60 tahun. Konon, di kalangan tertentu, pria dan wanita yang menginjak usia 40 tahun ke atas sering dijuluki sebagai orang yang sedang mengalami masa pubertas kedua. Julukan ini timbul karena mereka senang lagi bersolek, suka bersikap dan berbuat emosional/mudah marah, dan bahkan jatuh cinta lagi.[11]
Di kalangan kaum wanita biasanya tampak gejala depresi (murung), cepat tersinggung, cemas dan khawatir kehilangan kasih sayang anak-anak yang sudah mulai mananjak dewasa. Selain itu, wanita setengah baya juga acapkali merasa cemas akan kehilangan suami karena menopause (berhenti menstruasi) yang pada umumnya diiringi dengan timbulnya tanda-tanda atau garis-garis ketuaan di bagian tertentu pada tubuhnya.
Adapun tugas-tugas perkembangan pada fase setengah tua tersebut adalah sebagai berikut :
                         a.      Mencapai tanggung jawab sosial dan kewarganegaraan secara lebih dewasa.
                        b.      Membantu anak-anak yang berusia belasan tahun (khususnya anak kandungnya sendiri) agar berkembang menjadi orang-orang dewasa yang bahagia dan bertanggung jawab.
                         c.      Mengembangkan aktivitas dan memanfaatkan waktu luang sebaik-baiknya bersama orang-orang dewasa lainnya.
                        d.      Menghubungkan diri sedemikian rupa dengan pasangannya (dengan suami atau istri) sebagai seorang pribadi yang utuh.
                         e.      Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan psikologis yang lazim terjadi pada masa setengah baya.
                         f.      Mencapai dan melaksanakan penampilan yang memuaskan dalam karier, dan
                        g.      Menyesuaikan diri dengan perikehidupan (khususnya dalam hal cara bersikap dan bertindak) orang-orang yang berusia lanjut.
6.      Tugas Perkembangan Fase Usia Tua
Masa tua (old age) adalah fase terakhir kehidupan manusia. Masa ini berlangsung antara usia 60 tahun sampai berhembusnya napas terakhir (akhir hayat). Mereka yang sudah menginjak umur 60 tahun ke atas yang dalam istilah psikologi disebut “senescence” (masa tua) biasanya ditandai oleh perubahan-perubahan kemampuan motorik yang semakin merosot.[12]
Di antara perubahan-perubahan tersebut adalah menurunnya kekuatan otot-otot tangan dan otot-otot yang menyangkut seluruh tubuh. Oleh karena itu, pada umumnya orangtua lebih cepat merasa lelah, dan untuk mengembalikan kesegaran tubuhnya dari kelelahan itu, ia memerlukan waktu yang lebih lama daripada ketika ia masih berusia muda.
Tugas-tugas perkembangan pada masa tua sesuai dengan berkurangnya kekuatan dan kesehatan jasmaniyahnya itu adalah :
                         a.      Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan dan kesehatan jasmaniahnya.
                        b.      Menyesuaikan diri dengan keadaan pensiun dan berkurangnya income (penghasilan).
                         c.      Menyesuaikan diri dengan kematian pasangannya (istri atau suaminya).
                        d.      Membina hubungan yang tegas (afiliasi eksplisit) dengan para anggota kelompok seusianya.
                         e.      Membina pengaturan jasmani sedemikian rupa agar memuaskan dan sesuai dengan kebutuhannya, dan
                         f.      Menyesuaikan diri (adaptasi) terhadap peranan-peranan sosial dengan cara yang luwes.
2.5  Hukum Perkembangan
Pengertian hukum dalam perkembangan sudah tentu berbeda dengan hukum dalam  dunia peradilan atau peraturan konstitusional. Hukum dalam pembahasan ini berarti kaidah atau patokan mengenai terjadinya peristiwa tertentu.secara spesifik,hukum perkembangan dapat diartikan sebagai “kaidah atau patokan yang menyatakan kesamaan sifat dan hakikat dalam perkembangan”. Dapat juga dikatakan, hukum perkembangan adalah patokan generalisasi, mengenai sebab dan akibat terjadinya peristiwa perkembangan dalam diri manusia.[13]
1.      Hukum Konvergensi
Perkembangan manusia pada dasarnya tidak hanya di pengaruhi oleh faktor pembawaan sejak lahir, tetapi juga oleh lingkungan pendidikan. Hal ini berarti masa depan kehidupan manusia, tak terkecuali para siswa, bergantung pada potensi pembawaan yang mereka warisi dari orangtua pada proses pematangan, dan pada proses pendidikan yang mereka alami. Seberapa jauh perbedaan pengaruh antara pembawaan dengan lingkungan, bergantung pada besar kecilnya efek lingkungan yang di alami siswa.

2.      Hukum Perkembangan Dan Pengembangan Diri
Pada anak balita, wujud pertahanan diri berupa tangisan ketika lapar, atau teriakan yang disertai pelemparan batu ketika mendapat gangguan hewan atau orang yang ada disekelilingnya. Dari usaha mempertahankan diri ini, berlanjut menjadi usaha untuk mengembangkan diri. Naluri pengembangan diri pada anak, antara lain memanifestasikan dalam bentuk bermain untuk mengetahui yang ada di sekelilingnya. Selanjutnya, pada anak –anak biasanya tampak keingintahuannya terhadap sesuatu itu berkali – kali. Alhasil, manusia berkembang karena adanya insting atau naluri pembawaan sejak lahir yang menuntutnya untuk bertahan dan mengembangkan diri di muka bumi ini.
3.      Hukum Masa Peka
Peka artinya mudah terangsang atau mudah menerima stimulus. Masa peka adalah masa yang tepat yang terdapat pada diri anak untuk mengembangkan fungsi-fungsi tertentu, seperti fungsi mulut untuk berbicara dan membaca, fungsi tangan untuk menulis, dan sebagainya. Masa “ mudah dirangsang “ ini sangat menentukan cepat dan lambatnya siswa dalam menerima pelajaran. Artinya, jika seorang siswa belum sampai pada masa pekanya untuk mempelajari suatu materi pelajaran, materi pelajaran tersebut akan sangat sulit diserap dan diolah oleh sistem memorinya.
4.      Hukum Keperluan Belajar
Keperluan belajar bagi proses perkembangan, terutama perkembangan fungsi-fungsi psikis tak dapat kita ingkari, meskipun kebanyakan ahli tidak menyebutnya secara eksplisit. Bahkan, kemampuan berjalan yang secara lahiriah dapat diperkirakan akan muncul dengan sendirinya ternyata masih juga memerlukan belajar, meskipun sekedar mengfungsikan organ kaki anak yang sebenarnya berpotensi untuk bias berjalan sendiri itu.
5.      Hukum Kesatuan Anggota Badan
Proses perkembangan fungsi-fungsi organ jasmaniah tidak terjadi tanpa diiringi proses perkembangan fungsi-fungsi rohaniah. Dengan demikian suatu tahapan perkembangan tidak terlepas dari tahapan perkembangan lainnya. Jadi, perkembangan panca indera misalnya, tidak terlepas dari perkembangan kemampuan mendengar, melihat, berbicara, dan merasa. Selanjutnya kemampuan-kemampuan ini juga tidak terlepas dari perkembangan berpikir, bersikap, dan berperasaan.
6.      Hukum Tempo Perkembangan
Lambat atau cepatnya proses perkembangan seseorang tidak sama dengan orang lain. Dengan kata lain, setiap orang memiliki tempo perkembangan masing-masing. Tempo-tempo perkembangan manusia umumya terbagi dalam kategori : cepat, sedang, dan lambat. Tempo perkembangan yang terlalu cepat atau terlalu lambat biasanya menunjukkan kelainan yang relatif sangat jarang terjadi.
7.      Hukum Irama Perkembangan
Disamping ada tempo, didalam perkembangan juga dikenal adanya irama atau naik-turunnya proses perkembangan. Artinya, perkembangan manusia itu tidak tetap, terkadang naik terkadang turun. Pada suatu saat seorang anak mengalami perkembangan yangh tenang, sedangkan pada saat lain ia mengalami perkembangan yang menggoncangkan.
8.      Hukum Rekapitulasi
Hukum ini berasal dari teori rekapitulasi (recapitulation theory) yang berisi doktrin yang mengatakan bahwa perkembangan proses perkembangan individu manusia adalah sebuah mikrokosmik (dunia kehidupan kecil) yang mencerminkan evolusi kehidupan jenis makhluk hidup dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat yang paling kompleks. Ada dua aspek yang digambarkan oleh teori ini, yakni aspek psikis dan aspek fisik (Reber, 1988).
Rekapitulasi pada dasarnya berarti pengulangan atau ringkasan kehidupan organisme tertentu seperti manusia yang berlangsung secara evolusioner (sangat lambat) dalam waktu berabad-abad. Dalam hal ini, proses perkembangan psikis anak dipandang sebagai ulangan karena adanya kesamaan dengan perilaku cultural nenek moyangnya pada ratusan bahkan ribuan abad yang lalu.
2.6  Hubungan Antara Proses Perkembangan dengan Proses Belajar
Perkembangan menunjukkan suatu proses tertentu, yaitu proses yang menuju ke depan dan tidak dapat di ulang kembali. Dalam perkembangan manusia terjadi perubahan-perubahan yang sedikit banyak bersifat tetap dan tidak dapat di ulangi. Perkembangan menunjukkan pada perubahan-perubahan dalam suatu arah yang bersifat tetap dan maju. Perkembangan berhubungan dengan masalah keemasan (manuration) latihan dan proses belajar. Hal ini juga mempengaruhi keadaan motif yang ada pada individu.
Tugas-tugas dalam perkembangan mempunyai tiga macam tujuan yang sangat berguna. Pertama, sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat dari mereka pada usia-usia tertentu. Kedua, dalam memberi motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa yang diharapkan dari mereka oleh kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang kehidupan mereka. Dan akhirnya, menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang akan mereka hadapi dan tindakan apa yang diharapkan dari mereka kalau sampai pada tingkat perkembangan berikutnya.
Penyesuaian diri kepada situasi baru selalu sulit dan selalu disertai dengan bermacam-macam tingkat ketegangan emosional. Tetapi sebagian besar kesulitan dan ketegangan ini dapat dihilangkan kalau individu sadar akan apa yang akan terjadi kemudian dan secara bertahap mempersiapkan diri. Anak-anak yang menguasai keterampilan-keterampilan sosial, diperlukan untuk menghadapi kehidupan sosial remaja yang baru, akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lawan jenisnya bila mereka mencapai usia remaja, dan yang baru menginjak dewasa akan lebih mudah melewati masa peralihan ke masa usia pertengahan. Dan tidak terlampau mengalami ketegangan kalau mereka secara bertahap menciptakan kegiatan-kegiatan waktu senggang dengan berkurangnya tanggung jawab sebagai orang tua.
Dalam belajar perkembangan anak sangatlah penting. Jika seorang anak sudah memiliki kemampuan-kemampuan dalam belajarnya, maka guru dapat meningkatkan perkembangannya lagi, yaitu:
1.      Perkembangan sosialnya, yaitu perkembangan pada diri anak untuk meningkatkan tingkah laku yang lebih baik.
2.      Perkembangan perasaannya, yaitu perkembangan suatu keadaan kerohanian.
3.      Perkembangan motorik nya
4.      Perkembangan bahasanya, yaitu perkembangan cara bicara anak.
5.      Perkembangan berpikir, yaitu perkembangan daya jiwa yang dapat meletakkan hubungan-hubungan antara pengetahuan anak.
6.      Perkembangan dalam pengamatan.
7.      Perkembangan kesulitannya/religius nya
8.      Perkembangan tanggapan, fantasi
9.      Perkembangan dalam mengambil keputusan
10.  Perkembangan perhatiannya




BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Perkembangan adalah rentetan perubahan jasmani dan rohani manusia menuju kearah yang lebih maju dan sempurna. Setiap perkembangan individu dipengaruhi oleh faktor internal yakni pembawaan dan faktor eksternal yakni lingkungan serta pengalaman.
Setiap individu tumbuh dan berkembang selama perjalanan kehidupannya melalui beberapa periode atau fase-fase perkembangan. Setiap fase perkembangan mempunyai serangkaian tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh setiap individu. Sebab, keberhasilan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu akan memperlancar pelaksanaan tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya.
3.2  Saran
Fenomena yang terjadi sehari-hari tentang sifat anak-anak peserta didik yang beraneka ragam, maka dari itu mengingat pentingnya mata kuliah ini diharapkan para pendidik harus bisa mempelajari sifat-sifat anak didik mereka, dan memantau perkembangan sejauh mana anak didiknya belajar di dalam kelas.




DAFTAR PUSTAKA
Syah Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru. 2010. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Drs. Alex Sobur, M. Si.  Psikologi Umum dalam lintasan Sejarah. 2013.Bandung: CV. Pustaka Setia.
Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf LN, M. Pd. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. 2012. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Sunardi Asep. Makalah Psikologi Pendidikan. 2013. https://tutorialkangasep.wordpress.com/2013/04/10/proses-perkembangan-dan-hubungannya-dengan-proses-belajar/ ( diakses pada tanggal 23 Maret 2016 )
Nasir Dakhlan Ainun. Psikologi Pendidikan I Proses, Tugas, dan Hukum Perkembangan. 2014. http://cyber-dakhlan90. blogspot. co. id / 2014 / 09 / psikologi-pendidikan-i-proses-tugas-dan.html ( diakses pada tanggal 23 Maret 2016 )




[1] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, (PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2010 ) hal. 40-41
[2]  IBID, hal. 43
[3]  IBID, hal. 44                                                                                                     
[4]  IBID, hal. 45
[5]  IBID, hal. 47
[6] Drs. Alex Sobur, M. Si , Psikologi Umum dalam lintasan Sejarah, ( CV. Pustaka Setia : Bandung, 2013 ), hal. 131
[7] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, (PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2010 ) hal. 48
[8] Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf LN, M. Pd, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, ( PT. Remaja Rosdakarya: Bandung, 2012 ), hal. 71
[9] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, (PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2010 ) hal. 51
[10] IBID, hal. 52
[11]  IBID, hal. 52
[12] IBID, hal. 53
[13]  IBID, hal. 54

Author Image
AboutDika Ayu Rahmawati

Soratemplates is a blogger resources site is a provider of high quality blogger template with premium looking layout and robust design

1 comment: