Nama :
Dika Ayu Rahmawati
Kelompok : 08
Definisi, Sejarah, Cakupan Serta Metode
Psikologi Pendidikan
A. Definisi psikologi, pendidikan dan psikologi pendidikan
Psikologi berasal dari kata bahasa inggris psychology,
sedangkan kata psychology merupakan dua akar kata yang berasal
dari bahasa Yunani yaitu psiche yang berarti jiwa dan logos yang
berarti ilmu.
Chaplin (1992) yang dikutip oleh Muhibbin Syah
(2010: 9) menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai perilaku
manuai dan hewan, juga penyelidikan tehadap organisme dalam segala ragam dan
kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan alam sekitar dan
peristiwa-peristiwa kemasyarakatan yang mengubah lingkungan.
Sedangkan Poerbakawja dan harahap (1981) dalam Ensiklopedia
Pendidikan yang kikutip oleh Muhibbin Syah (2010: 9) membatasi arti
psikologi sebagai “cabang pengetahuan yang mengadakan penyelidikan atas
gejala-gejala dan kegiatan jiwa.
Ngalim Purwanto
(1990: 9) menyatakan bahwa psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi
yang dalam penguraian dan penelitiannya lebih menekankan pada masalah
pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik maupun mental, yang sangat erat
hubungannya dengan masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi proses dan
hasil belajar.
Menurut Linggren sebagai mana dikutip Surya (1982)
manfaat psikologi pendidikan adalah untuk membantu para guru dan paran calon
guru dalam mengembangkan pemahaman yang lebih baik mengenai pendidikan dan
prosesnya.
Sementara itu, Chaplin (1972) mengemukakan bahwa
manfaat psikologi pendidikan adalah untuk memecahkan masalah-masalah yang
terdapat dalam dunia pendidikan dengan cara menggunakan metode-metode yang
disusun secara rapi dan sistematis.
B. Sejarah Singkat
psikologi pendidikan
Sejarah khusus yang mengungkapkan secara cermat dan luas
tentang psikologi pendidikan sesungguhnya masih perlu di telusuri lebih
lanjut. Hal ini karena kebanyakan karya tulis yang mengungkapkan “riwayat
hidup” psikologi pendidikan masih langka.
Uraian kesejarahan yang khusus berkaitan dengan
psikologi pendidikan pernah di lakukan oleh beberapa orang ahli seperti Boring
& Murpy pada tahun 1929 dan Burt pada tahun 1957, tetapi hanya terbatas
untuk psikologi pendidikan di wilayah Inggris. Sudah tentu riwayat psikologi
pendidikan yang mereka tulis tak dapat sebagai acuan bukan hanya karena
keterbatasan wilayah pengembangan saja, melainkan karena sudah kadaluarsanya
karya-karya tulis tersebut.
Kenyataan yang tak dapat dipungkiri bahwa
penggunaan psikologi pendidikan dalam dunia pendidikan sudah berlangsung sejak zaman
dahulu meskipun istilah pendidikan sendiri pada awal pemanfaatannya belum
dikenal orang. Menurut David (1972) pada umumnya
para ahli memandang Johan Friedrich Herbart adalah bapk psikologi pendidikan.
Herbart adalah seorang filosof dan pengarang kenamaan
yang lahir di Oldenburg, jerman, pada tanggal 4 Mei 1776. Pada usia 29
tahun ia menjadi dosen filsafat di Gotingen dan mencapai puncak karirnya pada
tahun 1809 ketika dia diangkat menjadi ketua Jurusan Filsafat di Konsiberg
sampaitahun 1833, dan meninggal di Gottingen tanggal 14 Agustus 1841.
Nama Herbart kemudian di abadikan sebagai nama sebuah
aliran psikologi yang disebut Herbartianisme pada tahun 1820-an. Aliran
pemikiran Herbartisme, menurut Reber (1988) adalah pendahulu pemikiran psikonalisis
Freud dan berpengaruh besar terhadap pemikiran psikologi experimental
Wundt. Ia juga dianggap sebagai pencetus gagasan-gagasan pendidikan gaya baru
yang pengaruhnya masih terasa hingga sekarang.
Buku Pedagogics (ilmu mengajar) adalah karya yang
monumental “sesuatu yang agung”. Karya lainnya adalah Application of Psychology
to the Science of Education “enempatan psikologi untuk ilmu pendidikan”.
Psikologi pendidikan lebih pesat berkembang di
Amerika, meskipun tanah kelahirannya di Eropa. Sekarang semakin banyak pakar
psikologi dan pendidikan yang berminat mengembangkannya. Hal ini terbukti
dengan semakin banyaknnya fakulatas psikologi dan fakultas pendidikan di
universitas terkenal di dunia. Hal lain yang menunjukkan kepesatan perkembangan
psikologi pendidikan adalah semakin banyak cabang pesikologidan aliran
pemikiran yang turut dalam riset-riset psikologi pendidikan.
C. Cakupan
psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan pada dasarnya adalah sebuah disiplin psikologi yang
khisus mempelajari, meneliti, dan membahas seluruh tingkahlaku manusia yang
terlibat dalam proses pendidikan itu meliputi tingkahlaku belajar (oleh siswa),
tingkahlaku mengajar (oleh guru), dan tingkahlaku belajar-mengajar (oleh guru
dan siswa yang saling berinteraksi).
Secara garis besar banyak ahli
membatasi pokok-pokok bahasan psikologi pendidikan menjadi 3 macam.
- Belajar, yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip, dan cirri-ciri khas belajar siswa, dan sebagainya.
- Proses belajar, yaitu tahapan perbuatan dan pristiwa yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar siswa.
- Situasi belajar, yaitu suasana dan keadaan lingkungan baik bersifat fik atau non fisik yang berhubungan dengan belajar siswa.
D. Metode
psikologi Pendidikan
Muhibbin
Syah (2009:27) mengemukakan bahwa metode dapat dipahami sebagai cara atau jalan
yang ditempuh seseorang dalam melakukan sebuah kegiatan. Dalam psikologi
pendidikan, metode-metode tertentu dipakai untuk mengumpulkan berbagai data dan
informasi penting yang bersifat psikologis dan berkaitan dengan kegiatan
pendidikan dan pengajaran.
·
Metode
eksperimen
Metode eksperimen merupakan serangkaian percobaan yang
dilakukan oleh eksperimenter di dalam sebuah labratrium atau ruangan
tertentu lainnya. Teknis pelaksanaannya disesuaikan dengan datayang diangkat,
misalnya data pendengaran siswa, penglihatan siswa, dan gerak mata siswa ketika
sedang membaca. Selain itu, eksperiment dapat pula digunakan untuk mengukur
kecepatan bereaksi seorang siswa terhadap stimulus tertentu. Metode eksperiment yang digunakan dalam penelitian
psikologi pendidikan dengan tujuan untuk menguji keabsahan dan kecermatan
simpulan-simpulan yang ditarik dari hasil temuan penelitian dengan metode lain.
·
Metode
kuesioner
Metode kuesioner disebut juga “mail servey”
karena pelaksanaan penyebaran dan pengambilannya sering dikirim ke dan dari
responden melalui jasa pos.Namun, sebelum kuesioner disebarkan atau dikirim
kepada responden yang sesungguhnya seorang peneliti psikologi pendidikan
biasanya melakukan uji coba. Caranya, sejumlah kuesioner
dibagi-bagikan kepada sejumlah orag tertentu yang memiliki karakteristik sama
dengan calon responden yang sesungguhnya. Tujuannya untuk memastikan
pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner itu cukup jelas dan relevan untuk
dijawab, dan untuk memperoleh masukan yang mungkin bermanfaat bagi
penyempurnaan kuesioner tersebut.
·
Metode studi
khusus
Studi kasus ialah sebuah metode penelitian yang
digunaka untuk meperoleh gambaran yang rinci mengenai aspek-aspek psikologis
seorang siswa atau sekelompok siswa tertentu. Metode ini selain dipakai oleh
para penelliti psikologi pendidikan, juga sering dipakai oleh para peneliti
ilmu-ilmu sosial lainnyakarena lebih memungkinkan peneliti melakukan
investigasi dan penafsiran yang lebih luas dan mendalam.
·
Penyelidikan
kinis
Metode penyelidikan klinis pada umunya hanya
diberlakukan untuk menyelidiki anak atau siswa yang mengalami penyimpangan
perilaku. Oleh karenanya, penggunaan sarana dan cara yang dikaitkan dengan
metode penyelidikan klinis selalu meperhatikan batas-batas kesanggupan siswa.
Sama halnya dengan metode eksperimen yang dilakukan dalam laboratorium, metode
klinis juga mementingkan intensitas dan ketelitian yang sungguh-sungguh.
·
Observasi
naturaistik
Metode observasi naturalistik adalah sejenis observasi
yang dilakukan secara alamiah. Dalam hal ini peneliti berada diluar objek yang
diteliti atau tidak menampakkan diri sebagai seorang yang sedang melakukan
penelitian.
yang mau copy silahkan kirimkan alamat emailnya :)
ReplyDelete