MAKALAH
DEFINISI
PSIKOLOGI, PENDIDIKAN, DAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan
Dosen
Pembimbing :
Dwi
Rosyidatul Kholidah, M. Pd. I
Disusun
Oleh :
1. D
2. E
3. F
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-FATTAH
LAMONGAN
MARET 2016
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan
kami limpahan rahmat sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah tentang “DEFINISI PSIKOLOGI, PENDIDIKAN, DAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN”
ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan dengan baik.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari jalan
yang gelap gulita menuju jalan yang terang benderang yakni agama islam.
Dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak Drs.H. Malik Zuhri,S.Pd. MMPd. Selaku ketua STIT AL-FATTAH Lamongan
2.
Ibu Dwi Rosyidatul Kholidah, M. Pd. I selaku dosen mata kuliah Psikologi
Perkembangan
3.
Orang tua kami yang telah membantu baik secara moril maupun materi
4.
Teman-teman satu kelompok yang
telah bekerja sama dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini disusun dengan tujuan
pertama memahami dan mendalami tentang Hubungan Antara Proses Perkembangan
dengan Proses Belajar. Kedua memenuhi
tugas diskusi dan pembuatan makalah secara kelompok. Adapun manfaat makalah ini
adalah sebagai wahana pembelajaran mata kuliah Psikologi Perkembangan agar
dapat dipelajari oleh seluruh mahasiswa/mahasiswi khususnya jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Kami menyadari bahwa makalah
yang kami susun ini masih jauh dari sempurna, karena itulah kritik dan saran
yang membangun dari dosen dan teman-teman sangat kami harapkan.
Siman, 25 Maret
2016
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada diri manusia baik
anak-anak maupun orang dewasa terdapat gejala-gejala kejiwaan hal ini tentu
saja erat kaitannya dengan psikologi. Dalam gejala kejiwaan terdapat sensasi
dan persepsi, yang pada keduanya terdapat perbedaan. Setiap anak mempunyai
kelebihan atau kekuatan-kekuatan tertentu dan juga tentu saja kekurangan atau
kelemahan. Hal ini tentu perlu digali agar perwujudan diri dan semua bakat dan
kemampuan pada anak dapat dikembangkan. Orang tua dan guru dapat membantu anak
dalam memenuhi kebutuhannya akan perwujudan diri. Pengembangan pribadi anak
akan dapat diperoleh melalui proses belajar di mana proses belajar ini akan
dapat meningkatkan kepribadian dan berupaya untuk memperoleh hal-hal baru yang
dapat memperbaiki dan meningkatkan hidup seseorang.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa definisi psikologi,
pendidikan, psikologi pendidikan ?
2.
Bagaimana arti penting
psikologi pendidikan ?
3.
Bagaimana sejarah
singkat psikologi pendidikan ?
4.
Apa saja cakupan dan
metode psikologi pendidikan ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1. Mengetahui definisi psikologi, pendidikan, psikologi pendidikan.
2. Mengetahui arti penting psikologi pendidikan.
3. Mengetahui sejarah singkat psikologi pendidikan.
4. Mengetahui cakupan serta metode psikologi pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI PSIKOLOGI, PENDIDIKAN, DAN PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
Pada bagian ini penyusun akan menguraikan berbagai pandangan
mengenai definisi (batasan) konsep yang berhubungan dengan psikologi
pendidikan. Definisi ini bersumber dari rujukan-rujukan yang memuat pandangan
para ahli terkemuka dalam bidang atau disiplin psikologi dan pendidikan
sebagaimana tersebut di bawah ini.
1.
Definisi psikologi
Psikologi berasal dari
kata dalam bahasa Yunani Psychology yang merupakan gabungan dan kata psyche
dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu.
Secara harfiah psikologi diartikan sebagai ilmu jiwa. Istilah psyche
atau jiwa masih sulit didefinisikan karena jiwa itu merupakan objek yang
bersifat abstrak, sulit dilihat wujudnya, meskipun tidak dapat dimungkiri
keberadaannya. Dalam beberapa dasawarsa ini istilah jiwa sudah jarang dipakai
dan diganti dengan istilah psikis.
Pengertian Psikologi Menurut Beberapa Ahli
Ada banyak ahli yang
mengemukakan pendapat tentang pengertian
psikologi, diantaranya:
1.
Pengertian Psikologi menurut Ensiklopedi
Nasional Indonesia Jilid 13 (1990), Psikologi adalah ilmu yang mempelajari
perilaku manusia dan binatang baik yang dapat dilihat secara langsung
maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung.
2.
Pengertian Psikologi menurut Dakir (1993),
psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.
3.
Pengertian Psikologi menurut Muhibbin Syah
(2001), psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka
dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam
hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang
bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk , berjalan dan
lain sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan,
berperasaan dan lain sebagainya.
4.
Dari beberapa definisi
tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian
psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan
lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak maupun
tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun yang tidak disadari. Dapat
diketahui bahwa pengertian psikologi merupakan ilmu tentang tingkah laku. Pada
hakekatnya tingkah laku manusia itu sangat luas, semua yang dialami dan
dilakukan manusia merupakan tingkah laku. Semenjak bangun tidur sampai tidur
kembali manusia dipenuhi oleh berbagai tingkah laku.[1]
2. DEFINISI PENDIDIKAN
Definisi pendidikan. Pendidikan merupakan kewajiban yang harus kita
kenyam semenjak dari lahir. Karena dari pendidikan itulah kita akan tahu banyak
tentang wawasan di dunia dalam kehidupan ini.
Perkembangan dunia pendidikan seiring dengan perkembangannya zaman
menyebabkan banyak pola pikir mengenai pengertian pendidikan, mulai dari pola pikir yang awam
menjadi lebih modern dan hal ini sangat mempengaruhi kemajuan pendidikan
khususnya di Indonesia. Terdapat berbagai konsep para pakar-pakar pendidikan
yang mengungkapkan definisi atau pengertian pendidikan yang sebenarnya untuk
mencapai tujuan pendidikan yang sebenarnya. Untuk lebih lanjut memahami tentang
pengertian pendidikan, berikut ini [db] kutip dari aneahira.com tentang definisi
pendidikan dan berbagai pengertian pendidikan menurut para Ahli, sebagai bahan
pengetahuan kita khususnya tentang dunia pendidikan.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232,
Pendidikan berasal dari kata didik, Lalu kata ini mendapat awalan kata me sehingga
menjadi mendidik artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan
memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak
dan kecerdasan pikiran. Menurut bahasa
Yunani : pendidikan berasal dari kata Pedagogi yaitu kata paid artinya
anak sedangkan agogos yang artinya membimbing sehingga pedagogi dapat di
artikan sebagai lmu dan seni mengajar anak.
Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara
3. DEFINISI PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang
mempelajari bagaimana manusia belajar dalam pendidikan pengaturan, efektivitas
intervensi pendidikan, psikologi pengajaran, dan psikologi sosial dari sekolah
sebagai organisasi. Psikologi pendidikan berkaitan dengan bagaimana
siswa belajar dan berkembang, dan sering terfokus pada sub kelompok seperti
berbakat anak-anak dan mereka yang tunduk pada khusus penyandang cacat .
Menurut Muhibin Syah
(2002), pengertian psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin
psikologi yang menyelidiki masalah psikologis yang terjadi dalam dunia
pendidikan. Sedangkan menurut ensiklopedia amerika, Pengertian psikologi pendidikan adalah ilmu yang lebih
berprinsip dalam proses pengajaran yang terlibat dengan penemuan – penemuan dan
menerapkan prinsip – prinsip dan cara untuk meningkatkan keefisien di dalam pendidikan.
2.2 ARTI PENTING PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Penguasaan guru
tentang psikologi pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus
dikuasai guru, yakni kompetensi pedagogik. Muhibbin Syah (2003) mengatakan
bahwa “diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru
adalah pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar
mengajar peserta didik”
Dengan memahami
psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan – pertimbangan
psikologisnya diharapkan dapat :
1. Merumuskan tujuan
pembelajaran secara tepat.
Dengan memahami psikologi pendidikan
yang memadai diharapkan guru akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk
perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran. Misalnya,
dengan berusaha mengaplikasikan pemikiran Bloom tentang taksonomi perilaku
individu dan mengaitkannya d engan teori-teori perkembangan individu.
2. Memilih strategi atau
metode pembelajaran yang sesuai.
Dengan memahami psikologi pendidikan
yang memadai diharapkan guru dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran
yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitk annya dengan karakteristik dan
keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang
sedang dialami siswanya.
3. Memberikan bimbingan atau
bahkan memberikan konseling.
Tugas dan peran guru, di samping
melaksanakan pembelajaran, ju ga diharapkan dapat membimbing para siswanya.
Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya diharapkan guru dapat memberikan
bantuan psikologis secara tepat dan benar, melalui proses hubungan
interpersonal yang penuh kehangatan dan keakraban.
4. Memfasili tasi dan
memotivasi belajar peserta didik.
Memfasilitasi artinya berusaha untuk
mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan
dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan berupaya memberikan dorongan
kepada siswa untuk mel akukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar.
Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru akan
mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun
motivator belajar siswanya.
5. Menciptakan iklim belajar
yang kondusif.
Efektivitas pembelajaran membutuhkan
adanya iklim belajar yang kondusif. Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan
yang memadai memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang
kondusif di dalam kelas, sehingga siswa dapat be lajar dengan nyaman dan
menyenangkan.
6. Berinteraksi secara tepat
dengan siswanya.
7. Pemahaman guru tentang
psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi dengan siswa
secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan
siswanya.
8. Menilai hasil pembelajaran
yang adil.
9. Pemahaman guru tentang
psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam mengembangkan penilaian
pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan
prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian.
2.3 SEJARAH SINGKAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Seperti telah diketahui sebelumnya, psikologi pendidikan adalah cabang
psikologi. Karena psikologi sebagai ilmu pengetahuan masih muda usianya, maka
psikologi pendidikan sebagai cabangnya lebih-lebih masih muda usianya.
Berhubung dengan itu, ia masih dalam proses perkembangan; di sana sini masih
banyak problem yang masih memerlukan pemecahannya; masih banyak hal-hal yang
masih perlu pengembangannya. Akan tetapi, walaupun ditinjau dari segi ilmu
pengetahuan usianya masih sangat muda, akan tetapi pemikirannya (dalam arti
yang menyangkut pendidikan dan problem jiwa) telah dipikirkan oleh orang sejak
dahulu kala. Demikianlah misalnya, sampai ada yang mengatakan bahwa saat
timbulnya yang mula-mula tentang psikologi pendidikan dapat diikuti jejaknya
kembali pada Aristoteles. Bahwa Aristoteles sebagai seorang filsuf telah
menyusun periode-periode perkembangan anak, sifat-sifat anak menurut periode
dan bentuk pendidikan yang perlu diselenggarakan sesuai dengan periode-periode
itu. Walaupun demikian, tentu saja pemikirannya baru merupakan pemikiran secar
filsafat, belum merupakan pemikiran psikologi pendidikan.
Upaya-upaya yang bersifat semi ilmiah dipelopori
oleh para pendidik, seperti Pestalozzi, Herbart, Frobel dan sebagainya. Mereka
itu sering dikatakan sebagai pendidik yang mempsikologikan pendidikan, yaitu
dalam wujud upaya memperbaharui pendidikan dengan melalui bahan-bahan yang
sesuai dengan tingkat usia, metode yang sesuai dengan bahan yang diajarkan dan
sebagainya, dengan mempertimbangkan tingkat-tingkat usia dan kemampuan anak
didik. Pestalozzi misalnya, dengan upayanya itu kemudian sampai pula pada pola
tujuan pendidikannya, yang disusun dengan “bahasa” psikologi pendidikan;
dikatakan olehnya bahwa tujuan pendidikan adalah tercapainya perkembangan anak
yang serasi mengenai tenaga dan daya-daya jiwa. Adapun Frobel Menyatakan bahwa
tujuan pendidikan adalah terwujudnya kepribadian melalui perkembangan sendiri,
akativitas dan kerja sama social dengan semboyan “belajar sambil bekerja”.
Herbart bahkan telah menyusun pola rangkaian cara menyampaikan bahan pelajaran,
berturut-turut: persiapan, penyajian, asosiasi, generalisasi dan aplikasi.
Tentu saja sifat dan luasnya usaha yang mereka hasilkan dan sumbangkan sesuai
dengan zamannya, yaitu bahwa psikologi sebenarnya pada zaman itu belum berdiri
sebagai ilmu pengetahuan yang otonom.
Akhir abad 19
penelitian-penelitian dalam lapangan psikologi pendidikan secara ilmiah sudah semakin
maju. Di Eropa Ebbinghaus mempelajari aspek daya ingatan dalam hubungannya
dengan proses pendidikan. Dengan penelitiannya itu misalnya terkenallah Kurve
Daya Ingatan, yang menggambarkan, bahwa kemampuan mengingat mengenai sejumlah
objek kesan-kesannya semakin lama semakin berkurang (menurun), akan tetapi
tidaklah hilang sama sekali.
Pada awal abad 20
pemerintah Prancis merasa perlu untuk mengetahui prestasi belajar para pelajar,
yang dirasa semakin menurun. Pertanyaannya yang ingin dijawap, apakah prestasi
belajar itu semata-mata hanya tergantung pada soal rajin dan malasnya si
pelajar, ataukah ada factor kejiwaan atau mental yang ikut memegang peranan.
Maka untuk memecahkan problem itu ditunjuklah seorang ahli psikologi yang
bernama Alfred Binet, Dengan bantuan Theodore Simon, mereka menyusun sejumlah
tugas yang terbentuk dalam sebuah tes baku untuk mengetahui inteligensi para
pelajar. Tes ini kemudian dikenal dengan tes Inteligensi. Tes inteligensi
Binet-Simon ini sangat terkenal, yang kemudian banyak dipakai di Amerika
Serikat, yang di negri itu mengalami revisi berkali-kali untuk mendapat tingkat
kesesuaiannya dengan masyarakat atau orang-orang Amerika. Di antara para ahli
yang mengambil bagian dalam revisi-revisi itu misalnya : Stern, Terman, Merril
dan sebagainya.
Di Indonesia psikologi
pada umumnya dan psikologi pendidikan pada khususnya sedang dalam proses
perkembangan yang cepat. Pada mata pelajaran, misalnya di sekolah calon guru
(HK, HIK, Hoofd Acted an sebagainya). Setelah merdeka dan dengan berdirinya
Fakultas Psikologi di beberapa Universitas serta berdirinya FKIP atau IKIP di
berbagai kota, maka psikologi pada umumnya atau psikologi pendidikan khususnya,
tidak hanya dipelajari sebagai mata kuliah, melainkan juga diteliti sebagai
ilmu pengetahuan. Hal ini memang amat perlu, karena psikologi atau psikologi
pendidikan yang didasarkan penelitiannya pada orang-orang barat belum tentu
sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia.
2.3.1 CAKUPAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Jika kita bertanya mengenai lingkup (scope)
psikologi pendidikan, maksudnya bertanya tentang apa saja yang dibicarakn oleh
psikologi pendidikan, maka berdasarkan berbagai buku psikologi pendidikan akan
diperoleh jawaban yang berbeda-beda. Sebagian buku menunjukan lingkup yang
luas, sedangkan buku-buku yang lain menunjukkan cangkup yang lebih sempit atau
terbatas. Buku yang lingkupnya lebih luas biasanya membahas selain proses
belajar juga membahas tentang perkembangan, hereditas dan lingkungan, kesehatan
mental, evaluasi belajar dan sebagainya. Sedangkan buku yang lingkupnya lebih
sempit biasanya berkisar pada soal proses belajar mengajar saja. Perbedaan ini
sangat dipengaruhi oleh maksud penulis dalam menulis buku itu. Ada yang
bermaksud hanya memberikan pengantar saja, sehingga pembahasanya mengenai
lingkup itu cukup luas, akan tetapi kurang mendalam. Sebaliknya ada yang
lingkup pembahasannya tidak luas, yaitu berkisar pada proses beljar, akan
tetapi pembahasannya cukup mendalam. Jadi, beleh dikatakan bahwa tidak ada dua
buku psikologi pendidikan yang menunjukkan ruang lingkup materi yang sama
benar. Walaupun demikian, pada dasarnya psikologi pendidikan membahas hal-hal
sebagai berikut :
a.
Hereditas dan Lingkungan
b.
Pertumbuhan dan
Perkembangan
c.
Potensial dan
Karakteristik Tingkah laku
d.
Hasil Proses Pendidikan
dan Pengaruhnya Terhadap Individu yang Bersifat Personal dan
e.
Sosial
f.
Higiene Mental dan
Pendidikan dan
g.
Evaluasi Hasil
Pendidikan
Disamping itu perlu diketahui bahwa banyak buku
psikologi pendidikan yang tidak member judul buku dengan kata-kata psikologi
pendidikan, padahal buku itu benar-benar buku psikologi pendidikan, dalam arti
buku itu membahas serta mendalami pokok-pokok bahasan tertentu dari psikologi
pendidikan. Maka untuk mendalami psikologi pendidikan tidak senantisa harus
mempelajari buku yang berjudul psikologi pendidikan.
2.3.2 METODE
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Metode merupakan cara yang digunakan atau jalan
yang ditempuh menuju ketujuan tertentu. Maka metode psikologi pendidikan adalah
cara yang digunakan atau jalan yang ditempuh untuk sampai pada tujuan psikologi
pendidikan, yaitu mendapatkan asas-asas, pokok-pokok, atau prinsip-prinsip
tentang tingkah laku anak didik dalam situasi pendidikan dan yang dapat
membantu pendidikan. Dalam hal-hal tertentu dan dalam batas-batas tertentu, metode
ini juga dapat dipergunakan oleh para pendidik atau para guru dalam memahami
dan memecahkan problem-problem pendidikan.
Pada dasarnya metode itu meliputi usaha
pengumpulan data, pengolahan dana penyimpulannya. Berikut ini dibahas beberapa
metode yang lazim dipergunakan dalam psikologi pendidikan, dengan titik berat
pada metode pengumpulan data.
a. Metode Observasi
Metode observasi adalah metode yang dilakukan
dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap tingkah laku anak didik dalam
situasi yang wajar, dilaksanakan dengan berencana, kontinyu dan sistematik,
serta diikuti dengan upaya mencatat atau merekam secara lengkap. Dengan sifat
wajar, berarti bahwa anak didik itu dalam keadaan tidak dibuat-buat dan tidak
mengetahui anak didik itu sedang di observasi. Berencana berarti bahwa sebelum
observasi dilaksanakan harus ada persiapan yang matang tentang aspek-aspek
tingkah laku yang akan di observasi. Dengan kontinyu berarti bahwa dalam
melaksanakan observasi harus bersambungan antara periode yang satu dengan
periode yang lain. Dengan sistematik berarti bahwa aspek-aspek yang di
observasi itu harus tersusun secar teratur, sehingga tidak sekedar tumpukan
catatan tentang tingkah laku. Dengan upaya mencatat atau merekam tentu dengan
mudah kita fahami karena jika hanya mengamati tanpa mencatat atau merekam, maka
hasilnya mudah dilupakan. Dewasa ini dengan kemajuan teknologi, observasi itu
semakin maju.
b. Metode Experimen dan Tes
Dengan metode experiment dengan sengaja
diciptakan situasi buatan. Dalam pendidikan, dan pada situasi itu ditempatkan
subjek penelitian tertentu. Kepada subjek di sampaikan perangsang=perangsang
tentu untuk mendapatkan reaksi atau response tertentu. Kemudian response itu di
analisis untuk mendapatkan kesimpulan tertentu. Pada lazimnya digunakan dua
kemlompok subjek, yaitu kelompok experien dan kelompok control. Mirip metode
experiment adalah metode tes. Metode test dilakukan dengan memberikan tugas
yang dilakukan oleh subjek, baik tugas tertulis maupun tugas lisan.
Perbedaan metode experiment dengan metode test
Metode experiment
|
Metode test
|
Experiment akan
memperoleh prinsip umum yang berkenan dengan seluruh subjek, atau akan
diperoleh suau genelralisasi
|
Tes akan memperoleh
perbedaan sifat=sifat individual setiap subjek,
|
Pada experiment dapat
digunakan tes sebagai alat,
|
pada tes digunakan
item-item atau pola untuk dilakukan oleh para subjek, tidak mungkin test
menggunakan experiment.
|
Ada beberapa macam test misalnya test
intelegensi, test sikap, test situasi, test kecepatan reaksi, dan test hasil
belajar dan sebagainya.
c. Metode Kuesioner dan
Interview
Kuesioner sering disebut juga angket (Prancis : enquete). Berupa
daftar yang memuat sejumlah pertanyaan yang disampaikan kepada subjek untuk
dikerjakan (dijawab). Jawaban-jawaban itu kemudian dianalisis dan disimpulkan.
Pada umumnya jawaban itu sudah tersedia, sehingga subjek tinggal memilih
jawaban yang tepat untuk setiap item. Ditinjau dari segi penjawab, dapat
dibedakan atas dua macam, yaitu langsung (direct) dan tak langsung (indirect).
Disebut langsung jika yang harus menjawab adalah subjek itu sendiri, dan
disebut tak langsung jika yang menjawab harus menjawab adalah orang yang
mengetahui hal-ikhwalnya subjek itu.
d. Metode Ilmiah
Merupakan prosedur yang sistematik dalam memecahkan permasalahan
dan merupakan suatu pendekatan objektif yang terbuka untuk dikritik,
dikonfirmasikan, dimodifikasi atau bahkan mungkin ditolak kebenarannya oleh
penelitian berikutnya. Digunakan untuk menyelesaikan permasalahan perilaku yang
lebih kompleks yang harus bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
e. Metode Diferensial
Digunakan untuk meneliti perbedaan-perbedaan
individual yang terdapat di antara anak didik. Menggunakan berbagai macam
teknik pengukuran (contoh: tes, angket, dsb) serta menggunakan statistik untuk
menganalisis.
f.
Metode Klinis
Digunakan untuk mengumpulkan data secara lebih rinci mengenai
perilaku penyesuaian dan kasus-kasus perilaku menyimpang.
[2]
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Psikologi Pendidikan adalah bagian dari
psikologi umum pada mulanya, psikologi pendidikan, dikenalkan oleh Aristoteles
secara filsafat. Namun demikian, pemikiran Aristoteles tersebut belum bisa
dikatakan sebagai psikologi pendidikan. Kemudian, upaya-upaya bersifat semi
ilmiah pun muncul, diantaranya dipelopori oleh para pendidik, seperti
Pestalozzi, Herbar dan Frobel. Lalu pada akhir abad 19, penelitian psikologi
pendidikan semakin maju, seperti di Eropa, Ebbinghaus, yang mempelajari aspek
daya ingatan dalam hubungannya dengan proses pendidikan. Selanjutnya, pada awal
abad 20, mulailah bermunculan tokoh-tokoh psikologi pendidikan, seperti di
Prancis, ada Alfred Binct, Theodore Simon, dan juga di Amerika Serikat, ada
Charles H. Judd, E. L. Thorndike dan B. F. Skinner.
Dan ruang lingkup psikologi pendidikan itu sendiri adalah
1. Hereditas dan Lingkungan.
2. Pertumbuhan dan
Perkembangan.
3. Potensialitas dan
Karakteristik tingkah laku.
4. Hasil Proses Pendidikan dan
Pengaruhnya terhadap individu yang bersifat personal dan social.
5. Higiene mental dan
Pendidikan
6. Evaluasi hasil Pendidikan.
Kemudian dari pada itu,
terdapat pula metode-metode dalam psikologi pendidikan yang fungsinya adalah
sebagi cara atau jalan yang digunakan untuk mencapai tujuan dari Psikologi
Pendidikan.
Metode-metode tersebut
adalah
1. Metode Observasi
2. Metode Experimen dan
Test]
3. Metode Kuesioner dan
Interview
4. Metode Ilmiah
5. Metode Diferensial
6. Metode Klinis
3.2 SARAN
Penulis
menyadari sebagai manusia biasa yang tak lepas dari kekurangan yang membawa
ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat kostruktif demi kesempurnaannya dimasa mendatang.
DAFTAR
PUSTAKA
Dakir. 1993. Dasar-Dasar
Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Muhibbinsyah. 2001. Psikologi
Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Drs. Ahmad thontowi.
1991. Psikologi Pendidikan. Angkasa. Bandung.
Drs. Abu Ahmadi, Widodo
Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
www.goarticle.com
www.hitsuke.blogspot.com
[1] Rujukan
:
Dakir.
1993. Dasar-Dasar Psikologi.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Muhibbinsyah.
2001. Psikologi Pendidikan dengan
Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
[2] Rujukan
Drs. Ahmad thontowi. 1991. Psikologi
Pendidikan. Angkasa. Bandung.
Drs. Abu Ahmadi, Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta : Rinek
yang mau copy silahkan kirimkan alamat emailnya :)
ReplyDelete