Thursday, October 13, 2016

MAKALAH kuliah psikologi DEFINISI PSIKOLOGI, PENDIDIKAN, DAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

1


MAKALAH
DEFINISI PSIKOLOGI, PENDIDIKAN, DAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan

Dosen Pembimbing :
Dwi Rosyidatul Kholidah, M. Pd. I


Disusun Oleh :
1.     D
2.     E
3.     F

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-FATTAH
LAMONGAN
MARET 2016

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.  Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami limpahan rahmat sehingga  kami mampu menyelesaikan makalah tentang “DEFINISI PSIKOLOGI, PENDIDIKAN, DAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN” ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan dengan baik.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang benderang yakni agama islam.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Bapak Drs.H. Malik Zuhri,S.Pd. MMPd. Selaku ketua STIT AL-FATTAH Lamongan
2.      Ibu Dwi Rosyidatul Kholidah, M. Pd. I selaku dosen mata kuliah Psikologi Perkembangan
3.      Orang tua kami yang telah membantu baik secara moril maupun materi
4.      Teman-teman satu kelompok yang  telah bekerja sama dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini disusun dengan tujuan pertama memahami dan mendalami tentang Hubungan Antara Proses Perkembangan dengan Proses Belajar.  Kedua memenuhi tugas diskusi dan pembuatan makalah secara kelompok. Adapun manfaat makalah ini adalah sebagai wahana pembelajaran mata kuliah Psikologi Perkembangan agar dapat dipelajari oleh seluruh mahasiswa/mahasiswi khususnya jurusan Pendidikan Guru Madrasah  Ibtidaiyah.
Kami menyadari  bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari sempurna, karena itulah kritik dan saran yang membangun dari dosen dan teman-teman sangat kami harapkan.
Siman, 25 Maret 2016

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
   Pada diri manusia baik anak-anak maupun orang dewasa terdapat gejala-gejala kejiwaan hal ini tentu saja erat kaitannya dengan psikologi. Dalam gejala kejiwaan terdapat sensasi dan persepsi, yang pada keduanya terdapat perbedaan. Setiap anak mempunyai kelebihan atau kekuatan-kekuatan tertentu dan juga tentu saja kekurangan atau kelemahan. Hal ini tentu perlu digali agar perwujudan diri dan semua bakat dan kemampuan pada anak dapat dikembangkan. Orang tua dan guru dapat membantu anak dalam memenuhi kebutuhannya akan perwujudan diri. Pengembangan pribadi anak akan dapat diperoleh melalui proses belajar di mana proses belajar ini akan dapat meningkatkan kepribadian dan berupaya untuk memperoleh hal-hal baru yang dapat memperbaiki dan meningkatkan hidup seseorang.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa definisi psikologi, pendidikan, psikologi pendidikan ?
2.      Bagaimana arti penting psikologi pendidikan ?
3.      Bagaimana sejarah singkat psikologi pendidikan ?
4.      Apa saja cakupan dan metode psikologi pendidikan ?

1.3    Tujuan dan Manfaat
1.    Mengetahui definisi psikologi, pendidikan, psikologi pendidikan.
2.    Mengetahui arti penting psikologi pendidikan.
3.    Mengetahui sejarah singkat psikologi pendidikan.
4.    Mengetahui cakupan serta metode psikologi pendidikan.






BAB II

PEMBAHASAN

2.1   DEFINISI PSIKOLOGI, PENDIDIKAN, DAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Pada bagian ini penyusun akan menguraikan berbagai pandangan mengenai definisi (batasan) konsep yang berhubungan dengan psikologi pendidikan. Definisi ini bersumber dari rujukan-rujukan yang memuat pandangan para ahli terkemuka dalam bidang atau disiplin psikologi dan pendidikan sebagaimana tersebut di bawah ini.
1.         Definisi psikologi
Psikologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani Psychology yang merupakan gabungan dan kata psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Secara harfiah psikologi diartikan sebagai ilmu jiwa. Istilah psyche atau jiwa masih sulit didefinisikan karena jiwa itu merupakan objek yang bersifat abstrak, sulit dilihat wujudnya, meskipun tidak dapat dimungkiri keberadaannya. Dalam beberapa dasawarsa ini istilah jiwa sudah jarang dipakai dan diganti dengan istilah psikis.
Pengertian Psikologi Menurut Beberapa Ahli
Ada banyak ahli yang mengemukakan pendapat tentang pengertian psikologi, diantaranya:
1.        Pengertian Psikologi menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13 (1990), Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang baik yang dapat dilihat  secara langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung.
2.        Pengertian Psikologi menurut Dakir (1993), psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.
3.        Pengertian Psikologi menurut Muhibbin Syah (2001), psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk , berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.
4.        Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun yang tidak disadari. Dapat diketahui bahwa  pengertian psikologi  merupakan ilmu tentang tingkah laku. Pada hakekatnya tingkah laku manusia itu sangat luas, semua yang dialami dan dilakukan manusia merupakan tingkah laku. Semenjak bangun tidur sampai tidur kembali manusia dipenuhi oleh berbagai tingkah laku.[1]
2.    DEFINISI PENDIDIKAN
Definisi pendidikan. Pendidikan merupakan kewajiban yang harus kita kenyam semenjak dari lahir. Karena dari pendidikan itulah kita akan tahu banyak tentang wawasan di dunia dalam kehidupan ini.
Perkembangan dunia pendidikan seiring dengan perkembangannya zaman menyebabkan banyak pola pikir mengenai pengertian pendidikan, mulai dari pola pikir yang awam menjadi lebih modern dan hal ini sangat mempengaruhi kemajuan pendidikan khususnya di Indonesia. Terdapat berbagai konsep para pakar-pakar pendidikan yang mengungkapkan definisi atau pengertian pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang sebenarnya. Untuk lebih lanjut memahami tentang pengertian pendidikan, berikut ini [db] kutip dari aneahira.com tentang definisi pendidikan dan berbagai pengertian pendidikan menurut para Ahli, sebagai bahan pengetahuan kita khususnya tentang dunia pendidikan.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232, Pendidikan berasal dari kata didik, Lalu kata ini mendapat awalan kata me sehingga menjadi mendidik artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Menurut bahasa Yunani : pendidikan berasal dari kata Pedagogi yaitu kata paid artinya anak sedangkan agogos yang artinya membimbing sehingga pedagogi dapat di artikan sebagai lmu dan seni mengajar anak.
Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara

3.    DEFINISI PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia belajar dalam pendidikan pengaturan, efektivitas intervensi pendidikan, psikologi pengajaran, dan psikologi sosial dari sekolah sebagai organisasi. Psikologi pendidikan berkaitan dengan bagaimana siswa belajar dan berkembang, dan sering terfokus pada sub kelompok seperti berbakat anak-anak dan mereka yang tunduk pada khusus penyandang cacat .
Menurut Muhibin Syah (2002), pengertian psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang menyelidiki masalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan. Sedangkan menurut  ensiklopedia amerika, Pengertian psikologi pendidikan adalah ilmu yang lebih berprinsip dalam proses pengajaran yang terlibat dengan penemuan – penemuan dan menerapkan prinsip – prinsip dan cara untuk meningkatkan keefisien di dalam pendidikan.
2.2   ARTI PENTING PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Penguasaan guru tentang psikologi pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni kompetensi pedagogik. Muhibbin Syah (2003) mengatakan bahwa “diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar peserta didik”
Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan – pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat :
1.      Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat.
Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha mengaplikasikan pemikiran Bloom tentang taksonomi perilaku individu dan mengaitkannya d engan teori-teori perkembangan individu.
2.      Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.
Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitk annya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami siswanya.
3.      Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling.
Tugas dan peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran, ju ga diharapkan dapat membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya diharapkan guru dapat memberikan bantuan psikologis secara tepat dan benar, melalui proses hubungan interpersonal yang penuh kehangatan dan keakraban.
4.      Memfasili tasi dan memotivasi belajar peserta didik.
Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk mel akukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator belajar siswanya.
5.      Menciptakan iklim belajar yang kondusif.
Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga siswa dapat be lajar dengan nyaman dan menyenangkan.
6.      Berinteraksi secara tepat dengan siswanya.
7.      Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya.
8.      Menilai hasil pembelajaran yang adil.
9.      Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian.
2.3   SEJARAH SINGKAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Seperti telah diketahui sebelumnya, psikologi pendidikan adalah cabang psikologi. Karena psikologi sebagai ilmu pengetahuan masih muda usianya, maka psikologi pendidikan sebagai cabangnya lebih-lebih masih muda usianya. Berhubung dengan itu, ia masih dalam proses perkembangan; di sana sini masih banyak problem yang masih memerlukan pemecahannya; masih banyak hal-hal yang masih perlu pengembangannya. Akan tetapi, walaupun ditinjau dari segi ilmu pengetahuan usianya masih sangat muda, akan tetapi pemikirannya (dalam arti yang menyangkut pendidikan dan problem jiwa) telah dipikirkan oleh orang sejak dahulu kala. Demikianlah misalnya, sampai ada yang mengatakan bahwa saat timbulnya yang mula-mula tentang psikologi pendidikan dapat diikuti jejaknya kembali pada Aristoteles. Bahwa Aristoteles sebagai seorang filsuf telah menyusun periode-periode perkembangan anak, sifat-sifat anak menurut periode dan bentuk pendidikan yang perlu diselenggarakan sesuai dengan periode-periode itu. Walaupun demikian, tentu saja pemikirannya baru merupakan pemikiran secar filsafat, belum merupakan pemikiran psikologi pendidikan.
Upaya-upaya yang bersifat semi ilmiah dipelopori oleh para pendidik, seperti Pestalozzi, Herbart, Frobel dan sebagainya. Mereka itu sering dikatakan sebagai pendidik yang mempsikologikan pendidikan, yaitu dalam wujud upaya memperbaharui pendidikan dengan melalui bahan-bahan yang sesuai dengan tingkat usia, metode yang sesuai dengan bahan yang diajarkan dan sebagainya, dengan mempertimbangkan tingkat-tingkat usia dan kemampuan anak didik. Pestalozzi misalnya, dengan upayanya itu kemudian sampai pula pada pola tujuan pendidikannya, yang disusun dengan “bahasa” psikologi pendidikan; dikatakan olehnya bahwa tujuan pendidikan adalah tercapainya perkembangan anak yang serasi mengenai tenaga dan daya-daya jiwa. Adapun Frobel Menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah terwujudnya kepribadian melalui perkembangan sendiri, akativitas dan kerja sama social dengan semboyan “belajar sambil bekerja”. Herbart bahkan telah menyusun pola rangkaian cara menyampaikan bahan pelajaran, berturut-turut: persiapan, penyajian, asosiasi, generalisasi dan aplikasi. Tentu saja sifat dan luasnya usaha yang mereka hasilkan dan sumbangkan sesuai dengan zamannya, yaitu bahwa psikologi sebenarnya pada zaman itu belum berdiri sebagai ilmu pengetahuan yang otonom.
Akhir abad 19 penelitian-penelitian dalam lapangan psikologi pendidikan secara ilmiah sudah semakin maju. Di Eropa Ebbinghaus mempelajari aspek daya ingatan dalam hubungannya dengan proses pendidikan. Dengan penelitiannya itu misalnya terkenallah Kurve Daya Ingatan, yang menggambarkan, bahwa kemampuan mengingat mengenai sejumlah objek kesan-kesannya semakin lama semakin berkurang (menurun), akan tetapi tidaklah hilang sama sekali.
Pada awal abad 20 pemerintah Prancis merasa perlu untuk mengetahui prestasi belajar para pelajar, yang dirasa semakin menurun. Pertanyaannya yang ingin dijawap, apakah prestasi belajar itu semata-mata hanya tergantung pada soal rajin dan malasnya si pelajar, ataukah ada factor kejiwaan atau mental yang ikut memegang peranan. Maka untuk memecahkan problem itu ditunjuklah seorang ahli psikologi yang bernama Alfred Binet, Dengan bantuan Theodore Simon, mereka menyusun sejumlah tugas yang terbentuk dalam sebuah tes baku untuk mengetahui inteligensi para pelajar. Tes ini kemudian dikenal dengan tes Inteligensi. Tes inteligensi Binet-Simon ini sangat terkenal, yang kemudian banyak dipakai di Amerika Serikat, yang di negri itu mengalami revisi berkali-kali untuk mendapat tingkat kesesuaiannya dengan masyarakat atau orang-orang Amerika. Di antara para ahli yang mengambil bagian dalam revisi-revisi itu misalnya : Stern, Terman, Merril dan sebagainya.
Di Indonesia psikologi pada umumnya dan psikologi pendidikan pada khususnya sedang dalam proses perkembangan yang cepat. Pada mata pelajaran, misalnya di sekolah calon guru (HK, HIK, Hoofd Acted an sebagainya). Setelah merdeka dan dengan berdirinya Fakultas Psikologi di beberapa Universitas serta berdirinya FKIP atau IKIP di berbagai kota, maka psikologi pada umumnya atau psikologi pendidikan khususnya, tidak hanya dipelajari sebagai mata kuliah, melainkan juga diteliti sebagai ilmu pengetahuan. Hal ini memang amat perlu, karena psikologi atau psikologi pendidikan yang didasarkan penelitiannya pada orang-orang barat belum tentu sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia.

2.3.1  CAKUPAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Jika kita bertanya mengenai lingkup (scope) psikologi pendidikan, maksudnya bertanya tentang apa saja yang dibicarakn oleh psikologi pendidikan, maka berdasarkan berbagai buku psikologi pendidikan akan diperoleh jawaban yang berbeda-beda. Sebagian buku menunjukan lingkup yang luas, sedangkan buku-buku yang lain menunjukkan cangkup yang lebih sempit atau terbatas. Buku yang lingkupnya lebih luas biasanya membahas selain proses belajar juga membahas tentang perkembangan, hereditas dan lingkungan, kesehatan mental, evaluasi belajar dan sebagainya. Sedangkan buku yang lingkupnya lebih sempit biasanya berkisar pada soal proses belajar mengajar saja. Perbedaan ini sangat dipengaruhi oleh maksud penulis dalam menulis buku itu. Ada yang bermaksud hanya memberikan pengantar saja, sehingga pembahasanya mengenai lingkup itu cukup luas, akan tetapi kurang mendalam. Sebaliknya ada yang lingkup pembahasannya tidak luas, yaitu berkisar pada proses beljar, akan tetapi pembahasannya cukup mendalam. Jadi, beleh dikatakan bahwa tidak ada dua buku psikologi pendidikan yang menunjukkan ruang lingkup materi yang sama benar. Walaupun demikian, pada dasarnya psikologi pendidikan membahas hal-hal sebagai berikut :
a.       Hereditas dan Lingkungan
b.      Pertumbuhan dan Perkembangan
c.       Potensial dan Karakteristik Tingkah laku
d.      Hasil Proses Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Individu yang Bersifat Personal dan
e.       Sosial
f.       Higiene Mental dan Pendidikan dan
g.      Evaluasi Hasil Pendidikan
Disamping itu perlu diketahui bahwa banyak buku psikologi pendidikan yang tidak member judul buku dengan kata-kata psikologi pendidikan, padahal buku itu benar-benar buku psikologi pendidikan, dalam arti buku itu membahas serta mendalami pokok-pokok bahasan tertentu dari psikologi pendidikan. Maka untuk mendalami psikologi pendidikan tidak senantisa harus mempelajari buku yang berjudul psikologi pendidikan.

2.3.2   METODE PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Metode merupakan cara yang digunakan atau jalan yang ditempuh menuju ketujuan tertentu. Maka metode psikologi pendidikan adalah cara yang digunakan atau jalan yang ditempuh untuk sampai pada tujuan psikologi pendidikan, yaitu mendapatkan asas-asas, pokok-pokok, atau prinsip-prinsip tentang tingkah laku anak didik dalam situasi pendidikan dan yang dapat membantu pendidikan. Dalam hal-hal tertentu dan dalam batas-batas tertentu, metode ini juga dapat dipergunakan oleh para pendidik atau para guru dalam memahami dan memecahkan problem-problem pendidikan.
Pada dasarnya metode itu meliputi usaha pengumpulan data, pengolahan dana penyimpulannya. Berikut ini dibahas beberapa metode yang lazim dipergunakan dalam psikologi pendidikan, dengan titik berat pada metode pengumpulan data.
a.       Metode Observasi
Metode observasi adalah metode yang dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap tingkah laku anak didik dalam situasi yang wajar, dilaksanakan dengan berencana, kontinyu dan sistematik, serta diikuti dengan upaya mencatat atau merekam secara lengkap. Dengan sifat wajar, berarti bahwa anak didik itu dalam keadaan tidak dibuat-buat dan tidak mengetahui anak didik itu sedang di observasi. Berencana berarti bahwa sebelum observasi dilaksanakan harus ada persiapan yang matang tentang aspek-aspek tingkah laku yang akan di observasi. Dengan kontinyu berarti bahwa dalam melaksanakan observasi harus bersambungan antara periode yang satu dengan periode yang lain. Dengan sistematik berarti bahwa aspek-aspek yang di observasi itu harus tersusun secar teratur, sehingga tidak sekedar tumpukan catatan tentang tingkah laku. Dengan upaya mencatat atau merekam tentu dengan mudah kita fahami karena jika hanya mengamati tanpa mencatat atau merekam, maka hasilnya mudah dilupakan. Dewasa ini dengan kemajuan teknologi, observasi itu semakin maju.
b.      Metode Experimen dan Tes
Dengan metode experiment dengan sengaja diciptakan situasi buatan. Dalam pendidikan, dan pada situasi itu ditempatkan subjek penelitian tertentu. Kepada subjek di sampaikan perangsang=perangsang tentu untuk mendapatkan reaksi atau response tertentu. Kemudian response itu di analisis untuk mendapatkan kesimpulan tertentu. Pada lazimnya digunakan dua kemlompok subjek, yaitu kelompok experien dan kelompok control. Mirip metode experiment adalah metode tes. Metode test dilakukan dengan memberikan tugas yang dilakukan oleh subjek, baik tugas tertulis maupun tugas lisan.
Perbedaan metode experiment dengan metode test
Metode experiment
Metode test
Experiment akan memperoleh prinsip umum yang berkenan dengan seluruh subjek, atau akan diperoleh suau genelralisasi
Tes akan memperoleh perbedaan sifat=sifat individual setiap subjek,
Pada experiment dapat digunakan tes sebagai alat,
pada tes digunakan item-item atau pola untuk dilakukan oleh para subjek, tidak mungkin test menggunakan experiment.

Ada beberapa macam test misalnya test intelegensi, test sikap, test situasi, test kecepatan reaksi, dan test hasil belajar dan sebagainya.
c.       Metode Kuesioner dan Interview
Kuesioner sering disebut juga angket (Prancis : enquete). Berupa daftar yang memuat sejumlah pertanyaan yang disampaikan kepada subjek untuk dikerjakan (dijawab). Jawaban-jawaban itu kemudian dianalisis dan disimpulkan. Pada umumnya jawaban itu sudah tersedia, sehingga subjek tinggal memilih jawaban yang tepat untuk setiap item. Ditinjau dari segi penjawab, dapat dibedakan atas dua macam, yaitu langsung (direct) dan tak langsung (indirect). Disebut langsung jika yang harus menjawab adalah subjek itu sendiri, dan disebut tak langsung jika yang menjawab harus menjawab adalah orang yang mengetahui hal-ikhwalnya subjek itu.
d.      Metode Ilmiah
Merupakan prosedur yang sistematik dalam memecahkan permasalahan dan merupakan suatu pendekatan objektif yang terbuka untuk dikritik, dikonfirmasikan, dimodifikasi atau bahkan mungkin ditolak kebenarannya oleh penelitian berikutnya. Digunakan untuk menyelesaikan permasalahan perilaku yang lebih kompleks yang harus bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
e.       Metode Diferensial
Digunakan untuk meneliti perbedaan-perbedaan individual yang terdapat di antara anak didik. Menggunakan berbagai macam teknik pengukuran (contoh: tes, angket, dsb) serta menggunakan statistik untuk menganalisis.
      f.       Metode Klinis
Digunakan untuk mengumpulkan data secara lebih rinci mengenai perilaku penyesuaian dan kasus-kasus perilaku menyimpang.
[2]



















BAB  III
PENUTUP
3.1    KESIMPULAN
        Psikologi Pendidikan adalah bagian dari psikologi umum pada mulanya, psikologi pendidikan, dikenalkan oleh Aristoteles secara filsafat. Namun demikian, pemikiran Aristoteles tersebut belum bisa dikatakan sebagai psikologi pendidikan. Kemudian, upaya-upaya bersifat semi ilmiah pun muncul, diantaranya dipelopori oleh para pendidik, seperti Pestalozzi, Herbar dan Frobel. Lalu pada akhir abad 19, penelitian psikologi pendidikan semakin maju, seperti di Eropa, Ebbinghaus, yang mempelajari aspek daya ingatan dalam hubungannya dengan proses pendidikan. Selanjutnya, pada awal abad 20, mulailah bermunculan tokoh-tokoh psikologi pendidikan, seperti di Prancis, ada Alfred Binct, Theodore Simon, dan juga di Amerika Serikat, ada Charles H. Judd, E. L. Thorndike dan B. F. Skinner.
Dan ruang lingkup psikologi pendidikan itu sendiri adalah
1.  Hereditas dan Lingkungan.
2.  Pertumbuhan dan Perkembangan.
3.  Potensialitas dan Karakteristik tingkah laku.
4.  Hasil Proses Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap individu yang bersifat personal dan social.
5.  Higiene mental dan Pendidikan
6.  Evaluasi hasil Pendidikan.
 Kemudian dari pada itu, terdapat pula metode-metode dalam psikologi pendidikan yang fungsinya adalah sebagi cara atau jalan yang digunakan untuk mencapai tujuan dari Psikologi Pendidikan.
 Metode-metode tersebut adalah
1.      Metode Observasi
2.      Metode Experimen dan Test]
3.      Metode Kuesioner dan Interview
4.      Metode Ilmiah
5.      Metode Diferensial
6.      Metode Klinis

3.2    SARAN
                    Penulis menyadari sebagai manusia biasa yang tak lepas dari kekurangan yang membawa ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat kostruktif demi kesempurnaannya dimasa mendatang.





























DAFTAR PUSTAKA

Dakir. 1993. Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Muhibbinsyah. 2001. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Drs. Ahmad thontowi. 1991. Psikologi Pendidikan. Angkasa. Bandung.
Drs. Abu Ahmadi, Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
www.goarticle.com
www.hitsuke.blogspot.com
                                                     





[1] Rujukan :
Dakir. 1993. Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Muhibbinsyah. 2001. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


[2] Rujukan
Drs. Ahmad thontowi. 1991. Psikologi Pendidikan. Angkasa. Bandung.
Drs. Abu Ahmadi, Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta : Rinek   

Author Image
AboutDika Ayu Rahmawati

Soratemplates is a blogger resources site is a provider of high quality blogger template with premium looking layout and robust design

1 comment: