ETIKA DAN
ESTETIKA BERBAHASA INDONESIA
DALAM FORUM
ILMIAH
Makalah ini di tulis sebagai salah satu tugas
Semester 1
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Dosen pengampu
:
Humaidi Abdillah.
M. Pd
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL FATTAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SIMAN- LAMONGAN
Desember 2015
|
i
|
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1.Latar
Belakang............................................................................................. 1
1.2.Rumusan
Masalah........................................................................................ 1
1.3.Tujuan........................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 3
2.1.Pengertian
Forum Ilmiah ............................................................................. 3
2.2.Jenis
– Jenis Berforum Ilmiah ..................................................................... 3
BAB III PENGERTIAN ETIKA DAN ESTETIKA DALAM FORUM
ILMIAH ............................................................................................................. 6....
3.1.Pengertian
Etika .......................................................................................... 6
3.2.Etika
Dalam Forum Ilmiah .......................................................................... 6
3.3.Pengertian
Estetika....................................................................................... 9
3.4.Estetika
Berbahasa Indonesia Dalam Forum Ilmiah.............................................................
9
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 11
4.1.
Kesimpulan
................................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 12
ii
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Forum ilmiah merupakan suatu kegiatan yang lazim dilakukan oleh
mahasiswa dalam dunia ilmiahnya. Kegiatan ini dilakukan untuk membicarakan mengenai
informasi ilmiah. Biasanya dilakukan dengan presentasi dan diskusi ilmiah. Presentasi
ilmiah ini berfungsi untuk menyebarkan informasi ilmiah. Karena mahasiswa
merupakan intelektual yang berkewajiban mengumpulkan ilmu yang dimilikinya,
kemahiran untuk melakukan forum ilmiah ini merupakan suatu kebutuhan. Agar
forum ilmiah dapat berjalan dengan efektif, maka diperlukan
suatu pengetahuan mengenai etika dan estetika berforum ilmiah, khususnya
dalam penggunaan bahasa Indonesia yang merupakan suatu media komunikasi
utama.
Etika merupakan suatu aturan, yaitu aturan penggunaan bahasa
Indonesia dalam forum ilmiah ini. Seperti halnya sebuah kehidupan, aturan ini
diperlukan untuk membatasi kesalahan khusunya dalam pemilihan kata dan
kalimat yang digunakan dalam berforum ilmiah. Mengetahui estetika berbahasa
Indonesia dalam forum Ilmiah ini juga sangat diperlukan,
guna menyempurnakan diskusi dalam suatu forum ilmiah. Oleh karena itu, makalah
ini disusun dengan harapan dapat digunakan sebagai pedoman mahasiswa dalam
melakukan forum ilmiah.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah forum ilmiah?
2. Apa
saja jenis forum ilmiah?
3. Bagaimana etika dalam
berforum ilmiah?
4. Bagaimana estetika dalam
berforum ilmiah?
1.3 Tujuan penelitian
1. Dapat
menambah wawasan tentang forum ilmiah.
2. Dapat
mengetahui berbagai jenis forum ilmiah.
3. Dapat
memahami cara etika dalam berforum ilmiah.
4. Dapat memahami
cara estetika dalam berforum ilmiah.
BAB II
FORUM ILMIAH
4.1.
Pengertian Forum Ilmiah
Forum ilmiah merupakan suatu pertemuan yang biasanya dilakukan
oleh mahasiswa ataupun pelaku pelaku-pelaku ilmiah lainnya, yang berfungsi
sebagai sarana penyebaran informasi ilmiah, baik secara konseptual maupun
prosedural. Dalam forum ilmiah, presentasi ilmiah merupakan suatu kegiatan yang
pasti dilakukan. Kegiatan itu berfungsi untuk menyebarkan
informasi ilmiah. Karena mahasiswa merupakan intelektual yang berkewajiban menyebarkan ilmu yang
dimilikinya, kemahiran untuk melakukan presentasi ilmiah merupakan suatu
kebutuhan. Agar presentasi ilmiah dapat berjalan dengan efektif, ada kiat-kiat
yang perlu diterapkan, yaitu : 1.Menarik perhatian dan minat pelaku ilmiah,
2.Menjaga agar presentasi tetap fokus pada masalah yang dibahas, 3.Menjaga
etika ketika tampil di depan forum ilmiah
2.2 Jenis-jenis Forum Ilmiah
Sebelum membahas lebih jauh mengenai forum ilmiah, berikut akan ditunjukkan
beberapa jenis dari forum ilmiah.
a. Diskusi Panel
Diskusi Panel merupakan suatu diskusi yang terdiri atas seorang
pemimpin, sejumlah peserta, dan beberapa pendengar. Dalam jenis diskusi ini
tempat duduk diatur sedemikian rupa sehingga pendengar dapat mengikuti
jalannya diskusi dengan seksama. Setelah berlangsung tanya jawab antara
pemimpin dan peserta, peserta dan pendengar, pemimpin merangkum hasil
tanya-jawab atau pembicaraan, kemudian mengajak pendengar ikut mendiskusikan
masalah tersebut sekitar separuh dari waktu yang tersedia.
b. Seminar
Pertemuan b yang biasanya diselenggarakan oleh
sekelompok mahasiswa dalam rangka melaporkan hasil penelitiannya, dan
umumnya di bawah bimbingan seorang dosen atau ahli. Tujuan diskusi
jenis ini tidak untuk memutuskan sesuatu. Seminar dapat bersifat
tertutup atau terbuka. Yang terakhir dapat dihadiri oleh umum, tetapi mereka tidak
ikut berdiskusi, melainkan hanya bertindak sebagai peninjau.
Untuk menyelenggarakan seminar harus dibentuk sebuah panitia.
Pembicara yang ditentukan sebelumnya, umumnya menguraikan gagasan atau topiknya
dalam bentuk kertas kerja.
c. Simposium
Pertemuan ilmiah untuk mengetengahkan atau membandingkan berbagai
pendapatatau sikap mengenai suatu masalah yang diajukan oleh sebuah panitia.
Uraian pendapat dalam simposium ini diajukan lewat kertas kerja yang
dinamakan prasaran. Dan beberapa prasaran yang disampaikan dalam simposioum
harus berhubungan.
d. Konferensi
Pertemuan yang diselenggarakan oleh suatu organisasi atau badan
resmi sehubungan dengan masalah tertentu. Jika konferensi hanya bertujuan
menyampaikan hasil keputusan suatu organisasi atau badan pemerintah mengenai
suatu masalah maka hal tersebut dinamakan dengar pendapat atau jumpa pers.
e . Lokakarya (Academic Workshop)
Suatu acara di mana beberapa orang berkumpul untuk memecahkan
masalah tertentu dan mencari solusinya. Sebuah lokakarya adalah pertemuan
ilmiah yang kecil.
f. Whole Group
Bentuk diskusi kelompok besar (pleno, klasikal, paripurna dan
sebagainya).
g . Buz Group
Diskusi kelompok kecil yang terdiri dari (4-5) orang.
h. Syndicate Group
Bentuk diskusi dengan cara membagi kelas menjadi beberapa kelompok
kecil yang terdiri dari (3-6) orang yang masing-masing melakukan tugas-tugas yang
berbeda.
i. Brain Storming
Diskusi iuran pendapat, yakni kelompok menyumbangkan ide baru
tanpa dinilai, dikritik, dianalisis yang dilaksanakan dengan cepat (waktu
pendek).
j. Informal Debate
Diskusi dengan cara membagi kelas menjadi 2 kelompok yang pro dan
kontra yang dalam diskusi ini diikuti dengan tangkisan dengan tata tertib yang
longgar agar diperoleh kajian yang dimensi dan kedalamannya tinggi.
Selanjutnya bila penyelesaian masalah tersebut dilakukan secara
sistematis disebut diskusi informal.Adapun langkah dalam diskusi informal
adalah :
(1) Menyampaikan problema; (2)
Pengumpulan data; (3) Alternatif penyelesaian; (4) Memlilih cara penyelesaian
yang terbaik.
k. Fish Bowl
Diskusi dengan beberapa orang peserta dipimpin oleh seorang ketua
mengadakan diskusi untuk mengambil keputusan. Diskusi model ini biasanya diatur
dengan tempat duduk melingkar dengan 2 atau 3 kursi kosong menghadap peserta
diskusi. Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi sehingga
seolah-olah peserta melihat ikan dalam mangkok.
l. Santiaji
Pertemuan yang diselenggarakan untuk memberikan pengarahan singkat
menjelang pelaksanaan suatu kegiatan.
m . Muktamar
Pertemuan para wakil organisasi mengambil keputusan mengenai
suatu masalah yang dihadapi bersama.
n. Diskusi Kelompok
Diskusi dengan anggota kelompok dalam suatu organisasi.
o. Bedah Buku
Kumpulan pakar-pakar ilmuwan untuk membicarakan hal-hal yg
menyangkut ilmu pengetahuan tertentu yg ada pada sebuah buku yg dianggap
sumber.
BAB III
ETIKA DAN ESTETIKA DALAM FORUM
ILMIAH
3.1 Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti
karakter, watak kesusilaan atau adat kebiasaan di mana etika berhubungan
erat dengan konsep individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau
evaluasi terhadap sesuatuyang telah dilakukan. Etika dimulai bila manusia
merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat- pendapat spontan kita.
Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis
kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah
diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan
sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah
etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah
laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga
tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika
melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.
3.2 Etika Dalam Berforum Ilmiah
Etika dalam Forum Ilmiah dalam konteks ini ditujukan
pada segi-segi moral dari segala sesuatu yang terjadi dan terdapat di dalam
teks dan dampak yang mungkin timbul dari teks itu. Dalam hal ini, penulis telah
terjadi perdebatan seru tentang bagaimana etika memproduksi teks dan
peranan yang hendaknya dimainkan oleh etika di dalam kehidupan dunia seni dan
media.
Dalam suatu forum Ilmiah,
sangat dibutuhkan sebuah komunikasi untuk menunjang kelangsungan di dalam
forum ilmiah tersebut. Berikut di bawah ini adalah beberapa etika dan
etiket dalam berkomunikasi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari pada
umumnya, yang juga dapat diterapkan dalam forum ilmiah:
1.
Jujur tidak berbohong
2.
Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan
3.
Lapang dada dalam berkomunikasi
4.
Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik
5.
Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien
6.
Tidak mudah emosi / emosional
7.
Berinisiatif sebagai pembuka dialog
8.
Berbahasa yang baik, ramah dan sopan
9.
Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan
10. Bertingkah laku yang baik.
Etika berkaitan dengan
keyakinan dan prinsip mengenai mana yang benar dan mana yang salah, serta mana
yang patut dan mana yang tidak patut. Satu nilai yang harus dipegang dalam
menjaga etika ketika berforum ilmiah adalah menjaga sikap agar tidak merugikan
orang lain. Kerugian mencakup hak atau kesempatan, kehilangan muka, dan
tersinggung perasaannya. Hak dalam forum ilmiah meliputihak bicara, hak membela
dan mempertahankan pendapatnya, serta hak untuk mendapatkan pengakuan.
Kehilangan muka dapat terjadi apabila aib atau kekurangan diungkapkan secara
vulgar. Sementara itu, apabila seseorang telah melakukan sesuatu yang sangat
berharga, ia mempunyai hak untuk mendapatkan pengakuan. Etika dalam forum
ilmiah harus dijaga agar tujuan forum tercapai dengan baik. Hal yang perlu
diperhatikan oleh penyaji dalam etika adalah kejujuran. Dalam dunia ilmiah,
kejujuran merupakan butir etis terpenting. Setiap orang wajib bersikap sangat
terbuka dalam segala hal menyangkut informasi yang disajikan. Jika menyajikan
data, penyaji harus secara jujur menyebutkan apakah data itu
hasil penelitiannya ataukah diambil dari sumber lain. Jika diambil dari
sumber lain, harus disebutkan secara lengkap sesuai dengan kelaziman dunia
ilmiah.
Adapun etika yang harus dijaga
oleh peserta antara lain adalah sebagai berikut. Pertama, setiap peserta
harus jujur pada diri sendiri. Artinya,dia akan bertanya jika memang tidak
tahu, akan mencari klasifikasi apabila masih bingung atau belum yakin,
akan mengecek apakah pemahamannya sudah benar ataukah belum, dan sebagainya. Selain itu, setiap peserta wajib
menghargai pendapat atau gagasan orang lain dalam hal ini mensyaratkan bahwa
dia wajib menyimak apabila ada orang yang berbicara atau bertanya.
Misalnya, ketika orang lain telah mengusulkan gagasan, dia tidak akan berbicara seolah-olah dialah pengusul pertama gagasan tersebut. Ketika pertanyaan telah diajukan oleh peserta
lain, dia tidak akan mengulangi pertanyaan tersebut. Ketika peserta lain telah
menyatakan sesuatu dan dia menyetujuinya, dia dapat mengungkapkan dukungannya. Terkait
dengan perilaku bertanya untuk memperoleh klarifikasi atau informasi, satu
kewajiban penanya adalah menyimak jawaban dari penyaji. Akan lebih bagus jika
penanya menunjukkan apresiasi positif terhadap jawaban yang telah diberikan.
Apabila dengan terpaksa penanya meninggalkan ruangan sebelum jawaban diberikan,
dia wajib meminta maaf dan meminta izin untuk meninggalkan ruangan. Jalannya
forum ilmiah banyak ditentukan oleh moderator sebagai pemandu. Etika yang harus
dijaganya adalah bahwa dia harus adil. Artinya, semua peserta sedapat-dapatnya
memperoleh kesempatan yang relatif sama dalam berpartisipasi aktif selama forum
berlangsung. Keseimbangan tempat duduk peserta dan kesetaraan gender harus
benar-benar dijaga. Demikian juga keseimbangan dalam hal waktu atau jumlah
pertanyaan yang boleh diajukan oleh peserta. Tidak kalah pentingnya, pemilihan
kata dan kalimat yang digunakan untuk berkomunikasi dalam forum ilmiahini juga
perlu dipertimbangan. Karena kata-kata yang kasar dan tidak formal bisa jadi menyinggung
perasaan peserta forum. Selain adil, seorang moderator juga harus menaati jadwal
atau waktu yang telah ditentukan. Pertama, moderator seyogyanya tidak terlalu
banyak mengambil waktu untuk berkomentar yang tidak fungsional. Kedua,
moderator harus mengatur waktu yang digunakan oleh semua pihak, baik
penyaji maupun peserta. Oleh sebab itu, moderator harus punya keberanian untuk
menginterupsi dengan santun pembicaraan seseorang agar tepat waktu. Semua
hal yang terungkap selama forum, baik inti uraian penyaji, pertanyaan, maupun
jawaban perlu dicatat secara rapi oleh notulis. Hasil catatan yang telah ditata
ringkas sebaiknya dicetak dan dibagikan minimal kepada semua orang yang
terlibat dalam forum tersebut. Hal ini memberi kesempatan bagi pemilik gagasan/konsep
untuk meluruskannya jika ada hal-hal yang kurang tepat. Teknisi wajib
memastikan bahwa peralatan teknologi yang digunakan bekerja dengan baik. Dia
harus melakukan cek terakhir sebelum forum dimulai dan secara teratur
mengontrol jalannya peralatan teknologi yang digunakan. Apabila terjadi sesuatu
pada teknologi, dia harus secara cepat bertindak menyelamatkan jalannya kegiatan.
3.3 Pengertian Estetika
Kata estetika berasal dari kata Aesthesis yang artinya perasaan
atau sensitifitas, karena memang pada awalnya pengertian itu berhubungan dengan
lidah dan perasaan. Dalam pengertian teknis, Estetika adalah ilmu keindahan
atau ilmu yang mempelajari keindahan, kecantikan secara umum. Pengertian ini
berdasarkan kepada, bila kita memandang sesuatu secara umum, maka obyek
itu dapat memberikan rasa senang, puas dan sebagainya yang sejalur dengan kata
tersebut, maka dapat dikatakan obyek yang dipandang itu mengandung keindahan. Estetika
secara sederhana adalah ilmu yang membahas keindahan bagaimana ia bisa
terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Pembahasan lebih lanjut
mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris,
yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan
cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.
3.4 Estetika Berbahasa Indonesia dalam Forum
Ilmiah
Meskipun awalnya sesuatu yang indah dinilai dari aspek teknis
dalam membentuk suatu karya, namun perubahan pola pikir dalam masyarakat akan
turut mempengaruhi penilaian terhadap keindahan. Misalnya pada masa romantisme
di Perancis, keindahan berarti kemampuan menyajikan sebuah keagungan. Pada masa
realisme, keindahan berarti kemampuan menyajikan sesuatu dalam keadaan apa adanya.
Dalam suatu forum ilmiah, kegiatan yang sangat ditonjolkan adalah kemampuan
berkomunikasi. Keberhasilan suatu forum ilmiah adalah, jika pelaku ilmiah
dapat berkomunikasi secara baik dan benar, sehingga informasi ilmiah juga dapat
tersampaikan secara optimal pula. Kemampuan berkomunikasi yang baik bisa menjadi
keindahan tersendiri dalam jalannya suatu forum ilmiah. Berikut adalah contoh teknik komunikasi yang
baik :
·
Menggunakan kata dan kalimat yang baik menyesuaikan dengan
lingkungan
·
Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh lawan bicara
·
Menatap mata lawan bicara dengan lembut
·
Memberikan ekspresi wajah yang ramah dan murah senyum
·
Menggunakan gerakan tubuh / gesture yang sopan dan wajar
·
Bertingkah laku yang baik dan ramah terhadap lawan bicara
·
Memakai pakaian yang rapi, menutup aurat dan sesuai sikon
·
Tidak mudah terpancing emosi lawan bicara
·
Menerima segala perbedaan pendapat atau perselisihan yang terjadi
·
Mampu menempatkan diri dan menyesuaikan gaya komunikasi sesuai dengan karakteristik lawan bicara.
·
Menggunakan volume, nada, intonasi suara serta kecepatan bicara
yang baik.
·
Menggunakan komunikasi non verbal yang baik sesuai budaya yang
berlaku seperti berjabat tangan, merunduk, hormat atau semacamnya.
Dalam konteks bahasa Indonesia, contoh nilai keindahan dapat
dicontohkan dengan karya puisi. Puisi menggunakan kata-kata yang indah,
pembawaannya lembut dan berirama. Begitu halnya dalam berforum ilmiah, akan
terlihat lebih indah jika pelaku dalam forum tersebut, baik moderator, audience maupun penyaji menyajikan karya ilmiah nya dengan komunikasi yang baik.
Diantaranya adalah, pemilihan kata-kata yang formal dan santun, penyusunan
kalimat yang baik dan teratur, juga penyajian kata-kata yang lembut namun tetap
tegas dan jelas. Penambahan senyuman dalam suatu forum ilmiah seperti halnya
suatu aksen yang dapat memperindah jalannya diskusi dalam forum ilmiah tersebut.
BAB IV
PENUTUP
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa suatu forum ilmiah merupakan pertemuan
dilakukan oleh mahasiswa ataupun pelaku-pelaku ilmiah lainnya, yang berfungsi
sebagai sarana penyebaran informasi ilmiah. Dalam forum ilmiah, presentasi
ilmiah merupakan suatu kegiatan yang pasti dilakukan. Sebab mahasiswa merupakan
intelektual yang berkewajiban menyebarkan ilmu yang
dimilikinya, kemahiran untuk melakukan presentasi ilmiah merupakan
suatu kebutuhan. Oleh karena itu, untuk penyempurnaan kegiatan di forum ilmiah,
diperlukan aturan-aturan yang harus dipenuhi. Adapun etika yang harus dijaga
oleh peserta antara lain adalah sebagai berikut. Pertama, setiap peserta harus
jujur pada diri sendiri. Artinya, dia akan bertanya jika memang tidak tahu, akan
mencari klasifikasi apabila masih bingung atau belum yakin, akan mengecek
apakah pemahamannya sudah benar ataukah belum, dan sebagainya. Selain itu, setiap
peserta wajib menghargai pendapat atau gagasan orang lain dalam hal ini
mensyaratkan bahwa dia wajib menyimak apabila ada orang yang berbicara atau
bertanya. Misalnya, ketika orang lain telah mengusulkan gagasan, dia tidak akan
berbicara seolah-olah dialah pengusul pertama gagasan tersebut. Dalam
suatu forum ilmiah, kegiatan yang sangat ditonjolkan adalah kemampuan
berkomunikasi.
Keberhasilan suatu forum ilmiah adalah,
jika pelaku ilmiah dapat berkomunikasi secara baik dan benar, sehingga
informasi ilmiah juga dapat tersampaikan secara optimal pula. Kemampuan
berkomunikasi yang baik bisa menjadi keindahan tersendiri dalam jalannya suatu
forum ilmiah. Dalam konteks bahasa Indonesia, contoh nilai keindahan dapat
dicontohkan dengan karya puisi. Puisi menggunakan kata-kata yang indah,
pembawaannya lembut dan berirama. Begitu halnya dalam berforum ilmiah, akan
terlihat lebih indah jika pelaku dalam
forum tersebut, baik moderator, audience maupun penyaji
menyajikan karya ilmiahnya dengan komunikasi yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2012. http://www.scribd.com/edwienk/d/54506807-Forum-Ilmiah Diakses pada tanggal 8 Maret 2012.