Thursday, January 10, 2019

Bagaimana Pengaruh Media Sosial Terhadap Pemilu?

0

Pengaruh Media Sosial Terhadap Pemilu


Di era globalisasi saat ini, di mana semua serba teknologi sehingga sangat berpengaruh sekali terhadap kehidupan manusia. Perkembangan teknologi dan informasi yang sangat populer di lingkungan masyarakat saat ini adalah Media Sosial. Saat ini media sosial sudah menjadi kebutuhan primer (pokok) bagi semua orang. Jejaring media sosial yang digunakan oleh masyarakat banyak jenisnya diantaranya facebook, twitter, instagram, whatsapp dan lain-lain.

Penggunaan media sosial akan berdampak secara positif jika ia dikelola secara cermat. Dengan media sosial manusia dapat melakukan banyak hal dengan lebih mudah dan instan. Sejak hadirnya internet, dengan mudah mendapatkan mengakses berbagai informasi dari berbagai media sosial. Tak hanya informasi, media sosial juga dapat mendekatkan kita dengan keluarga dan teman yang berada jauh dari kita (berkomunikasi). Selain hal tersebut, banyak juga orang-orang yang memanfaatkan media sosial sebagai lahan mencari uang. Dengan menggunakan skill yang dimilikinya, sehingga bisa memperoleh penghasilan (uang) dari media sosial. Mulai dari mengembangkan blog, website, jual beli online, endorse dan masih banyak lagi. Hal tersebut juga mengakibatkan banyak orang yang menggunakan media sosial dari berbagi kelompok umur dan dari berbagai kalangan mulai dari rakyat biasa hingga para pejabat pemerintah. Sehingga dalam hal tersebut, media sosial juga berperan dalam dunia politik, seperti saat pelaksanaan pemilihan umum terkhususnya saat ini yaitu pilpres 2019.

Semakin banyaknya pengguna media sosial, para calon pejabat pun tertarik untuk memanfaatkan sosial media. Sehingga banyak menganggapan media sosial ini lebih efektif untuk dijadikan tempat menarik simpati masyarakat. Para pelaku politik berlomba-lomba menunjukkan apa yang akan mereka lakukan jika mereka nantinya duduk di kursi pemerintahan. Tidak cukup sampai disitu, para calon pejabat pun kerap menyeret berbagai artis dari kalangan papan atas guna memprosikan dirinya melalui akun-akun artis tersebut. Sehingga calon penjabat tersebu, bisa mendongkrak kepopuleritasannya dari dari artis-artis atau akun media sosial dengan jumlah pengikut yang banyak.

Selain itu, media sosial bisa digunakan untuk komunikasi dua arah. Dengan berbagai fasilitas yang ada di media sosial, masyarakat juga bisa dengan mudah menyampaikan aspirasinya dengan mengirim pesan melalui kolom komentar akun dari para calon pejabat. Hanya dengan mengetik, masyarakat sudah bisa menyampaikan pesan kepada calon pejabat tersebut. Sehingga masyarakat dapat dengan mudah menggunakan haknya untuk menyuarakan pendapat. Dengan begitu, para calon pejabat juga akan mengetahui apa sebenarnya program yang diinginkan oleh masyarakat. Tak heran jika banyak pejabat yang terpilih adalah mereka yang aktif dalam media sosial dibandingkan yang tidak aktif dalam media sosial. Masyarakat menganggap para pejabat tersebut lebih memerhatikan masyarakat.

Walaupun demikian terkadang media sosial pun juga dapat menjadi sisi negatif dari pilar demokrasi. Pertama, manakala pemberitaan yang dimuat media massa tidak berdasarkan fakta dan sumber terpercaya sehingga berita tersebut malah menjadi fitnah dan menimbulkan keresahan bagi masyarakat atau yang biasa dikenal dengan sebutan “HOAX”. Kedua, apabila kantor berita media tersebut dikuasai oleh perorangan dan kelompok yang berusaha menjadikan media massanya menjadi keuntungan bagi dirinya dan merugikan kepentingan masyarakat. Semisal ketika berita tersebut dapat merugikan dirinya maka beritanya tidak dimuat. Sedang ketika beritanya merugikan kelompok lain dan menguntungkan dirinya maka berita tersebut disampaikan secara besar-besaran. Media massa akhirnya menjadi alat kekuasaan bagi yang memilikinya tetapi tidak menjadi media yang berperan bagi kepentingan masyarakat. Ketiga, apabila media massa tidak peka dan sensitif terhadap nilai–nilai masyarakat maka media justru akan memicu konflik sosial dan kerusuhan karena adanya pemberitaan dari media massa yang memicu terjadinya hal tersebut.

Melalui sosial, oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab (oknum yang tidak suka dengan lawan pejabat) juga dapat menyebarkan ide dan gagasan radikal, menebar kebencian, dan merusak perdamaian. Mereka memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan isu-isu yang tidak benar agar pejabat yang mereka dukung bisa meraih kemenangan dalam pemilu. Kehadiran internet dan media sosial dapat meningkatkan partisipasi masyarakat terkait dengan isu-isu publik. Kondisi ini menyebabkan peran media sebagai pilar ke-empat demokrasi semakin terancam.  Melalui  Facebook dan Twitter, masyarakat bisa menggalang kekuatan sendiri untuk menolak kebijakan pemerintah yang dirasakan bertentangan dengan hati nurani masyarakat. 

Maka dapat dikatakan sosial media sangat berpengaruh terdapat pemilu. Sehingga hal yang perlu kita lakukan adalah lebih berhati-hati dalam menerima informasi di media sosial. Kita tidak boleh cepat percaya terhadap suatu isu sebelum isu tersebut terbukti kebenarannya.
Author Image
AboutDika Ayu Rahmawati

Soratemplates is a blogger resources site is a provider of high quality blogger template with premium looking layout and robust design

No comments:

Post a Comment